Dedeh Wahidah Achmad: Negara Gagal Lindungi Keluarga dari Kerusakan Nilai
HTI Press. Jakarta. Ketahanan keluarga merupakan pilar ketahanan masyarakat dan bangsa. Karenanya, mewujudkan ketahanan keluarga menjadi perkara yang sangat urgen. Bentuk apapun yang mengancam ketahanan keluarga harus diwaspadai dan diupayakan penyelesaiannya.
“Saat ini terdapat serangan ide-ide yang mengancam keluarga Muslim, yaitu feminisme, liberalisme, dan deradikalisasi. Berbagai persoalan yang menimpa keluarga sejatinya merupakan dampak dari serangan pemikiran itu,” ungkap Ketua Lajnah Tsaqofiyah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI), Ir. Dedeh Wahidah Achmad, dalam Konferensi Pers ‘Risalah Akhir Tahun 2016 (RATU) MHTI bertajuk “Menggugat Peran Negara Dalam Ketahanan Keluarga” di Sofyan Inn, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).
Dedeh melihat, berkembangnya pemikiran yang mengancam ketahanan keluarga tak lepas dari pengaruh dan peran negara.
“Negara gagal melindungi keluarga dari kerusakan nilai melalui massifitas ide liberalisasi, feminisme, dan deradikalisasi. Ketiganya ini telah melemahkan dan merusak ketahanan keluarga dan menjadi ancaman serius,” terangnya di hadapan puluhan peserta dari berbagai kalangan yang hadir.
Sejatinya, semua serangan itu menurut Dedeh, tak akan massif jika saja negara memainkan perannya secara benar. Bukan malah memberi fasilitas dan angin segar bagi berkembangnya semua paham dan upaya merusak penanaman nilai Islam pada mayoritas keluarga Indonesia. Pada akhirnya hancurlah ketahanan keluarga.
“Ketiga ide rusak yang menyerang kita itu tidak mungkin dihadapi sendirian. Negaralah yang harus hadir menjadi pelindung kita, ra’in kita. Dengan hadirnya perlindungan negara, ide-ide tersebut bisa dilawan,” tegasnya .
Menurutnya, hanya negara yang mendasarkan pada hukum syariah saja yang akan mampu memainkan peran idealnya sebagai pilar menuju terwujudnya ketahanan keluarga.
“Solusi tuntas bagi persoalan kerapuhan keluarga adalah berjuang bersama menegakkan Khilafah yang akan secara nyata menghadirkan negara sebagai soko guru bagi ketahanan keluarga. Itulah tugas kita saat ini,” pungkasnya. [] Novita M Noer