Dari Abu Musa al-Asy’ari radliyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَطُوفُ الرَّجُلُ فِيهِ بِالصَّدَقَةِ مِنْ الذَّهَبِ ثُمَّ لَا يَجِدُ أَحَدًا يَأْخُذُهَا مِنْهُ وَيُرَى الرَّجُلُ الْوَاحِدُ يَتْبَعُهُ أَرْبَعُونَ امْرَأَةً يَلُذْنَ بِهِ مِنْ قِلَّةِ الرِّجَالِ وَكَثْرَةِ النِّسَاءِ.
“Sungguh akan datang suatu zaman dimana ada seorang lelaki yang berkeliling menawarkan sedekah berupa emas, namun ia tidak mendapatkan seorangpun yang sudi mengambilnya. Dan akan ada seorang lelaki yang diikuti oleh empat puluh wanita yang ingin merasakan kenikmatan bersamanya karena saking sedikitnya jumlah kaum lelaki saat itu dan banyaknya jumlah kaum wanita.” (HR. Muslim).
Sesungguhnya firman terbaik adalah firman Allah subhānahu wa ta’āla, dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi-Nya ‘alaihi al-shalātu wa al-salāmu, Muhammad bin Abdullah. Ammā ba’du:
Hadits yang mulia ini memberitahu kita tentang hal-hal yang belum terjadi sebelumnya dan ada pada saat disabdakannya. Sehingga ini menunjukkan bahwa zaman atau masa itu akan berganti dan berubah, dimana akan terjadi pada kami dan sejarah kemanusiaan bahwa semua manusia menjadi kaya dan sedekah berlimpah, akibatnya tidak ada seorangpun yang mengambilnya serta berhak mendapatkannya. Dan, jika hadits ini menunjukkan pada sesuatu, maka itu menunjukkan bahwa kepemilikan umat yang tengah dijarah dan dirampas oleh orang-orang kafir dan para anteknya akan kembali dimilikinya, sehingga tidak ada seorangpun yang membutuhkan sesuatu karena kekayaan dan kemegahan sedang menyelimutinya, yaitu kehidupan mulia yang didapatinya di bawah naungan sistem pemerintahan Islam yang agung, sehingga terjadi suatau masa dimana seorang memanggil: “Adakah orang yang menginginkan sedekah?” Namun tidak satu pun yang meresponsnya, karena sudah tidak ada seorangpun yang membutuhkannya.
Hal lain yang menjadi kabar baiknya adalah akan kembalinya pemerintahan Islam, yaitu dengan penyebutan emas, di mana sistem keuangan Islam adalah satu-satunya yang didasarkan pada emas dan perak, bahkan sistem perekonomian ini rusak setelah dengan sengaja meninggalkannya.
Juga, ada catatan lain yang menjadi kabar baiknya pula, yaitu akan kembalinya jihad dan peperangan di jalan Allah, serta penaklukan-penaklukan di mana kami selama hampir satu abad tidak dapat melakukannya, hal ini digambarkan oleh hadits ini bahwa perempuan tidak akan menemukan laki-laki karena sedikitnya laki-laki bukan karena banyaknya perempuan, di mana sedikitnya laki-laki ini terjadi akibat dari jihad dan peperangan yang intensif dilakukan.
Hal-hal tersebut belum terjadi, namun, insya Allah, akan terjadi dalam waktu dekat di masa depan, dan kami berharap agar kami bisa merasakannya. Dalam hal ini, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa zaman itu sudah dekat, di mana sistem perekonomian Islam akan kembali, dan para pemuda akan bersegera untuk berjihad demi menyebarkan Islam.
Jadi, hal ini tidak memberi ruang bagi mereka yang skeptis atau mereka yang jiwanya lemah untuk mengingkari fakta-fakta yang pasti, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan dengan sesutau tertentu, yang artinya bahwa semua itu akan terlihat dengan jelas.
Juga, Allah subhānahu wa ta’āla telah membuat Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa sabar, dengan memberitahukan apa yang akan terjadi padanya dan umatnya, yaitu prestise, kemuliaan dan kedudukan tinggi. Di sini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kabar gembira kepada kami dengan sesuatu yang menjadikan kami sabar, yaitu kemuliaan dan kedudukan tinggi, sementara kewajiban kami adalah mengikuti tharīqah (metode) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar kami sampai ke daratan dengan aman dan selamat dari berbagai kemaksiatan.
Kami memohon kepada Allah agar kami merasakan zaman yang penuh kedamaian, ketentraman, dan semua hal kembali normal, sehingga kebaikan menyelimuti seluruh negeri dan rakyatnya, Allahumma Āmīn. [DR Maher Shalih]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 12/12/2016.