Membidik Bahasa Arab untuk Menyerang Akidah Islam
Mengapa Bahasa Arab Menjadi Target Serangan Keji ?
Bahasa Arab adalah bahasa al-Quran, bahasa Syari’ah terbaik yang diturunkan oleh Allah SWT. Bahasa Arab adalah bahasa agama pembawa kabar gembira yang menyebar ke seluruh dunia, baik Timur maupun Barat. Bahasa yang menerjemahkan metafora, kefasihan dan daya pengaruh dari Al-quran, yang menjadi mu’jizat yang akan melemahkan para ahli bahasa untuk membuat semisal dengan Al-quran. Allah SWT berfirman:
﴿أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ﴾
[يونس: 38]Apakah mereka pantas mengataka Dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya katakanlah, “Buatlah sebuah surahyang semisal dengan surah Al-Quran, dan ajaklah siapa saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (QS. Yunus.38)
Kaum muslimin sangat memperhatikan Bahasa Arab karena keluhuran dan kesuciannya. Dengan bahasa Arab mereka dapat memahami agama, memahami isi kandungan Al-quran dan hadits Nabi. Oleh karena itu bahasa Arab menjadi target musuh-musuh Islam untuk dihancurkan, mereka sengaja menjauhkan bahasa Arab dari kaum muslimin agar tidak dapat memahaminya, bahkan mereka sengaja mumbuat bahasa Arab sebagai hal yang membosankan dan tidak menarik untuk dipelajari.
Orang-orang barat melihat bangsa Arab identik dengan Islam, dan mereka menganggap bahwa kaum muslim sangat berbahaya bagi peradaban mereka, oleh karena itu mereka terus menerus menjadikan Islam sebagai target utama untuk dihancurkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menghancurkan bahasa Arab. Karena bahasa Arab merupakan cara yang sangat tepat, mengingat perannya yang sangat pentig dalam agama ini. Samuel Huntington mengatakan : selagi Islam tetap menjadi Islam, dan selama barat tetap menjadi barat, konflik akan terus terjadi antara keduanya, seperti yang telah terjadi empat belas abad silam, tidak akan ada yang bisa merubah timur menjadi barat.
Untuk mewujudkan tujuannya dalam rangka menjauhkan Islam dari kehidupan, Barat merencanakan sebuah siasat dengan merusak bahasa Arab dan menggantinya dengan bahasa ‘ammiyah (non Arab), menjadikan misionaris sebagai alat penjajahan mereka seperti Welham dan yang lainnya untuk mengasingkan bahasa Arab, dan menggantinya dengan dialek ‘ammiyah. Kaki tangan mereka dari kalangan muslim juga memiliki peran penting untuk memuluskan rencana mereka seperti Thaha Husain dan Luthfi As-sayyid. mereka menyerukan hal yang sama, menyerukan kebangkitan namun sebenarnya mereka sedang menghancurkan Islam.
Ketika daulah Islam (khilafah) masih tegak, kaum muslimim masih dipimpin oleh satu orang pemimpin, bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi negara, perjanjian luar negeripun ditulis dengan bahasa Arab, begitu juga komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah bahasa Arab memiliki kedudukan yang tinggi bagi daulah Islam atau negara-negara yang ada di sekitarnya.
Akan tetapi ketika daulah Islam (khilafah) runtuh, dan dikuasai oleh musuh-musuh Islam, kemudian dibagi menjadi negara-negara kecil, peran bahasa Arab menjadi lemah. Barat sangat yakin bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik untuk memahami ideologi Islam, oleh karena itu mereka selalu berupaya untuk menghilangkannya dari benak kaum muslimin. berbeda dengan perlakuan terhadap bahasa mereka (Barat) , mereka menjadikannya sebagai bahasa resmi dan menerapkannya di sekolah-sekolah, universitas-universitas. maka terbentuklah generasi yang terdidik dengan bahasa mereka (Barat), tapi mereka awam dengan agamanya. Kaum muslimin dipaksa menggunakan bahasa asing tersebut , sehingga generasi kaum muslim menguasai bahasa tersebut dengan sungguh-sungguh, begitu juga dari sisi tsaqafahnya.
Barat sangat serius dalam melumpuhkan bahasa Arab di tengah-tengah kaum muslimin, mereka juga mengubur hidup-hidup ingatan dan cita-cita kaum muslimin tentang bahasa Arab, mengikatnya dengan kuat sebagaimana tawanan perang, medidik generasi kaum muslimin sesuai dengan keinginan mereka, menerapkan undang-undang yang mereka buat, dan mereka puas dengan konsep pendidikan ala Barat, mereka seperti masuk ke dalam lubang biawak kerna mengikuti langkah mereka…..!!
