Konferensi Pers MHTI Jabar: Menggugat Peran Negara dalam Ketahanan Keluarga
HTI Press. Bandung. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I Jawa Barat menggelar Konferensi Pers bertajuk “Menggugat Peran Negara dalam Ketahanan Keluarga” di Kantor Muslimah HTI Jawa Barat, Kamis (15/12/2016). Konpers ini dihadiri oleh beberapa pers dari media daerah sekitar Bandung, tokoh pendidikan serta mubalighah.
Ustadzah Nurul Hidayani, Ketua Lajnah Faaliyah MHTI Jabar menyampaikn di awal Konpers, “Muslimah HTI memandang pemerintah sudah melakukan serentetan kedzaliman kepada masyarakat dalam pelayanan publik dan jaminan kebutuhan dasar. Mengorbankan hak jutaan rakyat baik di bidang kesehatan seperti JKN, BPJS yang merupakan bagian dari kapitalisasi kesehatan”.
Sementara di bidang pendidikan, lanjutnya, yaitu dengan MBS, BLU, PTN BH, World Class University (WCU) dimana universitas mengejar standar dunia dan targetnya adalah lulusan pendidikan menjadi mesin penggerak industrialisasi.
Kemudian, di bidang pangan, perumahan, keamanan, layanan transportasi. Pemerintah lemah membentengi keluarga dan tidak mampu melindungi masyarakat dari berbagai tekanan asing.
Hal ini dibuktikan dengan berbagai hal di antaranya yaitu yang pertama, tidak mandiri merespon tekanan lembaga internasional. Kedua, banyaknya ratifikasi atas konvensi global terkait perempuan, keluarga dan generasi tanpa menimbang pertentangannya dengan Syariat Islam. Hal ini menjadikan keluarga muslim makin jauh dari Syariah Islam. Ketiga, peningkatan keterlibatan perempuan di sektor publik menuju konsepsi planet 50:50 sangat besar pengaruhnya terhadap rapuhnya ketahanan keluarga. Keempat, kontradiksi sikap pemerintah maksudnya berbagai masalah besar yang seharusnya diselesaikan oleh negara, justru diserahkan pada keluarga. Jelas ini merupakan masalah sistemik yang penyebab semua itu adalah karena penerapan sistem bukan Islam.
Muslimah HTI melihat, bahwa di tengah masyarakat berbagai pemikiran asing seperti pemikiran feminisme, liberalisme maupun program deradikalisasi sudah demikian lama mengurat akar. Serangan berbagai pemikiran asing yang merusak ketahanan keluarga menunjukkan bahwa negara gagal mewujudkan ketahanan keluarga dan melindungi keluarga dari kerusakan nilai.
Ini merupakan permasalahan sistemik, dengan demikian problem sistemik yang menimpa ketahanan keluarga tidak akan mampu diselesaikan di tingkat individual, keluarga atau komunitas, gerakan intelektual tertentu saja. Perlu ada solusi paripurna yang mampu menuntaskan problem ini, yaitu hanya solusi yang bersifat sistemik dengan peran besar negara yang menerapkan syariah Islam secara kaffah dengan penegakkan Khilafah.
Muslimah HTI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama mewujudkan dan menegakkan Khilafah yang akan menjadi soko guru ketahanan keluarga.[]