Sosialisasi Konferensi Perempuan Internasional, Muslimah HTI Sambangi Kantor Berita Islam MINA
HTI Press, Jakarta. Sistem pendidikan sekuler telah menghasilkan potret buram dunia pendidikan di seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia, proses sekularisasi semakin massif terjadi. Demikian ungkap Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Iffah Ainur Rochmah saat melakukan kunjungan ke Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Jakarta Pusat bersama Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Kawasan Asia Tenggara Fika M Komara, serta Anggota Media DPP MHTI Novita M Noer dan Tri Shinta, pada Selasa (7/3/2017) sore.
“Ini ada bahaya pada penghancuran identitas dan corak kehidupan kaum Muslim dan akan menghalangi kebangkitan Islam yang sebenarnya,” terang Iffah di hadapan Pemimpin Redaksi MINA Ismet Rauf yang didampingi sejumlah staf redaksi, saat mensosialisasikan agenda Ekspo Pendidikan yang akan digelar pada Jumat (10/3/2017) dan Konferensi Perempuan Internasional pada Sabtu (11/3/2017) mendatang.
Iffah melihat, sekularisasi pada sistem pendidikan yang diterapkan di negeri-negeri Muslim saat ini sangat memberikan manfaat bagi penjajah Barat, membuat kondisi umat kian terpuruk, dan menghalangi umat dari kebangkitannya. “Namun, bahaya tersebut masih banyak yang tidak menyadari,” kata Iffah.
Sementara, di sisi lain Fika melihat selain persoalan sekularisasi, juga miskinnya visi penguasa dalam masalah pendidikan. Hal ini, kata Fika, tidak hanya terjadi di Indonesia akan tetapi juga di negeri-negeri Muslim. “Belum lagi, kaum muslimin ‘silau’ dan menjadikan Barat sebagai kiblat pendidikan,” tambahnya.
Iffah pun menilai, negara semestinya memiliki visi yang jelas untuk menghadirkan manusia yang seutuhnya. “Jika negaranya sekuler, sulit diharapkan dan tentu kita harus berjuang menegakkan sistem yang ideal itu, Khilafah,” tegas Iffah.
Diharapkan dengan digelarnya konferensi ini, kata Iffah, masyarakat luas bisa memahami bahwa sekularisasi masih sangat kuat bercokol di negeri ini bahkan semakin massif setelah agenda kontra terorisme berjalan.
Fika menyebut, konferensi yang bersifat internasional ini akan menghadirkan pembicara dari berbagai negara. Selain pembicara dari Indonesia, hadir pula dari Malaysia, Belanda, UK, Turki, Palestina, dan Tunisia, serta kawasan Teluk. Tema yang diangkat untuk tahun ini adalah “Khilafah dan Pendidikan, Menghidupkan Kembali Abad Keemasan” dengan menargetkan peserta 1.700 dari berbagai kalangan pendidikan. Dalam rangkaian kampanye digelar pula Ekspo Pendidikan Islam yang semakin memperkaya pemahaman masyarakat akan keunggulan Khilafah dalam menghadirkan peradaban emas.
Selain mensosialisasikan agenda konferensi, MHTI juga menyampaikan ide-ide Hizb kepada pimpinan dan staf redaksi. Di akhir, MHTI menyerahkan berbagai produk pendukung dakwah seperti majalah al-Wa’ie, tabloid Media Umat, buletin Al-Islam, dan lainnya.
Apa yang telah disampaikan oleh Muslimah HTI disambut baik oleh Kantor Berita MINA. MINA akan terus berusaha merangkul smua pihak dalam dakwah Islam dan menyebarkan berita secara utuh dan fair. MINA pun berjanji akan meliput acara tersebut.[] Novita M Noer