Menghapus Identitas KeIslaman dengan Menghilangkan Bahasa Arab
Seperti yang kita ketahui , identitas adalah esensi dari sesuatu. Ketika berbicara tentang identitas kaum muslimin, maka akan berbicara tentang kekhasan yang dimiliki oleh ummat ini yang tentunya berbeda dengan umat-umat yang lain, yaitu kekhasan peradaban. Karena identitas adalah faktor utama yang menjamin hidupnya ummat dan menjaga keberlangsungannya. tanpa identitas yang jelas ummat akan lemah, tertinggal , hilang kewibawaan dan akan memgikuti peradaban yang lain. Oleh sebab itu setelah barat berhasil meruntuhkan daulah khilafah hilanglah identitas dan peradaban Kaum muslimin, kemudian menggantinya dengan ideologi Barat melalui hal-hal berikut:
Pertama, Barat mencoba menyerang kaum muslimin dari sisi akidah, karena akidah adalah bagian yang sangat penting . Akidah menentukan pandangan hidup kaum muslimin, dan yang mendasari kaum muslimin dalam berbuat dan bersikap.
Kedua, Barata mencoba menyerang dari sisi bahasa Arab. ketiga menanamkan keraguan pada diri kaum muslimin terhadap sejarah peradaban Islam.
Dengan tiga hal inilah Barat mampu menghancurkan dan menghapus simbol identitas kaum muslimin, menghilangkan kewibawaan kaum muslimin di mata dunia. Neckson mengatakan dalam bukunya (إنتهز الفرصة merebut kesempatan) , “kami sama sekali tidak takut menghadapi serangan nuklir, akan tetapi kami lebih takut menghadapi Islam dan perang idiologis yang dapat menghabisi jati diri bangsa barat”.
Barat meyakini bahwa kaum muslimin mampu mengembalikan kewibawaan mereka jika kaum muslimin betul-betul berusaha mengembalikan identitas mereka sebagai kaum muslimin, dan betul-betul berusaha mengembalikan cara pandang mereka terhadap kehidupan dengan mainframe yang benar, yang akan membangkitkan pemikiran mereka, untuk mengembalikan predikat ummat terbaik bagi manusia yang akan memimpin dunia dengan bimbingan wahyu Al-quran dan petunjuk As-sunnah.
Dengan demikian Barat sengaja memanfaatkan generasi kaum muslimin untuk melancarkan tipu daya busuk mereka dengan cara menjadikan identitas kaum muslimin menjadi buruk. Mereka adalah para penghiyanat seperti yang dikatakan Jaadul Al Haq Aliy Jaadu Al haq, salah satu syeikh Universitas Al Azhar rahimahullah “menggantikan identitas kaum muslimin dengan indentitas kaum yang lain adalah pengkhianatan yang besar, dan kajahatan yang keji”.
Musthafa Kemal At-Taturk Laknatullah telah memimpin kaum kafir menghancurkan khilafah dan pengadilan agama, mengganti bahasa Arab menjadi bahasa latin, di balik semua inilah musuh-musuh Islam berhasil menghilangkan jati diri kekhilafahan, jati diri yang unik yang berbeda dengan idiologi manapun, dan dengan cara yang sama. Thoha Husain mencoba menyebarkan paham barat di tengah-tengah kaum muslimin walaupun paham tersebut sangat bertentangan dengan idiologi Islam , terang-terangan ia mengatakan, “ketika Islam berusaha menghalangi rencana-rencana kami, sungguh kami akan menghabisinya”. Walaupun sebenarnya kaum muslimin hanya taklid terhadap budaya barat yang akan menghantarkan mereka kepada jurang kehancuran.
Semua upaya yang dilakukan Barat terhadap kaum muslimin adalah tidak lain untuk menghilangkan jati diri kaum muslim itu sendiri, menanamkan faktor-faktor yang dapat mengokokhkan paham nasionalisme pada tubuh kaum muslimin dan menghilangkan ikatan yang menyatukan ummat yang sesungguhnya . Barat menghancurkan peran daulah sebagai pengatur urusan umat dan peran sebagai perisai bagi kaum muslimin dari musuh-musuh Islam atau siapapun yang akan menghapus identitas kaum muslimin. Tanpa malu-malu, Ahmad luthfi mengatakan bahwa undang-undang Islam yang ada adalah teks yang membosankan, karena di dalamnya tertulis bahwa Islam adalah agama resmi bagi daulah. Aktivitas mereka ini untuk mendapatkan imbalan berupa jabatan dan harta.
Barat terus berupaya untuk menghancurkan ummat sehingga ummat menjadi lemah tak berdaya , terombang ambing di tengah derasnya gelombang westernisasi dan sekulerisme. Akan tetapi masih ada orang-orang yang ikhlas, yang mencoba mempertahankan Islam sebagai identitas mereka, menyerang balik serangan-serangan yang dilakukan oleh barat, agar Islam tetap terjaga, diantaranya Ibnu Taimiyah, Ar rafi’I, Mahmud Syakir dan masih banyak lagi.
Kondisi kaum muslimin saat ini jauh berbeda dengan yang seharusnya, mereka seharusnya hidup dengan idiologi Islam yang melahirkan peraturan-peraturan hidup , yang akan membawa ketentraman hidup, dan mulia dengan identitas mereka sebagai seorang muslim. Akan tetapi identitasnya digantikan dengan identitas yang yang lain, yang jauh berbeda dengan identitas aslinya, tentu ini akan membawa kaum muslimin kepada kehancuran yang menghinakan.
