Situs aljazeera.net, edisi Rabu (8/2) mempublikasikan sebuah berita yang mengatakan: “Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali dukungan negaranya ke Turki sebagai mitra strategis dan sekutu NATO.” Pernyataan Trump itu disampaikan melaui percakapan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Rabu.
Gedung Putih mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump meyakinkan Erdogan akan komitmen bersama kedua negara untuk memerangi (terorisme) dalam segala bentuknya, juga menyambut baik kontribusi Turki dalam memerangi organisasi negara Islam (ISIS).
Sebelumnya, Erdogan menelepon Trump, pada bulan November untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan. Namun ini pertama kalinya kedua pemimpin itu berbicara sejak miliarder real estate menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
Menurut pernyataan Gedung Putih, keduanya juga telah membahas “hubungan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Turki.”
**** **** ****
Pada tanggal 20 Januari, negara nomor satu dunia menetapkan presiden baru, dan itu adalah Republik baru dalam gaya dan perilaku, baru dalam menunjukkan wajah sesungguhnya bagi negara ini, sehingga tidak meninggalkan ruang bagi siapapun—terlepas dari tingkat kesadarannya—untuk menjelaskan pernyataan ini kecuali penjelasan yang benar, sebab teks-teks itu tidak menunjukkan makna apapun selain mengekspresikan secara gamlang dan telanjang untuk memerangi siapa saja yang mengemban ideologi dari Tuhan Yang Maha Agung, yaitu ideologi Islam. Pernyataan itu juga memprovokasi dan menegaskan tekad yang kuat untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan dalam merampas kehidupan kaum Muslim dan menghancurkannya di berbagai belahan bumi. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang mencoba untuk menafsirkan teks-teks itu, dan mendukung Fir’aun ini dalam kezaliman, kesesatan dan kebenciannya?! Semoga Allah melaknat mereka semua, dan memakaikannya dengan pakaian kehinaan dan kerendahan di dunia dan akhirat.
Sungguh, begitu telanjang keburukan dan pengkhianatan para penguasa kaum Muslim, bagi yang memiliki pandangan dan wawasan. Lihatlah, bagaimana Trump dengan jelas menegaskan bahwa Turki adalah “mitra dan sekutu”, serta menyambut baik kesuksesannya dalam memerangi Islam, juga berulangkali menegaskan bahwa “telah ada hubungan jangka panjang antara kedua negara” sejak sebelum ia datang. Lalu, penjelasan apa yang bisa disimpulkan dari teks pernyataan ini? Sehingga siapa saja pemimpin Muslim yang mengklaim sangat peduli dengan Islam dan kaum Muslim, namun ia berkolaborasi dengan musuh-musuh kaum Muslim? Dan mengucapkan selamat kepada mereka, untuk apa ucapan selamat itu disampaikan? Apa untuk semangatnya dalam menghancurkan kaum Muslim dan membersihkannya dari muka bumi?! Sungguh, itu adalah pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman!
Sejak pertama, Trump telah menampakkan dengan telanjang kebencian, kesombongan dan keangkuhannya. Sehingga untuk mengakhiri prilaku buruk dan kesombongan orang seperti Trump ini, tidak ada jalan lain selain negara yang membawa petunjuk dan cahaya, yaitu negara di mana para tokohnya adalah orang-orang yang tidak akan terpalingkan dari Allah melalui celalaan para pencela, serta tertancap kokoh di depan matanya, bahwa “kemuliaan milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman,” semua pernyataannya adalah tindakan yang diimplementasikan, dipimpin oleh seorang Khalifa sang pelindung, teriakan tentaranya menggema di langit, yang membuat para musuh ketakutan, yang membuat takhta mereka goncang sebelum hati mereka, Khalifah akan “mengatur rumah dari dalam dan luar,” sementara perintahnnya adalah pedang yang akan merobek siapa saja yang mencoba untuk melemahkan Islam dan kaum Muslim. Khalifah—sebagai pemimpin kaum Muslim sedunia—tidak seperti para tokoh dan para pemimpin kaum Muslim yang ada sekarang! [Rihanna al-Jannah]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 10/2/2017.