Remaja Smart, Dunia Menantimu!

Kampanye

HTI Press, Jember. Alun-alun Jember yang biasanya dipadati oleh banyaknya orang berolahraga dan santai, pada Ahad (5/2/2017) pagi nampak berbeda. Puluhan remaja membentangkan poster bertuliskan “Remaja Smart = Remaja Anti Gaul Bebas” di trotoar alun-alun. Para remaja tersebut berpartisipasi dalam acara Mimbar Bebas SWI, sebuah kampanye untuk menyadarkan para remaja agar menjauhi gaul bebas dan kembali pada Islam. Acara yang diselenggarakan oleh Club Remaja SWI (Smart With Islam) ini menyedot perhatian ratusan pejalan kaki yang melewati trotoar. Mereka menghentikan langkah untuk membaca poster dan spanduk, bahkan ada yang berfoto di depan spanduk.

Kampanye

Ahmad Hadi, S.T., Guru SMKN 2 Jember hadir memberikan testimoni. “Saya sebagai guru miris melihat kondisi generasi saat ini,” ungkapnya. Hal ini lantaran para remaja saat ini banyak terlibat pergaulan bebas, narkoba, bahkan menjadi korban HIV AIDS.

Empat remaja Depok kritis usai pesta miras tahun lalu, remaja borong kondom menjelang peringatan malam tahun baru. Tak hanya itu, berdasarkan hasil survei KPA tahun 2008 menyebutkan bahwa remaja SMP/SMA yang pernah berciuman, masturbasi, dan oral seks mencapai 93,7 persen, remaja tidak perawan 62,7 persen, bahkan yang melakukan aborsi mencapai 21,2 persen, dan masih banyak lagi kasus lain yang serupa.

Nur Adi Pratama, siswa SMA Muhammadiyah 3 selaku orator menjelaskan akar permasalahannya. “Biang racun semua masalah itu adalah sekulerisme, yakni pemikiran kalau Allah cukup diimani sedangkan aturan-Nya tidak diterapkan dalam kehidupan,” papar Nur.

Suasana kampanye

Aktivis Mater Whingcun Youth ini juga menjelaskan bahwa sekulerisme ini memunculkan virus lain, yakni hedonisme, permisive, dan liberalisme. Semua virus ini menyebabkan para remaja bebas berbuat semaunya, tak peduli dengan saudaranya, serta abai terhadap masalah negaranya. Di akhir orasinya, Nur menyeru para remaja untuk menjauhi pergaulan bebas serta bersungguh-sungguh untuk menerapkan aturan Islam alias gaul Islam.

Setelah orasi, para peserta mengelilingi alun-alun dengan membawa spanduk dan poster, serta mengedukasi remaja yang berada di sana.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*