Oleh karena itu identitas sebuah masyarakat akan melindungi pemiliknya dari goncangan kehidupan dan kehancuran dan akan menjadikan hidup meraka aman, tentram dan mulia juga akan tercipta kekuatan dan tsaqofah, akan tetapi sebaliknya jika identitas itu hilang, maka masyarakat tersebut juga akan lemah, dan kehidupan mereka akan dipenuhi dengan kericuhan dan pertentangan . Jika masyarakat itu sendiri tidak berusaha menjaga identitasnya maka mereka aka hidup tanpa tujuan, dan hilanglah keunikan yang dimiliki, Allah subhanahu wataala berfirman “Banyak di antara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka”. (QS. Al-Baqarah : 109), orang kafir tidak henti-hentinya membuat tipu daya yang ditujukan kepada kaum muslim, agar hilang jati diri mereka.
Hal yang sangat menyakitkan hari ini adalah ketika melihat generasi ummat ini awam dengan bahasa Arab, bahkan mereka menganggap bahasa Arab adalah bahasa yang rendah dan tidak layak digunakan, mereka lebih memilih bahasa asing agar lebih terlihat sebagai intelektual yang mengikuti perkembangan zaman . Generasi ini malu menggunakan bahara Arab yang fusha karena akan menjadi bahan ejekan orang lain, kepercayaan mereka terhadap bahasa Arab mulai hilang dan perlahan indentitas diri mereka sebagai seorang muslimpun memudar. Inilah yang diinginkan oleh barat agar mereka mudah menggoyahkan kekuatan kaum muslimin dan memetakannya sesuai dengan agenda yang mereka inginkan, jadilah generasi umat ini tumbuh tanpa mengetahui akan identitas aslinya dan terpesona dengan peradaban barat kemudian pemikirannya digerakkan oleh pemikiran barat, sadar ataupun tidak.
Barat mengerahkan segala upayanya untuk menjaga identitas mereka dan menyerang siapa saja yang menentang mereka, yaitu dengan mengubah pemikiran kaum muslim dan dan unsur penting dari pemikiran itu sendiri yang tidak lain adalah bahasa Arab , upaya tersebut telah mereka lakukan dan akan terus dilakukan untuk menghilangkan kekhasan yang dimiliki oleh bahasa tersebut, agar tampak sebagai bahasa yang terbelakang dan tidak relevan dengan perkembangan zaman, dan mereka sangat yakin bahwa menghabisi Islam tidak lain adalah dengan menghancurkan bahasa Arab.
Seruan Untuk Menggunakan Bahasa Arab Amiya Adalah Upaya Untuk menjauhkan Bahasa Arab Fusha
Untuk menguatkan cengkraman Barat terhadap kaum muslimin setelah daulah khilafah dihancurkan dan membaginya menjadi negara-negara kecil , Barat terus melakukan upaya licik terhadapa bahasa Arab yang fusha, yaitu dengan cara mengkampanyekan penggunaan bahasa Arab yang amiiyah sesuai dengan dialek daerah masing-masing agar tumbuh rasa kesukuan di tengah kaum muslimin, melalui cara itu mereka dapat dengan mudah mencerai-beraikan kesatuan ummat dan identitas mereka sebagai kaum muslimin. Mereka tidak hanya membagi kaum muslimin menjadi negara-negara kecil, akan tetapi mereka juga menciptakan untuk masing-masing negara itu bahasa dan sejarah yang berbeda untuk memisahkan kaum muslimin yang satu dengan yang lainnya agar semakin tampak perbedaan di antara mereka.
Sangat disayangkan dan memalukan apa yang telah dilakukan oleh para intelektual yang telah terkontaminasi dengan peradaban barat, tidak akan terhapus sampai kapanpun, mereka membunuh diri mereka sendiri dengan dengan menanggalkan identitas mereka sebagai seorang muslim dan meninggalkan bahsa Arab. Orang yang pertama kali mengkampenyekan penggunaan bahasa amiyah adal Rifaah Rafi Al-Thahthawi,
Serangan yang dilakukan barat terhadap bahasa Arab telah membangkitkan fanatisme kesukuan dan semakin nampaknya perbedaan dialek amiiyah di berbagai daerah yang perlahan menghapuskan kesatuan mereka atas dasar agama,bahasa dan sejarah. Maroko adalah salah satu wilayah yang menjadi target kampanye ini, bahasa Arab di negara tersebut dijadikan bahasa kedua setelah bahasa prancis –padahal bahasa tersebut adalah bahasa penjajah- seperti yang tertuang dalam perjanjian antara maroko dan prancis; “Tujuan utama dari perjanjian ini adalah meminimalisir penggunaan bahasa Arab, dan memalingkan masyarakat dari bahasa tersebut, yaitu dengan menyuburkan dialek masing-masing daerah, dan bahasa ammiiyah di afrika utara.”
Orientalis penjajah telah menulis buku tentang kaedah dialek bahasa amazighiyah karena banyaknya dialek dalam bahasa Arab, Syahadatu Al hauri menjelaskan dalam bukunya : “ para penjajah merasa tidak mungkin menghapus bahasa Arab dari al jazair kemudian menggantinya dengan bahasa prancis, maka mereka menggunakan cara lain yaitu menghembuskan propaganda bohong di tengah- tengah mereka dengan mengatakan bahwa bahasa Arab bukanlah bahasa asli Aljazair, akan tetapi bahasa asli dari Aljazair adalah bahasa barbar atau bahasa amazigh, dan prancis dengan suka rela megurutkan susunan abjadnya agar dapat ditulis”.
