Formuda Riau: Dekonstruksi dan Solusi Pendidikan Indonesia
HTI Press, Pekanbaru. Generasi merupakan aset berharga yang diharus dijaga karena akan menjadi pemimpin yang akan melanjutkan pembangunan suatu bangsa. Namun, derasnya arus sekulerisme telah memburamkan potret generasi Islam.
“Anak didik tak lagi hormat kepada guru-gurunya, krisis moral sudah menggerogoti mereka, kebebasan berperilaku tak ayal turut meramaikan rusaknya generasi masa kini,” Ujar Ustadzah Latifah Rahma Anggota DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Riau sekaligus membuka acara Forum Muslimah untuk Peradaban (Formuda) dengan tema “Dekonstruksi dan Solusi Pendidikan Indonesia”, Ahad (5/3/2017).
Acara ini diselenggarakan oleh MHTI DPD I Riau di Teratai Meeting Room, Grand Central Hotel Pekanbaru. Sejumlah tokoh muslimah di Pekanbaru tampak hadir memenuhi undangan. Di antaranya dari kalangan guru, dosen, birokrasi pendidikan, dan tokoh lainnya yang peduli pada nasib pendidikan Indonesia.
Dina Hidayat, S.E,M.Si,Ak Dosen Universitas Islam Riau sebagai narasumber pertama memaparkan penyebab krisis pendidikan di Indonesia. Menurutnya, penyebab utama krisis di dunia pendidikan adalah sekularisasi kurikulum yang meminimkan pelajaran agama sehingga output pendidikan hanya untuk kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pendidikan kini dijadikan sebagai barang komoditi sehingga bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan yang layak, baik dalam infrastruktur maupun tenaga pengajar, maka harus mengeluarkan biaya yang tinggi dan hal itu ditawarkan oleh pendidikan swasta, bukan pendidikan negeri. Dengan demikian, terlihat bahwa negara berlepas diri dari peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Untuk menyelesaikan permasalah dunia pendidikan kini, Noveriyanti, S.Hut Ketua MHTI Riau sebagai narasumber kedua, memaparkan kepada para peserta bahwa solusi tuntas dari problematika tersebut adalah kembali kepada sistem pendidikan Islam.
“Adakah yang betah dengan keadaan saat ini? Tentu kita ingin mewujudkan kembali sistem kehidupan yang baik, khususnya dalam bidang pendidikan. Dan ini pernah ada dalam peradaban Khilafah Islamiyah,” terangnya.
Beliau juga memaparkan bagaimana kegemilangan dunia pendidikan dalam peradaban Khilafah. Semua mekanisme yang dirancang pada peradaban emas ini menghasilkan generasi cemerlang. Sistem pendidikannya ideal, bersifat visioner yang mampu mencetak generasi tangguh pemimpin peradaban, mempunyai konsep pendidikan Islam yang terdiri dari tsaqofah Islam, syakhsiyah Islam, juga sains dan teknologi yang semua itu didasari aqidah Islam.
Beberapa tanggapan dari peserta bernada serupa yaitu menyampaikan keprihatinan terhadap masalah hari ini dan berharap bahwa permasalahan yang sistemik ini harus diselesaikan. Di antaranya tanggapan dari Ibu El Sabrina dari Dinas Pertanian dan Perikanan, Ibu Nila Resmita dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ibu Azri Yeni Dosen UR, dan Ibu Misrawati Guru SMPN 11 Pekanbaru. []