PBB memperingatkan, Yaman terancam tenggelam dalam krisis kemanusiaan yang lebih dalam dan sangat mungkin terserang kelaparan tahun ini.
Negeri miskin di semenanjung Arab itu masih terkungkung perang sejak koalisi pimpinan Arab Saudi menggelar serangan udara pada Maret 2015 untuk mengusir pemberontak Houthi yang menduduki ibu kota Sanaa.
“Konflik di Yaman kini menjadi penyebab utama ancaman bencana kelaparan terbesar di dunia,” kata Stephen O’Brien, asisten Sekjen PBB urusan masalah kemanusiaan, Kamis (27/1/2017).
“Jika tak ada langkah tepat dan segera, kelaparan adalah skenario paling memungkinkan pada 2017,” ujar O’Brien di hadapan Dewan Keamanan PBB.
Sekitar 14 juta orang atau hampir 80 persen dari seluruh populasi Yaman, ujar O’Brien, saat ini membutuhkan bantuan pangan.
“Sedikitya 2 juta orang lainnya benar-benar membutuhkan makanan demi mempertahankan hidup mereka,” O’Brien menambahkan.
Situasi ini menjadi tambah buruk bagi anak-anak dan sekitar 2,2 juta bayi yang kini menderita gizi buruk akut.
“Secara keseluruhan, nasib anak-anak di Yaman tetap suram, tiap 10 menit satu anak di bawah usia 10 tahun meninggal dunia akibat hal-hal yang sebenarnya bisa dicegah,” lanjut O’Brien.
Dia memperingatkan, Yaman bisa kehabisan gandum dalam beberapa bulan karena bank-bank asing tak lagi mau bertransaksi dengan bank-bank komersial Yaman.
Hampir semua kebutuhan Yaman merupakan hasil impor, sebagian barang impor itu masuk melalui pelabuhan Huadaydah, yang hancur dibom koalisi Arab Saudi pada 2015.
Kini koalisi Saudi memerintahkan sebuah kapal yang membawa empat buah mesin derek menuju Yaman dan tinggal menunggu persetujuan Riyadh untuk mengirimkan peralatan itu.
Mesin-mesin derek itu akan meningkatkan kemampuan pelabuhan Hudaydah menangani masuknya bantuan kemanusiaan bagi Yaman. (kompas.com, 27/1/2017)