Dengan jahat dan licik para orientalis merpercantik propanganda mereka agar terlihat sangat indah dan rapi padahal apa yang mereka hembuskan itu tidak lain adalah racun yang berbisa bagi bahasa ummat Islam di mana ia adalah sebuah wadah bagi pemikiran mereka, mereka membiarkan wadah ini hancur dan pecah, dan berhamburanlah seluruh isinya, begitu juga dengan kaum muslim, mereka hancur dengan hancurnya bahasa dan pemikiran mereka. Salah satu orientalis mengatakan dengan lantangnya : “yang menjadi penghambat kaum muslimin dari penemuan-penemuan ilmiyah itu karena mereka menulis dengan tulisan fusha, dan apa yang saya lakukan saat ini adalah karena sangat senang membantu sesama, dan karena kecintaan saya dalam menyebarkan ilmu pengetahuan” kemudian di akhir pidatonya dia menyampaikan tentang perlombaan pidato dengan menggunakan bahasa ammiyah, dan yang menang dalam perlombaan tersebut akan diberikan hadiah empat junaihat.
Inilah yang mereka lakukan terhadap bahasa Arab karena mereka mengetahui pengaruh besar dan kedudukan bahasa tersebut bagi kaum muslimin, oleh karena itu mereka terus berusaha menghilangkan bahasa Arab dan menggantinya dengan bahasa ammiyah, seperti biasa mereka menggunakan anak-anak kaum muslimin sebagai alatnya, mereka adalah para intelektual yang telah mencicipi lautan westernisasi, kemudian mereka tenggelam di dalamnya-, dengan terus mempromosikan bahsa ammiyah dan memassifkan gaung kampanyenya, dengan menyiapkan antek-antek mereka seperti Salamah Musa, Jamil Shidqie Al Zahawi seorang penyair dari irak, sepeti yang pernah dia katakan,”Saya sudah lama meneliti tentang penyebab kemunduran Islam, dan saya tidak menemukan apapun yang menjadi penyebab kemundurannya kecuali dua hal ; pertama adalah masalah hijab, yang sudah saya tulis di makalah pertama saya tentang bahaya nya, kedua adalah ummat muslim itu sendiri terlebih orang-orang Arab, mereka menulis dengan bahasa yang tidak mereka pahami. Kemudian upaya ini dilanjutkan oleh orang-orang yang di dalam hati mereka tersimpan kedengkian terhadap Islam dengan mengumumkan secara terang-terangan penolakan mereka terhadap bahasa Arab yang fusha dan ingin menggantinya dengan bahasa ammiyah menjadi bahasa resmi negara .
Diantara cara yang digunakan dalam serangan ini adalah dengan menerbitkan surat kabar, majalah dan buku-buku dengan berbahasa ammiyah, mereka juga mengganti bahasa yang digunakan dalam pertunjukan dengan bahasa ammiyah, para orientalis juga berlomba-lomba menerbitkan buku tentang kaedah bahasa amiyah seperti buku (سيانكو فسكي) yang berisikan tentang ammiyah Maroko dan Tunisia, ada juga yang berjudul (نللينو) yang berisikan tentang ammiyah mesir, dan masih banyak buku-buku lainnya. Tidak cukup sampai di sini mereka juga mengajak kaum muslimin untuk menggunakan huruf latin sebagai ganti dari huruf Arab.
“Kehinaan apakah kiranya yang kalian perbuat wahai kaum muslimin, sehingga musuh kalian dengan seenaknya berbuat demikian kepada kalian? kesalahan apa yang kalian perbuat wahai ummat terbaik bagi manusia yang merubah keadaan kalian menjadi menghinakan?”
Penggunaan Huruf Latin Adalah Serangan Yang Terorganisir Terhadap Bahasa Arab
Propaganda terhadap bahasa Arab yang dilakukan oleh orang yang menamakan diri mereka sebagai pembaharu terus dilakukan, kedengkian apa sebenarnya yang ada di dalam diri mereka sahingga mereka terus menyeru kaum muslimin untuk menulis dengan huruf latin? Kebencian seperti apakah yang menyebabkan mereka tega melemparkan anak panah beracun lagi mematikan?
Abdul Aziz Fahmi adalah salah satu orang yang mengkampanyekan penulisan Arab dengan bahasa latin (1913), ia juga menerbitkan sebuah buku, yang kemudian dikomentari oleh penerbitnya “ (telah berhasil diterbitkan di Turki, mereka membaca bahasa turki dengan bahasa latin akan tetapi para intelektual di sana menuduhnya sebagai orang yang kafir dan zindiq). Dalam misinya ia ditemani seseoarang yang bernama Anis Farihah Al Khouri, ia juga menyerukan agar bahasa amiyah dijadikan sebagai bahasa rujukan, bahkan ia juga menyerukan agar penulisannya menggunakan bahsa latin, karena menurutnya huruf Arab tidak sesui dalam penulisan amiyah
Dahulu masyarakat datang berbondong-bondong untuk mempelajari bahasa Arab. mengingat, bahasa Arab adalah bahasa resmi sebuah negara yang kuat pada saat itu yang memimpin dunia, barat terus memusuhi bahasa ini, begitu juga mereka memusuhi daulahnya kemudian menghancurkannya dengan d bantu oleh generasi kaum muslimin yang menjadi antek, mereka bemuka manis di hadapan kaum muslimin akan tetapi mereka menyembunyikan busur beracun di belakang yang siap mereka lemparkan ke tubuh kaum muslimin.
