Seribu Perempuan Peduli Negeri Hadiri KIN ke-4 Makassar
HTI Press. Makassar. Seribu perempuan dari kalangan ibu rumah tangga, majelis taklim, aktifis mahasiswa, muballighah, tokoh intelektual, ormas islam, dan insan pers sejak pukul 07.00 WITA penuhi Graha Pena Makassar demi menghadiri Kongres Ibu Nusantara (KIN) ke-4, Ahad (18/12/2016).
KIN adalah sebuah agenda anual yang diadakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) sejak 2013. Dengan mengusung tema “Negara Soko Guru Ketahanan Keluarga” merupakan tema yang berskala nasional sebagai wujud kepedulian MHTI terhadap kondisi perempuan yang saat ini berada jauh dari peran dan fungsinya, ditambah dengan berbagai problematika yang dihadapi.
Kongres ini diawali dengan pembacaan tilawah Quran yang mengingatkan betapa besar perhatian Islam terhadap ketahanan keluarga. Dilanjutkan lantunan nasyid oleh anak-anak HSG Khoiru Ummah.
Pemateri pertama, Ustadzah Indo Etung, SE, membawakan materi Liberalisasi Penghancur Ketahanan Keluarga. Dengan pemaparan materi tersebut, tergambar bahwa kebebasan merupakan racun yang secara sadar ataupun tidak, mampu menghancurkan ketahanan keluarga.
Sebagai pemateri kedua, Ustadzah Hariani Ummu Rifqy. Secara tegas beliau menyampaikan kedudukan pendidikan di mata Islam yang diposisikan sebagai salah satu hajat masyarakat yang harus dipenuhi, bukan hanya dinikmati oleh sebagian orang.
“Dalam Islam, pendidikan tidak akan dipandang sebagai komoditas, sehingga akan menghasilkan output yang cerdas dan memiliki tsaqofah Islam yang luhur,” terangnya.
Sementara pemateri ketiga, Ustadzah Faizah Rosyidah, S.Pd., memaparkan salah satu permasalahan yang sangat fundamental, yakni ekonomi. Beliau menekankan bahwa kesejahteraan keluarga hanya dapat terwujud jika sistem ekonomi yang diambil oleh negara adalah sistem ekonomi Islam.
Pemateri terakhir, Ustadzah Saudiah Ummu Allam. Dengan suara khas orator, beliau membawakan materi Sistem Hukum Islam Melindungi Keluarga. Poin penting dalam pembahasan ini adalah sudah saatnya sistem hukum Islam menjadi pilihan satu-satunya untuk melindungi segala hak dan kewajiban yang harusnya dimiliki dan dilaksanakan oleh setiap keluarga.
Tanya jawab dan testimoni juga semakin menambah semangat kongres tersebut. Ibu Dr. Ir. Hj. Apiaty Amin Syam memberikan apresiasinya kepada MHTI untuk tetap melaksanakan agenda yang mencerdaskan ummat.
Akhirnya, kongres yang dihadiri oleh para perempuan muslimah peduli negeri ini diakhiri dengan pembacaan doa dan nasyid. Muslimah HTI berharap kongres ini mampu mengawali kesadaran umat, khususnya perempuan untuk kembali kepada sistem Islam di bawah naungan negara yang mampu mengakomodir hal tersebut, yakni Khilafah Islamiyah.[]