Kantor berita BBC, edisi 3 Desember 2016, mengutip pernyataan seorang pemimpin di salah satu faksi oposisi di Aleppo yang mengatakan pada hari Sabtu bahwa para pemimpin faksi tidak akan pernah menyerahkan bagian timur kota kepada tentara Suriah. Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul pengumuman Rusia tentang kesediaannya untuk berkonsultasi dengan Amerika Serikat terkait penarikan semua militan oposisi dari kawasan itu.
Kantor berita Reuters mengutip dari Zakaria Malahafji, Kepala Departemen Politik Faksi Oposisi “Fastaqim”, dimana ia mengatakan di Turki, “Aku bertanya kepada faksi-faksi dan mereka berkata kami tidak akan menyerah.”
Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Para komandan militer di Aleppo mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan kota, dan tidak ada masalah dengan ide membuka koridor yang aman bagi warga sipil untuk meninggalkannya, namun para militan tidak akan pernah meninggalkan Aleppo.”
Sementara itu, utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura menyatakan harapan tentang kemungkinan masuk ke “formula” yang akan menghindari “pertempuran sengit” di Aleppo, di mana pasukan pemerintah tengah melancarkan serangan brutal yang bertujuan untuk mendapatkan kembali kontrol atas seluruh kota dari tangan para oposisi.
De Mistura mengatakan bahwa pertempuran Aleppo tidak akan berlanjut untuk waktu yang lama. Ia menambahkan, “Bahkan, Aleppo sendiri tidak akan bertahan untuk waktu yang lama.”
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa negaranya siap untuk berkonsultasi dengan Amerika Serikat terkait penarikan semua militan oposisi dari Aleppo.
Namun seorang pemimpin oposisi mengatakan bahwa pernyataan Lavrov ini akan melemahkan perjanjian yang telah dibuat setelah pembicaraan di Ankara antara perwakilan dari Rusia dan oposisi Suriah.
Dalam hal ini, ada tiga poin yang harus dikatakan:
Pertama, ketika banyak kesulitan, maka para pemimpin front akan menemukan logam Islam yang jernih dan murni, yang menolak penghinaan, dengan kesiapan untuk menjemput syahid, begitulah situasi mereka di Aleppo.
Kedua, sebaliknya para pemimpin politik yang bersembuyi di hotel Ankara dan berjalan dengan solusi Amerika tidak bisa memberi arahan, dan mereka hanyalah unsur penghalang. Sementara pemimpin yang disebutkan tengah melakukan kontak dari Turki dengan kelompok-kelompok pejuang di Aleppo meminta untuk memenuhi persyaratan tuannya di Turki (Amerika), kemudian berubahlah sikap Lavrov. Namun sikap para pemimpin politik itu tetap digadaikan pada kaum kafir melalui Godfather Turki.
Ketiga, berbagai berita yang datang dari Aleppo bagi Mistura, Lavrov dan Kerry tidak akan berlanjut, dan hari-hari akan berputar, namun Allah bersama mereka yang ikhlas (kantor berita HT, 07/12/2016).