Konferensi Perempuan Internasional Dipadati 1700 Tokoh Pendidikan
HTI Press. Jakarta. Tidak kurang dari 1750 tokoh pendidikan memadati Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (11/3/2017) guna hadiri Konferensi Perempuan Internasional dengan mengambil tema “Khilafah dan Pendidikan Menghidupkan Kembali Masa Keemasan”. Peserta sebagain besar adalah tokoh masyarakat, intelektual, aktivis pendidikan, penggerak pendidikan dan para tokoh pendidikan Ormas dan Orpol dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Konferensi ini direncanakan akan berlangsung dari jam 08.00 – 17.00 WIB nanti.
Konferensi yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) bersama dengan Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir ini bertujuan untuk menyadarkan umat Islam yang menjadi penyebab krisis pendididkan di negeri-negeri muslim. Menyajikan sebuah visi kebijakan pendidikan Khilafah dan prektek membangun sistem pendidikan kelas satu yang akan menghidupkan kembali generasi emas yang berilmu dan menciptakan peradaban mulia. Serta memberikan panduan tentang metode mewujudkan kembali peradaban emas Khilafah Islamiyah.
Masulah Ammah MHTI Ratu Erma Rahmayanti membuka acara dengan memaparkan, untuk menjajah dunia Islam, Barat meng’install’ pendidikan dengan metode dan materi yang menjauhkan muslim dari aqidahnya, dari warisan tsaqafah, serta menghalangi kebangkitan dan kemajuannya.
“Pada saat yang sama, mereka menjadikan muslim mengagungkan sekularisme, liberalisme, dan ide-ide lain yang bukan dari Islam,” katanya.
Putra-putri negeri Muslim menjadi kelinci percobaan dalam laboratorium-laboratorium yang jauh berbeda dari habitat asal kaum Muslim. “Mereka dilatih dengan cara Barat, yakni menjadikan ilmu pengetahuan jauh dari penerapan praktis, dan menggantinya dengan pelajaran akademis yang menyalahi metodologi pengajaran Islam yang benar,” paparnya.
Maka, konferensi hari ini menjelaskan dengan gambkang tujuan pendidikan yang benar menurut Islam, penyebab terjadinya krisis pendidikan hari ini, dan bagaimana Khilafah menyelenggarakan pendidikan sehingga umat ini mencapai abad keemasan. “Kami juga akan menggambarkan profil sekolah dan pendidikan tinggi dalam sistem Islam, metode pembelajaran, dan pentingnya Bahasa Arab, serta strategi-strategi pendidikan bagi generasi muslim hari ini sebelum sistem Khilafah yang kedua tegak kelak,” katanya.
Hadir sebagai pembicara Fika M Komara (Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir), Muslimah Asy-Syami (Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir), Dr. Nazreen Nawaz (Direktur Divisi Muslimah pada Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir), Nida Saadah (Anggota Dewan Pimpinan Pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia), Zehra Malik (Anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir), Najah As-Sabateen (Wilayah Yordania), Dr. Ummu Sumayyah Ammar (Ketua Muslimah Hizbut Tahrir Malaysia), Shadia As-Sayadi (Anggota Hizbut Tahrir di Wilayah Tunisia), dan Yasmin Malik (Anggota dari Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir).
Konferensi dibuka tepat jam 08.30 diawali dengan tampilan nasyid yang menggambarkan tentang kesatuan umat dan pembacaan ayat suci al-Quran.[]