Dunia Menutup Mata Terhadap Kelaparan Anak-anak di Yaman

Mohamad Ali anak Yaman kelaparanPada hari Rabu tanggal 8 Februari, PBB mengumumkan bahwa dibutuhkan $ 2.1 milyar untuk mencegah kelaparan di Yaman yang diakibatkan oleh 2 tahun perang saudara. Pengumunan tersebut menyatakan bahwa 12 juta orang di negara yang dilanda perang itu berada di ambang kelaparan dan situasi memburuk dengan cepat karena runtuhnya perekonomian dan lembaga-lembaga negara dan hancurnya infrastruktur sebagai akibat dari konflik tersebut. Koordinator bantuan darurat PBB, Stephen O-Brien pada konferensi pers itu menyatakan, “Jika tidak dilakukan tindakan segera, meskipun upaya kemanusiaan sedang berlangsung, kelaparan mungkin nyata terjadi pada tahun 2017.” Dia menambahkan, “7,3 juta orang tidak tahu apakah mereka nanti akan makan. ”

Menurut PBB, hampir 3,3 juta orang di Yaman, termasuk 2,1 juta anak-anak telah menderita kekurangan gizi akut dan 500.000 anak sedang menderita kekurangan gizi akut. Ada peningkatan sebesar 63% atas anak yang menderita gizi buruk dalam satu tahun dan anak di bawah 5 tahun mati setiap 10 menit di dalam negeri karena penyebab-penyebab yang dapat dicegah.

Gambar dari anak-anak yang kurus dan bayi-bayi Yaman, yang hanya dibalut tulang belulang yang menonjol di kulit mereka karena kelaparan, telah membanjiri media selama beberapa hari terakhir. Namun, meskipun terdapat fakta bahwa ada jutaan anak-anak di seluruh negeri yang menderita nasib yang sama seperti yang ada di gambar tersebut, hal itu tidak cukup untuk menggoyahkan hati nurani pemerintah kolonial Inggris dan Amerika Serikat atau rezim-rezim budak mereka dan kelompok-kelompok di negeri-negeri Muslim, untuk menghentikan latihan perang permainan politik mereka di Yaman yang didorong oleh kepentingan. Memang, pemerintah-pemerintah itu tidak lagi memiliki rasa kemanusiaan karena nilai-nilai kapitalis yang tidak tahu malu, sehingga tidak ragu-ragu untuk melanjutkan perang brutal ini sehingga menjadikan anak-anak Yaman jatuh ke dalam krisis kemanusiaan buatan manusia dengan proporsi yang mengkhawatirkan –  yang semuanya dilakukan atas nama memerangi musuh politik untuk melakukan kontrol atas negara. Bagi mereka kematian ribuan anak-anak yang tidak bersalah adalah kerusakan yang dapat diterima untuk mengamankan kepentingan politik dan ekonomi mereka. Memang, anak-anak Yaman telah menjadi pakan ternak politik untuk memberi makan selera kekuasaan yang serakah dari pemerintah kapitalis yang tak pernah terpuaskan itu dari negara yang pernuh sumber daya alam itu.

Bahkan sebelum perang, negara Yaman yang miskin sudah mengimpor 90% dari produk makanannya dari luar negeri. Namun, impor itu terhenti karena konflik dan embargo oleh angkatan laut koalisi pimpinan Saudi, sehingga mengakibatkan jutaan Muslim dan anak-anak mereka di ambang kelaparan. Selanjutnya, menurut PBB, 19,4 juta warga Yaman tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih atau sanitasi, sehingga menjadikan lingkungan mereka menjadi tempat tersebarnya berbagai penyakit menular, dimana anak-anak biasanya menjadi korban yang utama.

Lebih lanjut, di Inggris, meskipun terdapat seruan dari kelompok-kelompok HAM kepada pemerintah Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi yang telah terbukti secara langsung digunakan dalam serangan ke Yaman, pemerintah Inggris telah menolaknya. Memang, sejak awal perang, pemerintah Inggris telah memberikan izin menjual senjata senilai £ 3,3 miliar kepada rezim Saudi, dengan mengabaikan fakta bahwa koalisi pimpinan Saudi telah membom sekolah-sekolah dan rumah sakit-rumah sakit selama perang yang didukung Barat itu. Mereka jelas tidak peduli dengan uang dari hasil pembunuhan terhadap penduduk yang tidak berdosa untuk mengisi pundi-pundi negara dan rekening bank dari industri senjata.

Sementara itu, rezim Saudi yang berbahaya, bersama dengan semua pemerintah di dunia Muslim yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan Saudi rela membantai atau membuat kelaparan anak-anak Muslim Yaman, dalam perang proxy dimana mereka merendahkan diri dengan berperang atas nama Inggris atau tuan mereka Amerika Serikat. Memang, semua pihak dalam perang yang memalukan ini saling menyalahkan atas bencana kemanusiaan yang menimpa anak-anak Yaman. Mereka telah menjual jiwa mereka kepada para pendukung mereka di Barat dan menumpahkan darah suci dari ribuan kaum Muslim – dimana nyawa masing-masing mereka digambarkan oleh Nabi Muhammad (saw) sebagai lebih suci daripada Ka’bah dan sekitarnya.

Sebagai umat Rasulillah (saw) yang Allah (swt) gambarkan sebagai umat yang terbaik di bumi ini, kita pasti harus bertanya kepada diri sendiri, bagaimana kita bisa mencapai titik yang demikian rendah dalam keberadaan kita dimana kaum Muslim dibiarkan kelaparan dan membantai anak-anak Muslim lainnya hanya untuk menyenangkan musuh-musuh Islam? Sesungguhnya Allah (swt) akan bertanya kepada kita semua tentang apa yang telah kita saksikan dan bagaimana kita merespons musibah ini. Ini adalah bencana buatan manusia dan perang antara kaum Muslim adalah akibat langsung dari dunia yang telah selama 9 dekade kehilangan rahmat dan keadilan yang datang dengan adanya aturan Islam di bawah sistem Allah, yakni Khilafah yang berdasarkan metode kenabian. Negara ini akan menyingkirkan para penguasa Muslim tercela yang telah menjadikan hati saudara Muslim terhadap saudara Muslim yang lain mencapai tujuan nasionalistik atau sektarian yang dangkal, dan hal itu akan menyatukan orang-orang beriman sebagai satu tangan untuk melawan musuh-musuh Deen Islam, memobilisasi tentaranya untuk melindungi darah umat dan kehidupan anak-anaknya. Di bawah kekuasaannya, anak-anak ummat ini akan menikmati kehidupan yang penuh dengan keamanan, kemakmuran dan perlindungan, sebagimana yang pernah dialami oleh anak-anak Yaman dan negeri-negeri Muslim yang lain saat di bawah kekuasaan Khilafah di masa lalu.

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. “[QS Al-Nur: 55]

 

Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir oleh

Dr Nazreen Nawaz

Direktur Muslimah di Kantor Pusat Media Hizbut Tahrir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*