Akhirnya Salju Mencair dan Tampaklah Dosa Para Penguasa Antek dan Faksi-Faksi yang Menyerahkan Anda kepada Musuh

[Al-Islam Edisi 838, 7 Rabiul Akhir 1438 H – 6 Januari 2017 M]

 

Akhirnya Salju Mencair dan Tampaklah Dosa Para Penguasa Antek dan Faksi-Faksi yang Menyerahkan Anda kepada Musuh

Karena itu Ambillah Pelajaran! Gagalkan Aksi Mereka dengan Persatuan Anda di Bawah Kepemimpinan Politik yang Sadar, yang dengan Izin Allah, Akan Membuat Anda Kembali Mulia

 

Ahad (1/1/2017) dini hari telah dirilis Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB dengan keputusan bulat atas gencatan senjata di Suriah yang dimediasi oleh Rusia dan Turki. Resolusi tersebut menyerukan agar segera dikirim bantuan kemanusiaan kepada penduduk daerah yang membutuhkan (BBC Arabic, 1/1/2017).

Begitulah, Resolusi DK PBB menyambut baik perjanjian gencatan senjata di Suriah. Gencatan itu dinegosiasikan oleh agen-agen Amerika dalam krisis Suriah, yakni Rusia, Turki dan Iran, serta faksi-faksi yang berpartisipasi dalam negosiasi di Ankara. Sambutan baik dari DK PBB ini adalah hasil dari kesepakatan khianat dan hina yang dosanya dipikul oleh rezim Erdogan. Erdoganlah yang mendorong faksi-faksinya untuk menarik diri dari Aleppo dan menyerahkan Aleppo kepada rezim tiran sesuai dengan kesepakatan hina yang dibuat oleh Erdogan dengan Putin di St. Petersburg pada bulan Agustus 2016. Kesepakatan itulah yang hari ini mengantarkan pada perjanjian “bencana” baru dengan tiga cabang: gencatan senjata, pengawasan pelanggaran dan Negosiasi Astana pada 23/01/2017 yang bersandar pada Pernyataan Jenewa 1.

Periode-periode pengkhiaatan ini telah berjalan pada tiga jalan hingga sampai ke perjanjian ini. Pada periode pertama, Amerika telah mewakilkan kepada Iran, partai dan kelompoknya. Namun, hal itu gagal bahkan rezim hampir runtuh. Lalu pada periode kedua Amerika mewakilkan kepada penjahat Rusia. Rusia tidak membiarkan satu pun senjata brutal kecuali dia gunakan. Meski demikian, hal itu tidak berhasil memadamkan nyala tekad para pejuang. Kemudian terjadilah periode penutup dengan memasukkan Turki ke medan saat penguasa Turki mengontrol banyak faksi utara. Penguasa Turki melakukan tindakan yang sangat buruk. Ia memicu front Perisai Eufrat dan menarik banyak pejuang ke front tersebut. Ia pun memerintahkan faksi yang berafiliasi kepada dirinya, yang masih tersisa, untuk menarik diri dari Aleppo. Terjadilah sebuah tragedi yang belum pernah terjadi di negeri kaum Musim sebelumnya, yakni saat orang-orang dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka. Akhirnya, Aleppo “diserahkan” kepada musuh dalam sebuah skandal yang terang-terangan, yang dosanya akan dipikul oleh Erdogan, kroninya dan faksi-faksi yang memenuhi perintahnya. Hal itu bukan dilakukan di kegelapan malam, tetapi di siang bolong. Mereka lupa atau pura-pura lupa dengan darah yang ditumpahkan, kesucian yang dilanggar dan negeri yang dihancurleburkan oleh musuh-musuh Islam.