Selama tiga tahun sebuah akademi bahasa Arab (seharusnya merekalah yang berada di garis terdepan dalam mempertahankan bahasa Arab ketika mendapat serangan) sibuk menekuni penemuan mereka yaitu menulis bahasa Arab dengan menggunakan bahasa latin demi kepentingan sebagian anggotanya yang notabene membenci Islam. Ini adalah sebuah pengkhianatan besar terhadap bahasa Arab, dan tipu daya yang menjijikan. Sangat jelas tujuan academi ini didirikan, academi yang beranggotakan dua puluh orang, sepuluh dari mereka adalah orang mesir seperti Thaha Husan, Ahmad Luthfi Assayyid , dan sisanya adalah kaum orientalis barat.
Semua upaya yang dilakukan oleh musuh-musuh bahasa Arab sekaligus musuh-musuh Islam adalah agenda yang terstruktur dan sistematis yang tidak akan pernah jenuh untuk memudarkan rasa bangga dari dalam diri kaum muslimin dan melenyapkannya, maka menghilangkan pemahaman kaum muslimin terhadap bahasa ini dan dan membatasi penggunaanya hanya pada aspek-aspek tertentu adalah cara yang paling tepat untuk membendung kemajuan di tengah kaum muslimin . Itulah yang menyebabkan banyak kalangan melihat bahwa bahasa Arab tidak sesuai dengan perkembangan zaman, bahasa yang kuno dan membosankan yang sudah lama ditinggalkah oleh zaman, dan diselimuti dengan debu, tak lagi mampu berjalan menyusul majunya peradaban.
Mungkinkah Bahasa Al-Quran Tidak Dapat Mengimbangi Perkembangan Peradaban Manusia??
Musuh-musuh Islam melihat bahwa Al-Quran dan bahasa Arab adalah dua potensi yang saling melengkapi , keduanya adalah pilar yang kokoh dalam membangun ummat, oleh karena itu mereka berusaha memisahkan keduanya dan mengganti hukum-hukum syara’ dengan hukum buatan mereka dan focus mengganti bahasa Arab dengan bahsa mereka. Mereka melemahkan pemahaman kaum muslimin terhadap keduanya, agar mereka dapat dikuasai, kemudian menghancurkan mereka kapan saja sesuka mereka. Setelah itu mereka menanamkan keraguan terhadap akidah Islam dan bahasa Arab, karena bahasa ini tidak mampu digunakan untuk mengungkapkan keilmuan yang sedang berkembang. menurut mereka bahasa Arab adalah bahasa kuno yang kaku, tertinggal dan tidak dapat maju”.
Bahasa Arab dijauhkan dari ilmu pengetahuan seperti keilmuan di bidang kedokteran dan teknik, kemudian digambarkan sebagai bahasa yang tidak bisa mengungkapkan tentang ilmu-ilmu tersebut, hal inilah yang menyebabkan terciptanya stigma buruk bahasa Arab di kalangan kaum muslimin, bahasa Arab menjadi bahasa yang tidak produktif, dan akhirnya dia menjadi bahasa yang tereliminasi dari khazanah peradaban dunia, terutama pada generasi yang sudah teracuni oleh tsaqafah barat.
Ilmu-ilmu yang ditemukan oleh ilmuwan muslim memiiliki peran yang besar dalam sejarah, yang sangat bermanfaat untuk dunia yang digunakan selama berabad-abad. Syaikh Albasyir Al Ibrahimi mengatakan “ bahasa Arab mampu mengungkapkan dengan detail penemuan-dalam bidang kedokteran yang dipersembahkan oleh orang Arab, itulah bahasa Arab, bagaikan sebuah wadah yang sangat besar, setiap kali diisi akan bertambah besar agar bisa menampung banyak kosa kata, tidak butuh penggunaan bahasa lain untuk melengkapi kekurangannya, karena dia adalah bahasa yang sudah sempurna ,ia adalah bahasa yang terbaik yang diturunkan Allah untuk manusia, seperti yang pernah dikatakan oleh Brukhman,”dengan Alquran, bahasa Arab tersebar ke seluruh dunia, tidak ada bahasa manapun yang dapat menandinginya”.
Bahasa Arab memiliki kedudukan yang tinggi selama berabad-abad, karena keunikannya ia mampu mengungkapkan keilmuan-keilmuan yang sedang berkembang, dan semua itu telah tercatat pada kitab-kitab sejarah, ilmuwan-ilmuwan muslim dan seluruh penemuannya adalah bukti bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang produktif yang mengikuti perkembangan zaman. “Bahasa Arab adalah bahasa yang mengajarkan barat tentang keilmuan, dan bahsa Arab adalah bahasa yang murni yang memiliki keunikan dalam mengungkapkan keilmuan dan seni” itulah yang dikatakan Lewis Masnon laki-laki berkebangsaan Prancis.
