Khilafah, Menghasilkan Lingkungan Pendidikan Kondusif bagi Terwujudnya Insan Kamil
HTI Press. Bangil. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Pasuruan wilayah Bangil mengadakan Majelis Taklim bertajuk “Peran Penting Ibu Dalam Mendampingi Remaja Mencari Jati Diri” di Aula Tejo Groho, Jawi, Prigen Ahad, (15/1/2017) yang dihadiri lebih dari seratus peserta. Semua antusias mengikuti majelis yang meliputi ibu-ibu anggota majelis taklim, guru, dosen, tokoh masyarakat serta remaja putri yang berasal dari wilayah Pandaan, Purwosari, Sekarjoho, Gempol, Bangil, Ledug, Purwosari hingga Purwodadi.
Ustadzah Azkia Hubaibah, S.Pd sebagai pemateri mengawali dengan memaparkan ulasan seputar sistem pendidikan dan peranannya terhadap pembentukan dan perbaikan umat manusia. Beliau menyatakan,”Pendidikan tidak mungkin berdiri sendiri sebagai sebuah solusi dalam pembentukan jati diri. Selain itu, sistem pendidikan yang diterapkan sekarang yakni sistem pendidikan sekuler. Sistemnya yang semakin membuat hancur kepribadian generasi dan menghambat proses membentuk generasi yang insan kamil.”
Aktivis Muslimah HTI wilayah Pandaan ini menegaskan bahwa umat membutuhkan sistem pendidikan yang memiliki visi pendidikan Islam. Sistem pendidikan yang mampu mewujudkan output pendidikan dengan karakteristik Islam, kepribadian Islam, menguasai tsaqafah islamiyah serta memiliki keterampilan tepat-berdayaguna.
Selain itu, lanjutnya, negara harus menjamin ketersediaannya kebutuhan dasar pendidikan di tengah-tengah masyarakat.
Beliau juga mengingatkan kepada peserta untuk menyambut seruan penegakkan Khilafah Islamiyah yang menerapkan syariah Islam secara menyeluruh. “Hanya dengan sistem Khilafah, mampu menghasilkan lingkungan pendidikan kondusif bagi terwujudnya insan kamil,” tegasnya.
Beliau juga menjawab pertanyaan dari peserta pada sesi tanya jawab yakni:
1. Tanggung jawab pendampingan remaja ketika proses pencarian jati diri tidak hanya dari peran penting seorang ibu/ orang tua, tetapi tanggung jawab 3 unsur (keluarga, masyarakat, dan negara).
2. Sistem saat ini bukan sistem Islam maka sulit untuk bisa menjadikan Islam sebagai pola pikir dan pola jiwa. Padahal seharusnya seseorang yang mengaku Islam harus menjadikan Islam sebagai pola pikir dan mengaktualisasikan Islam tersebut dalam jiwa (tampak dalam kehidupan).
Majelis ini juga disuguhi tampilan putra-putri HSG Khoiru Ummah Pandaan. []