Hearing Hasil KIN ke-4, MHTI Bondowoso Kunjungi Kantor PPKB
HTI Press, Bondowoso. Banyaknya terjadi kasus KDRT, pelecehan seksual, dan lain-lain yang terjadi di Bondowoso-Situbondo khususnya dan di Indonesia pada umumnya tidak bisa dibiarkan dan harus segera mencari solusi yang terbaik agar kasus serupa tidak terulang. Demikian tutur Ibu Sri Agustini Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Bondowoso dalam Hearing agenda Kongres Ibu Nusantara (KIN) ke-4 Bondowoso di Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Bondowoso, Selasa (24/1/2017).
Kedatangan tim disambut antusias Ibu Ir. Retno Susanti Sekretaris PPKB beserta jajarannya. Ibu Kurnia Yuli Wardani Ketua Lajnah Fa’aliyah MHTI DPD II Bondowoso membuka acara tersebut dilanjutkan dengan memperkenalkan kiprah MHTI dalam turut serta membangkitkan umat khususnya ibu dan generasi. Agenda KIN-4 sendiri telah dilaksanakan pada Ahad, 18 Desember 2016 lalu yang dihadiri sekitar 150 peserta muslimah dari berbagai kalangan.
Kepala Bidang Keluarga Berencana Ibu Sudarwati, S.Pd memaparkan fakta yang dihadapi di lapangan. Beliau menyampaikan banyaknya kasus KDRT, perceraian, dan kerusakan remaja disebabkan oleh banyak hal.
Menanggapi hal tersebut, Ibu Herdiana Suci Anggota Lajnah Fa’aliyah MHTI DPD II Bondowoso, mengatakan bahwa semua persoalan yang telah dipaparkan tentu tidak bisa diatasi sendiri baik individu maupun Ormas. Hal ini membutuhkan peran negara sebagai Soko Guru Ketahanan Keluarga. Dan negara yang dimaksud adalah negara yang menerapkan syariat Islam. Karena hanya dengan syariat Islam yang memiliki aturan lengkap dan sempurna yang mampu mewujudkan sebuah keluarga yang berkualitas.
Negara Khilafah Islamiyah akan memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok tiap individu warga negara. Negara Khilafah menyediakan lapangan kerja bagi para lelaki. Bagi wanita, negara Khilafah Islam berpegang pada aturan syariat bahwa wanita bukanlah tulang punggung keluarga. Ia wajib dipenuhi kebutuhan hidupnya oleh walinya, suaminya, masyarakat yang mampu, dan oleh negaranya. Jadi tidak akan ada wanita yang kebingungan mencari penghidupan sendiri. Negara juga akan memastikan tiap warga negara Muslim memahami seluruh syariat Islam melalui sekolah maupun pembinaan yang disediakan negara.
Sebagai penutup, Ibu Kurnia Yuli Wardani mempertegas bahwa semua persoalan yang dihadapi terutama oleh kaum perempuan adalah karena negara yang saat ini yakni negara demokrasi kapitalis berlepas diri dari tanggung jawabnya sebagai pelindung dan perisai bagi rakyatnya. Dan hanya dengan Negara Khilafah Islamiyah lah yang akan mampu mewujudkan kehidupan yang jauh lebih baik karena ia berlandaskan pada akidah Islam.
Ibu Retno juga berharap semoga MHTI terus melakukan pembinaan kepada masyarakat terutama di bidang keislaman. Dan beliau memberikan apresiasi tehadap agenda-agenda MHTI terutama yang berkenaan dengan kondisi perempuan, ibu dan generasi. Agenda Hearing ditutup dengan do’a dan pemberian cindera mata dari MHTI kepada PPKB Bondowoso.[]