Itulah bahasa Arab….bahasa yang kaya akan kata, mampu bersaing dan memiliki banyak kontribusi.
Peran Globalisasi Dalam Menjauhkan Bahasa Arab
Globalisasi atau gaya penjajahan model baru telah mengubah cara penjajahan terhadap bangsa-bangsa lain, terutama ummat Islam yang sekarang menjadi lemah setelah kehilangan Daulah khilafah dan identitas mereka sebagai ummat Islam, yang telah mencabut keinginan mereka untuk bangkit dan maju dengan hilangnya daulah khilafah tersebut. Globalisasi adalah perang yang menyerang berbagai sisi kehidupan, politik, ekonomi, social budaya, dan lainnya, yang bertujuan untuk menghapus identitas kaum muslimin juga peradabanny , globalisasi sebenarnya digunakan untuk memaksakan hegemoni Amerika, ia berjalan sesuai dengan kebijakan Amerika untuk berkuasa, agar bahasa, budaya dan ideologi kapitalismenya digunakan baik dengan rayuan dan janji manisnya atau dengan ancaman dan siksaan.
Bagian dari sekularisme yang paling berbahaya adalah globalisasi bahasa yang bertujuan untuk mengaktifkan peran bahasa asing dan mengekalkan kekuasaanya terhadap bahasa-bahasa lain, agar menjadikannya bahasa yang pertama di dunia, dan menjadi bahasa yang penting dalam kemajuan peradaban.
Bahasa adalah tempat tumbuhnya sebuah pemahaman, maka negara-negara berlomba agar menjadikan bahasa mereka, bahasa yang setara dengan bahasa negara yang menjajahnya. Globalisasi adalah cara Amerika menjajah negara lain dari sisi politik, ekonomi dan social budaya, Prancis juga menggunakan cara yang sama seperti yang dilakukan Amerika , mereka mencoba mempromosikan bahasanya dengan mengikuti konferensi internasional, dan berusaha meyakinkan bahwa bahasa prancis adalah bahasa yang memiliki peran penting di afrika, dengan menjadikannya bahasa resmi dan berkomunikasi dengan bahasa tersebut, adapun bahasa Arab tidak bisa seperti bahasa prancis, oleh karena itu prancis mengerahkan segenap upayanya agar negera-negara jajahannya tidak tereliminasi dari dunia.
Anis Manshur dalam surat Kabar Ahramu Arbia menuliskan 25/5/1993, “Orang-orang Prancis sangat bangga dengan bahasa mereka yang sangat indah, yang dapat mengungkapka berbagai hal dengan detail baik masalah sastra maupun sains, oleh karena itu mereka menolak menggunakan bahasa inggris untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau penamaan benda apapun dengan bahasa inggris, itu adalah bentuk pengakuan terhadap bahasa mereka, bahkan mereka melakukannya lebih dari itu, mereka menghukum siapa saja yang menggunakan bahasa inggris, karena itu merupakan penghinaan terhadap bahasa asli, dan mereka tidak akan memberikan perizinan kepada perusahaan, yayasan atau lembaga apapun yang namanya tidak menggunakan bahasa Prancis”.
Itu adalah sebuah serangan yang tujuan utamanya adalah memerangi bahasa Arab, agar bahasa Arab hilang dan terlupakan, lapuk dikubur zaman, maka jadilah basa Arab adalah bahasa yang seolah-olah tidak mampu mengungkap penemuan-penemuan masyarakat di era modern, ini merupakan perlombaan untuk memaksa penggunaan bahasa inggris (Amerika) atau bahasa prancis (Prancis)) atau bisa jadi bahasa-bahasa yang lain juga, upaya aktif dari negara-negara barat untuk memaksaaan bahasa dan kebudayaan mereka agar menonjolkan identitas mereka dan memperkuat cengkramannya kepada kaum muslimin baik secara politik maupun ekonomi, lalu apa upaya kita, jika dibandingkan dengan upaya kafir penjajah yang terus menerus mencekoki bahasa mereka untuk menghapuskan bahasa Arab?
Sebuah upaya untuk menguliti ummat dari identitas aslinya dan agamanya dan menggantikannya dengan pemikiran mereka, maka perlahan mereka menerima peradaban barat, dan secara otomatis menguatkan hegemoni para kuffar, ini adalah perang antar peradaban yang tidak lain tujuannya adalah sebuah kekuasaan.
Peran Media Dalam Marginalisasi Bahasa Arab
Sudah menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat bahwa Media Sosial adalah alat yang paling efektif dalam mempengaruhi masyarakat dan perasaan mereka , lalu bagaimanakah jika media social itu bernama peradaban barat, yang hidup dan dan dapat berbicara? Apa yang akan terjadi jika seandainya kecendrungan masyarakat beputar sesuai garis edar yang ditetapkan peradaban tersebut?
Tentu ini adalah bencana besar yang dilakukan oleh musuh Islam dan musuh bahasa Arab, mereka menggunakan cara ini untuk menyiarkan racun yang akan menggoyahkan akidah , mencabut keunikan dan keistimewaanya, dan bahkan mereka juga menstigmatisasi ummat Islam dengan kekerasan (dengan mencap mereka teroris) , mendzolimi hak-hak mereka terutama kaum perempuan. Sebuah upaya yang sengaja di lemparkan untuk merealisasikan rencana mereka yang keji agar menjauhkan agama dari kehidupan dan hanya mengurusi urusan individu.
