Peduli Generasi, MHTI Kunjungi Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN
HTI Press, Jakarta. Sebagai wujud kepedulian terhadap masalah bangsa, khususnya yang terkait dengan generasi, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) mengunjungi Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Jakarta, pada Jumat (2/12/2016). Delegasi dipimpin dr. Arum Harjanti (Lajnah Siyasi DPP MHTI) dan beranggotakan dr. Estyningtias Prihatiningsih (Lajnah Siyasi DPP MHTI), Putri Ria Angelina, MPd (Lajnah Khusus Sekolah DPP MHTI) serta Sely Selviana, S.Pd (Lajnah Khusus Mahasiswa DKI).
Delegasi diterima oleh Ibu Ir. Siti Fathonah, MPH (Direktur Bina Ketahanan Remaja) beserta staf, Ibu Niken. Ibu Fathonah memaparkan, bahwa direktorat yang beliau pimpin terfokus pada 4 macam bidang pembinaan remaja, yakni kesehatan reproduksi remaja, life skill (pengembangan diri remaja), persiapan kehidupan berkeluarga (khusus untuk usia 19-24), serta kependudukan dan pembangunan keluarga (untuk memahami 8 fungsi keluarga). Selain itu, juga membina orangtua tentang cara berkomunikasi dengan baik dengan remaja, memahami gizi remaja, dan menanamkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Delegasi MHTI memaparkan, aktifitasnya dalam mengubah pemikiran demi menjadikan Islam sebagai pedoman seluruh aspek kehidupan. Metode yang dilakukan MHTI melalui penyadaran yang dilakukan tanpa kekerasan dan mengedepankan aspek politik.
MHTI menyampaikan, bahwa politik yang dimaksudkan adalah dalam makna pengaturan urusan umat. Artinya, semua urusan umat harus diatur dengan Islam, tidak hanya ibadahnya saja. Secara khusus, MHTI memberi perhatian utama pada persoalan perempuan, keluarga, dan generasi. Delegasi menyampaikan keprihatinan akan kerapuhan ketahanan keluarga yang disebabkan oleh berbagai kondisi. Perhatian MHTI, salah satunya melalui pelaksanaan Kongres Ibu Nusantara (KIN) untuk yang ke-4.
Ibu Fathonah menyambut baik undangan tersebut dan menilai tema “Negara Soko Guru Ketahanan Keluarga” adalah tema yang menarik. Beliau berkomentar, “Biasanya kan keluarga baik negara akan baik, ini dibalik.”
MHTI merespon, bahwa seharusnya peran negara adalah melayani, sehingga keluarga akan baik jika negaranya baik. Beliau sepakat bahwa seharusnya memang negara itu melayani.
Mengenai kondisi remaja saat ini, Ibu Fathonah menyampaikan, program BKKBN mengenai kampanye pencegahan pernikahan anak, karena ‘anak’ dinilai kurang matang. Sementara, MHTI memiliki Lajnah Khusus Sekolah (LKS) yang bertujuan menjadikan remaja muslim, tidak hanya prestatif tapi juga taat pada Allah. Salah satu cara mewujudkannya adalah melaksanakan Muslim Youth Movement 2016 di 70 kota se-Indonesia pada November lalu.
Demikian pula dengan sasaran dewasa muda, yakni mahasiswa. Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM) secara khusus memberi penyadaran akan peran mahasiswa bahwa orientasi studi tidak hanya untuk bekerja, namun harus berislam secara kaffah, dalam seluruh aspek kehidupan. Ibu Fathonah menyatakan, kalau dikembalikan kepada keyakinan kita memang harus seperti itu.
Kunjungan hangat tersebut diakhiri dengan keinginan beliau bertandang ke Kantor DPP MHTI. []