Negara, Pelindung Ketahanan Keluarga
HTI Press, Bandung. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Jawa Barat (Jabar) kembali menggelar kajian umum bulanan Majelis Taklim Rindu Syariah pada Ahad (4/12/2016) dengan tema “Mengembalikan Peran Negara sebagai Pelindung Ketahanan Keluarga” di Aula Mesjid Raya Alun-alun Bandung. Tidak kurang dari 80 peserta hadir dari Kota dan Kabupaten Bandung, serta Cimahi dengan narasumber Nurul Hidayani, S.P. (Ketua Lajnah Faaliyah MHTI DPD I Jabar).
Ustadzah Nurul Hidayani mengungkapkan, masalah yang terjadi saat ini, seperti pergaulan bebas, aborsi, kriminal remaja, anak putus sekolah, tawuran, selingkuh, perceraian serta kekerasan seksual pada anak semua karena keluarga yang rapuh, bermasalah, dan juga karena sistem yang rusak. Adanya kondisi seperti rapuhnya pemahaman agama, kemiskinan, pornografi, media maupun kurikulum pendidikan yang sekuler sangat mempengaruhi ketahanan keluarga saat ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, harus ada upaya untuk memperbaiki kondisi yang ada dan menguatkan ketahanan keluarga, semua itu tentu membutuhkan peran negara. Negara pula yang berperan mengatasi pornografi dan pornoaksi, mengentaskan kemiskinan, dan berbagai masalah lainnya.
Beliau menjelaskan, bahwa Islam mengatur tugas negara, di antaranya yaitu, 1. Negara berfungsi mengatur urusan rakyat dengan aturan syariat Islam demi kepentingan dan maslahat rakyat; 2. Negara berkuasa dan berwenang memaksa setiap warga negara untuk mematuhi hukum yang diberlakukan; 3. Negara akan memberikan sanksi kepada siapa saja yang melanggar hukum yang berlaku agar fungsi negara dan masyarakat berjalan dengan baik; 4. Negara bersikap adil kepada seluruh warga negara, baik Muslim maupun kafir dzimmy, laki-laki maupun perempuan.
Dalam Islam, kata dia, negara ini dinamakan Khilafah, suatu institusi politik yang mengatur urusan umat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Khilafah-lah yang akan menjaga iman masyarakat, mewujudkan lingkungan yang Islami dan memberikan sanksi yang tegas. Maka dengan penerapan Islam secara kaffah, akan terwujud keluarga kokoh. “Semua itu tentu hanya dengan penegakkan Khilafah Islamiyyah,” tegasnya.
Di akhir pemaparannya, beliau mengajak ibu-ibu yang hadir untuk mengambil bagian dalam berjuang, mengembalikan fungsi negara dengan cara memperdalam pemahaman Islam, menggencarkan opini Islam, memasifkan dakwah Islam, dan menderaskan muhasabah lil hukam.[]