Sebagaimana kita lihat hari ini acara-acara di televisi sarat akan konten faham sekularisme, telah mengampanyekan sekularisme sebagai solusi bagi permasalahan kehidupan saat ini, dan kunci kemajuan peradaban. Di sisi lain acara-acara tesebut menyerang apapun yang identik denga hal-hal keIslaman, seperti masalah hijab, jenggot, tempat –tempat mengaji, ataupun konsep pendidikan Islam. Seharusnya, ini membuat kita merenung sejenak , mulai berfikir dan meyakinkan diri bahwa ini adalah perang yang nyata, yang menyerang dari semua sisi, dan media adalah salah satu alatnya, yang bertujuan untuk memaksakan penjajahannya , menghabisi peradaban Islam sehabis-habisnya karena jika Islam kuat barat aka resah, dan akan jumud berabad-abad .
Bahasa Arab tidak bisa lolos dari serangan ini, karena media memiliki peran strategis dalam memarjinalisasi bahasa Arab melalui iklan dan propaganda, iklan-iklan ini (hasil dari sekularisme) telah meraup banyak untung , konten iklan tersebut mengandung pesan untuk menjerat generasi kaum muslimin dengan tsaqafah mereka. Wlaupun antara dua peradaban ini ( Islam dan barat) memiliki banyak perbedaan, akan tetapi kampanye-kampanye yang dihembuskan telah melebur dua peradaban ini yang menyebabkan masyarakat sulit membedakan kekhasan dua peradaban tersebut, dan pada kampanye-kampenye tersebut tidak pernah lengah untuk terus mempengaruhi ummat Islam, anak-anak, para pemuda yang membuat mereka mengikuti gaya hidup para artis dan penyanyi terkenal, bahkan menggunakan istilah asing yang bertentangan dengan akhlakul karimah.
Iklan adalah sebuah ajakan yang dapat diterima oleh khalayak baik secara audio maupun visual, untuk mengajak mereka membeli barang yang dijual atau jasa yang ditawarkan. Ini adalah salah satu sarana yang cukup ampuh untuk menarik perhatian, dan yang harus diperhatikan secara seksama bahwa media-media menggunakan bahasa ammiyah dengan alasan bahwa bahasa ammiyah lebih mudah disampaikan dan dipahami. Mereka tidak ragu-ragu untuk menggunakan bahasa ini, masyarakat menjadi malu dan ragu untuk menggunakan bahasa yang benar dan fusha, bahkan mereka juga terang-terangan menyebarkan bahasa amiyah dengan istilah-istilah yang sama sekali tidak mengindahkan masyarakat dan kekhasan peradaban mereka, sepeti inilah kapitalisme tidak pernah memperdulikan masyarakat, mereka hanya berfikir tentang keuntungan, dengan cara yang licik. Cara yang mereka gunakan ibarat “mengusir sekumpulan burung dengan hanya menggunakan satu krikil” . Mereka mempromosikan, membuka pasarnya, membuat ummat memiliki ketergantungan dan tidak produktif, berikutnya mereka terus mempromosikan bahasa amiyah dan bahasa yang lainnya untuk benar-benar menghapuskan bahasa Arab, jika demikian dipastikan bahasa Arab tidak akan pernah lagi kembali digunakan.
Melalui sinetron-sinetron yang diterjemahkan yang dibagi menjadi beberapa episode , masyarakat mulai terbelenggu, dan susah untuk melepaskannya, operah diperlombakan di stasiun- stasiun televisi, kemudian ditayangkan dengan bahasa ammiyah sebelumnya menggunakan bahasa Arab fusha, maka dengan mudah bahasa Arab dijauhkan dari kehidupan kaum muslimin melalui tayangan sinetron-sinetron tersebut, mereka mencuri kekhasan dan keistimewaan yang dimiliki bahasa ini (bahasa yang menyatukan ummat muslim) dan menggantinya dengan bahasa yang memecah belah mereka, tersekat-sekat oleh batasan negara, yang menjadikan ummat Islam ummat yang terpecah belah, masing-masing memiliki bahasa, sejarah, dan peradaban yang berbeda.
Bahasa Arab Adalah Simbol Kemuliaan Islam
“Tidak ada bahasa dari suatu bangsa rusak, kecuali bangsa tersebut juga rusak, dan jika bahasanya terbelakang demikian juga dengan bangsanya, oleh karena itu kafir penjajah terus memaksakan bahasanya di tengah-tengah ummat, dan menjadikan sebagai alat penjajahan, menciptakan opini di tengah ummat bahwa bahasa mereka adalah bahasa yang mulia, dari sini kita dapat simpulkan bahwa mereka melakukan tiga hal terhadap kaum muslimin.
Pertama, mereka memenjarakan bahara Arab dan menggukan bahasa mereka(asing) selamanya
Kedua, membunuh pendahulu mereka.