Sungguh merupakan bencana yang amat besar, rezim Erdogan dan faksi-faksinya duduk di satu meja yang sama dengan Putin. Mereka melakukan kesepakatan jual-beli yang memalukan dan menghinakan. Itulah transaksi penjualan Aleppo dan warganya kepada musuh, yang dinilai sebagai “kemenangan” oleh Putin! Iran menambah kejahatan Rusia dengan kejahatan lain; melipatgandakan kebiadaban Rusia dengan kebiadaban lain; serta bersaing dengan Rusia di tempat pembantaian dan pemakaman! Aleppo lalu diserahkan kepada rezim tiran.

Sungguh merupakan bencana amat besar, para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim berlomba-lomba menyambut baik negosiasi penuh racun mematikan di Astana, Jenewa dan silsilahnya. Mereka melakukan semua itu dan bukannya menolong warga Suriah. Semoga Allah membinasakan (melaknati) mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?

Wahai warga Syam:

Sungguh salju Aleppo telah mencair dan menampakkan dosa para penguasa antek dan faksi-faksi mereka. Perkara itu tampak jelas bagi setiap orang yang memiliki penglihatan, bahkan bagi orang yang buta sekalipun. Sungguh Anda telah ditipu oleh para penguasa tersebut, khususnya di sekeliling Suriah, lebih khusus lagi Erdogan Turki, dan lebih khusus lagi faksi-faksi yang menyerahkan Aleppo dan wilayah lain demi mendapatkan dana dari para pengkhianat sesat. Sungguh Anda, warga Suriah, telah “disengat” sejak gencatan pertama yang teksnya ditandatangani oleh faksi-faksi itu dan sejak awal kampanye pengungsian yang dosanya ditanggung oleh faksi-faksi tersebut. Anda pun telah “disengat” oleh Erdogan sejak garis merah pertama yang dia hapus dan sejak Tragedi Hamma yang pertama, yang ia janjikan tidak akan terulang kedua kalinya, tetapi janjinya itu tinggal sejarah.

Seorang Mukmin tidak selayaknya disengat oleh binatang berbisa dari lubang yang sama dua kali. Lalu bagaimana dengan Anda? Anda telah “disengat” berkali-kali oleh para penguasa tersebut? Bagaimana dengan Anda? Anda telah “disengat” oleh faksi-faksi dengan banyak “sengatan” dan berkepanjangan. Faksi-faksi itu justru saling memerangi satu sama lain di depan mata Anda, dan bukannya memerangi musuh. Faksi-faksi itu mempropagandakan persatuan, tetapi faktanya mereka tidak bersatu. Mereka mengklaim mencampakkan perpecahan, tetapi justru mereka terpecah-belah. Mereka mencela para pemilik dana kotor, tetapi mereka sendiri malah kembali dan mengambil dana kotor itu.

Faksi-faksi ini tidak akan menutup celah kecuali jika menyadari penyakit dan kemudian meminum obat. Obat itu adalah persatuan, bukan perpecahan. Akan tetapi, persatuan mereka bukanlah sekadar kalimat yang diucapkan tanpa pengaruh efektif. Ini tidak akan terjadi kecuali jika faksi-faksi itu berhimpun di belakang kepemimpinan politik yang mukhlish atas dasar Islam. Jadi, tidak cukup membaca ayat yang mulia:

﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا﴾

Berpeganglah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan jangan bercerai-berai (QS Ali Imran [3]: 103).

 

Pada saat yang sama, mereka tidak memikirkan dan merenungkan ayat yang mulia:

﴿أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآن﴾

Apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran? (QS Muhammad [47]: 24).

Jadi, yang menjamin tidak adanya perpecahan adalah berpegang teguh pada agama Allah. Karena itu untuk faksi-faksi itu diperlukan kepemimpinan politik yang jujur yang berpegang teguh kepada tali agama Allah dan memimpin mereka di satu jalan lurus, yakni jalan Islam yang agung. Adapun jika mereka bersatu di belakang kepemimpinan yang tidak bertakwa kepada Allah, dan terikat dengan para penguasa yang tidak takut kepada Allah, maka penyakit akan tetap akut, dan perpecahan akan tetap menganga. Bahkan seperti yang kita lihat di Aleppo maupun di wailayah lainnya, mereka akan menjadi anak tangga yang ditapaki oleh para antek dari kalangan penguasa, dan membuka jalan untuk “perjanjian kematian”.

