Pratma Julia Sunjandari: Berbagai Rancangan Program Disusun untuk Hancurkan Bangunan Keluarga Muslim
HTI Press, Jakarta. Berbagai rancangan program yang memiliki kekuatan global, telah disusun untuk menghancurkan bangunan keluarga Muslim.
“Dunia internasional, yang dikendalikan Trans National Corporation, telah meminjam tangan PBB, lembaga filantropis dan tentu saja berbagai pemerintah Muslim bersatu padu menyusun program-program feminis yang bertujuan untuk ‘tadmirul usrotil muslimin’. Ya, menghancurkan keluarga Muslim,” ungkap Pratma Julia Sunjandari, Ketua Lajnah Siyasi DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), kepada HTI Press, melalui Whatsapp, Selasa (15/11/2016).
Pratma melihat, proses kehancuran akan terjadi secara perlahan, hingga amat sedikit penghuni keluarga menyadari bahwa peran tiap anggotanya diputarbalikkan, sesuai blue print kesetaraan gender yang tertuang dalam ‘kitab suci’ kaum feminis seperti CEDAW (Convention on The Elimination Of All Forms Of Diskrimination Against Women) dan BPfA (Beijing Platform for Action).
Pratma mengatakan, “Perusakan peran itu terjadi secara simultan seperti realita yang sekarang terjadi, perempuan sebagai pencari nafkah (bread winner), pengasuhan bisa dilakukan siapa saja (tidak lagi menerapkan prinsip hadlanah sesuai syariat Islam), pendidikan tidak berbasis dalam rumah (tapi dominan dilakukan oleh lembaga), pemimpin rumah tangga berlaku demokratis (tak boleh ada dominasi ayah), dan sebagainya.”
Dalih yang mengemuka, kata Pratma, karena mereka harus bertahan dalam dunia yang semakin keras dengan mengamankan aset-aset ekonomi demi kebutuhan keluarga.
“Namun, mereka lupa bila pun ekonomi mereka mapan, keluarga mereka tetap saja berpotensi mengalami guncangan. Yang membuat penghuninya tak ragu berjual beli dengan kemashlatahan hingga menggadai akidah dan ketundukannya pada syariat,” terangnya.
Pratma menyebut, hal ini terjadi di seluruh pelosok negeri Muslim, dikarenakan kaum Muslim tak pandai dalam memaknai ajaran Islam dan menafsirkannya sesuai kebutuhan.
“Inilah bencana! Saat keluarga-keluarga yang ada mulai abai akan petunjuk Allah, meninggalkan warisan Rasulullah saw. demi bermesraan dengan dunia. Inilah awal kehancuran keluarga,” tegasnya.
Sehingga, menurut Pratma, dalam sistem demokrasi kapitalistik, keluarga sebagai basis utama pembentukan generasi masa depan, sulit diharapkan memiliki ketahanan yang prima dengan berbagai macam rancangan program yang sejatinya bertujuan untuk menghancurkan keluarga Muslim.
“Jadi, tidak cukup hanya bertumpu pada individu-individu yang ada di dalamnya, sekalipun mereka shalih dan bervisi membangun peradaban masa depan,” pungkasnya.[] Novita M Noer