Ketiga, membuat generasi berikutnya terbelenggu dengan belenggu yang sengaja mereka buat, dan apapun yang terjadi setelahnya adalah imbas dari apa yang mereka lakukan.” ( Wahyul Al Qalam, karangan Mushthafa As shadi Arafi’i).
“Hatsitsatun” adalah upaya untuk menghinakan ummat Islam , mempermalukan dan menindas, dan “Jaddun” adalah upaya untuk menghapuskan identitas kaum muslimin dan memarjinalkan bahasanya. Itu adalah sebuah kedengkian yang terkubur sejak lama di dalam hati mereka yang tidak akan pernah hilang hingga mereka mendapatkan dunia dan seisinya. Ini adalah peperangan antara ideologi barat dan Islam, ideology barat terus berupaya memerangi untuk mempertahankan eksistensinya, dan mengekalkan hegemoni di atas dunia setelah merasakan manisnya kekuasaan, sementara ideologi Islam telang hilang bersamaan dengan hilangnya daulah khilafah, dan terhapuskan indentitsanya, kaum muslimin terus berusaha untuk mengembalikannya , dan mengembalikan hukum-hukum Allah di tegakkan di muka bumi, agar tercipta kehidupan yang aman dan tentram bagi manusia.
Kaum muslimin terus menjaga identitas mereka sebagai seorang muslim dan bahasa mereka ketika mereka masih Jaya dan hidup mulia, akan tetapi barat tidak akan pernah tinggal diam. Ibnu Taymiyah Rahimahullah berkata,” generasi terdahulu sangat tidak suka mengubah syiar –syiar Arab walaupun dalam bermuamalat, yaitu berbicara dengan bahasa selain Arab, seperti yang telah di tulis oleh Imam Malik, Iman Syafii dan Imam Ahmad, bahkan Imam Malik mengatakan ,”siapa saja yang berbicara menggunakan bahasa selain bahasa Arab di masjid kami, kami keluarkan”. Mereka mengetahui bahasa Arab memiliki kedudukan yang penting, jika mereka mengabaikan bahasa ini maka mereka telah mengabaikan agama mereka, karena diantara keduanya ada kaitan yang sangat erat, yang akan menyatukan kaum muslimin, di penjuru bumi manapun mereka berada.
Dan mengumpulkan kami walaupun rumah kami berbeda***menerangkan bahwa kita berbahasa sama (Syair karangan ahmad syauki)
Dan hari ini keadaan kaum muslimin jauh berbeda dari yang seharusnya , segala upaya murahan dilakukan tanpa menghasilkan solusi apapun, para ahli bahasa mengadakan konfrensi dengan tujuan mengawasi bahasa Arab secara bersama-sama, setelah sebelumnya mereka juga menyerukan pengawasan terhadap daulah yang hancur karena keganasan kaum salibis…………
Upaya pengawasan internasional, bahasa ataupun ketahanan pangan tidak akan merubah keadaan kaum muslimin, kaum mulimin kehilangan kehormatannya, tertumpahkan darahnya, mereka kelaparan, menjadi gelandangan tanpa tempat tinggal, dan bahasa Arab tersingkirkan dan dijauhkan dari sains dan teknologi, apa yang sedang terjadi di tengah-tengah ummat disebabkan satu hal, yaitu tidak adanya daulah yang mengurusi urusan ummat, dengan aturan dari sang pencipta yang maha adil, yang akan menjaga aqidah,keamanan, bahasa dan identitas kaum muslimin, daulah jugalah yang akan meninggikan kewibawaan kaum muslimin di hadapan musuh-musuh mereka dan mengembalikankesucian keunikan dan keindahan agama mereka.
Seorang laki-laki Prancis berkata “ Irsand renaldr” Hal yang paling menakjubkan dari yang pernah ada pada sejarah peradaban manusia adalah tersebarnya bahasa Arab, sebelumnya tidak pernah diketahui oleh siapapun, kemudan dengan tiba-tiba menjadi rangkaian bahasa yang sempurna, itulah bahasa Arab yang kaya akan kosa kata, dan memiliki susunan yang sangat teratur”.
Itulah bahasa Al quran, bahasa yang dikenal kaum muslimin, mereka menjaganya, membelanya dari serangan kaum kafir, walaupun nyawa taruhannya, seperti halnya mereka membela agama mereka, akan tetapi ketika daulah khilafah runtuh, musuh-musuh Islam terus menghujaninya dengan serangan yang keji.
Dari sini kami menyerukan kepada seluruh kaum muslimin : jangan pernah menyepelekan bahasa Arab karena ia adalah bahasa yang suci, dengannya Al-quran diturunkan, dan dengannya juga kita memahami hukum-hukum agama kita, mari kita berjuang bersama para shiddiqin dari generasi ummat ini, mereka mendirikan shalat di siang dan malam hari untuk menolong agama mereka, meninggikan kalimat Rabb mereka dan menegakkan daulah khilafah di atas manhaj kenabian dan berhukum dengan hukum Allah, yang akan mengembalikan kemuliaan bahasa Al Quran, menjaga bahasa Arab yang akan disegani dan ditakuti musuh-musuh Islam dan para antek-anteknya.[]
Ditulis oleh Zainah Ash-shamit untuk Central Media Office Hizbut Tahrir