Nenek moyang kita pernah mengalami hal ini saat mereka meninggalkan kebenaran yang mereka usung sebelumnya. Mereka pernah terpisah dari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. pada waktu Perang Salib lalu mereka menelatarkan al-Quds, tempat Isra’ Mikraj Nabi saw. Mereka juga pernah terpisah dari kebenaran pada zaman Tatar sehingga mereka menelantarkan ibukota Khilafah, yakni Baghdad. Mereka pun pernah tercerai-berai dan berselisih pada awal abad lalu sehingga mereka menelantarkan Khilafah dan berikutnya menelantarkan al-Quds untuk kedua kalinya. Akan tetapi, pada zaman yang pertama (Perang Salib) dan yang kedua (zaman Tatar), mereka segera menyadari obatnya dan meminum obat itu. Pada akhirnya mereka kembali menjadi umat yang agung. Mereka berhasil membebaskan Konstantinopel dan menjadikannya kota Islam. Mereka pun sukses mendekati pusat negeri tiran Putin (Rusia) dan mengetuk pintu-pintu Eropa dari timur dan barat; dari lantai para syuhada di pintu gerbang Prancis sampai ke gerbang Wina.

Tentu mudah bagi kita saat ini kembali seperti dulu, mulia dan kuat, yakni dengan obat yang sama. Lalu kita bisa mengusir kaum kafir penjajah dan kelompok mereka dari Suriah dan negeri-negeri Islam lainnya. Kita bisa merebut kembali al-Quds dan menghancurkan entitas Yahudi perampas tanah yang diberkahi. Kita pun bisa menyebarkan kebaikan tidak hanya di negeri-negeri Islam saja, tetapi di berbagai penjuru sekitar negeri Islam. Terealisasilah janji Allah SWT dengan pemberian kekuasaan dan peneguhan kedudukan di muka bumi.

Wahai kaum Muslim, wahai warga di Syam, wahai semua revolusioner:

Kami menawarkan kepada Anda obat ini dan menyeru Anda untuk mengambilnya. Sungguh kita telah berdiri dan duduk di atas berbagai musibah yang melingkupi kita. Lalu apakah kita tidak mengambil pelajaran?

﴿أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ﴾

Tidaklah mereka (kaum munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, tetapi mereka tidak juga bertobat dan tidak pula mengambil pelajaran? (QS at-Taubah [9]: 126).

Sungguh kami menyeru Anda, juga menyeru ahlu al-quwwah di antara para tentara dan faksi-faksi. Kami menyeru Anda untuk berhimpun di belakang kepemimpinan politik yang mukhlish. Lalu Anda menolong dan mendukung kepemimpinan mukhlish itu untuk menegakkan pemerintahan Islam, yakni Daulah Islam. Itulah Khalifah ar-Rasyidah. Ini merupakan kebenaran (al-haqq). Partai yang tidak akan membohongi warganya, yakni Hizbut Tahrir, menyeru Anda dengan ini. Hizbut Tahrir sudah Anda kenal dan bukan tidak diketahui oleh Anda. Hizbut Tahrir berjuang bersama Anda dan di tengah-tengah Anda. Anda sudah berpengalaman dengan Hizbut Tahrir yang mengatakan kebenaran kepada Anda dan selalu melingkupi Anda dengan nasihat. Tidakkah Anda mengulurkan tangan kepada kami seperti tangan kami diulurkan kepada Anda, lalu saling memperkuat satu sama lain, dan kita pun bisa meraih kesuksesan di dunia dan akhirat? Yang demikian merupakan kemenangan yang besar.

﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾

Sungguh pada yang demikian benar-benar terdapat peringatan bagi kaum yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikannya (QS Qaf [50]: 37).

3 Rabiu’u ats-Tsani 1438 H

1 Januari 2017 M

 

Hizbut Tahrir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*