Nazreen Nawaz: Pendidikan Khilafah Tak Tertandingi
HTI Perss. Jakarta. Pendidikan Khilafah bersifat unik, hebat dan tak tertandingi. Demikian tegas dr. Nasreen Nawaz dari Divisi Muslimah Kantor Pusat Hizbut Tahrir dalam Konferensi Perempuan Internasional “Khilafah dan Pendidikan, Menghidupkan Kembali Masa Keemasan” di Balai Sudirman, Jakarta, Sabtu (11/3/2017).
Nasreen menjabarkan hebatnya visi pendidikan era Khilafah. Menurutnya ada tiga tujuan utama pendidikan Islam, yakni pertama, membangun syakhsiyah Islam.Terlebih dahulu anak didik dibangun aqidah Islamnya sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya.
Kedua, mengajarkan keterampilan dan pengetahuan praktis untuk kehidupan. Para siswa diajarkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. Seperti matematika, sains umum, serta pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan berbagai alat dan penemuan.
“Misalnya peralatan listrik dan elektronik, komputer, peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian dan industri, dan sebagainya,” bebernya di hadapan 1700 lebih tokoh pendidikan dalam dan luar negeri yang hadir.
Mereka juga, kata Nasreen akan diajarkan olahraga yang bermanfaat seperti berenang dan memanah, dan setelah baligh mereka akan dilatih dalam keterampilan militer di bawah pengawasan tentara.
Nasreen melanjutkan, tujuan pendidikan era Khilafah yang ketiga adalah mempersiapkan siswa untuk memasuki pendidikan tinggi atau universitas. Mempersiapkan siswa untuk memasuki universitas dengan mengajarkan ilmu-ilmu utama yang menjadi prasyarat, apakah ilmu budaya (tsaqafah) seperti fiqh, bahasa Arab, atau Tafsir al-Quran, ataupun ilmu empiris seperti matematika, kimia, biologi, atau fisika.
“Tujuannya untuk menciptakan kepribadian-kepribadian yang terhormat, para ulama, ilmuwan, dan pakar dalam setiap bidang kehidupan untuk menegakkan Khilafah sebagai negara adidaya dunia yang terdepan dan berpengaruh,” tandasnya.
Untuk mencapai hal ini, lanjut Nasreen, metode dan gaya pengajaran yang digunakan adalah yang menginspirasi dan menstimulus pemikiran yang mendalam. Sebagai contoh, ilmu-ilmu empiris akan diajarkan dengan cara membangun kemampuan analisis.
“Selain itu, topik-topik diterapkan untuk memecahkan masalah kehidupan nyata dan dipelajari untuk mendapatkan manfaat guna melayani kepentingan dan isu-isu penting umat,” katanya.
Tiga tujuan pendidikan tersebut akan berjalan melalui setiap tahapan sekolah, dengan setiap tahap berlanjut pada tingkat-tingkat yang dicapai sebelumnya, menjamin kelangsungan pendidikan dari pendidikan dasar sampai menengah.
Ia menambahkan, kurikulum pengajaran integral yang holistik ini akan menciptakan kepribadian Islam holistik yang mulia. “Baik dalam pemahaman dien mereka maupun sifat-sifat dunia ini, siap dengan pondasi yang diperlukan untuk memasuki studi yang lebih tinggi,” tegasnya.
Selanjutnya di level perguruan tinggi, tujuannya adalah untuk memperkuat dan memperdalam kepribadian Islam para mahasiswa. Menjadikan mereka para pemimpin yang menjaga dan melayani masalah-masalah penting umat. “Seperti memastikan pelaksanaan Islam yang benar, mengoreksi kepemimpinan, mengemban dakwah, dan menghadapi ancaman-ancaman terhadap persatuan umat, dien, atau Khilafah,” katanya.
Pendidikan tinggi, lanjut Nasreen, juga berusaha untuk menghasilkan berbagai gugus tugas yang mampu mengurus kepentingan-kepentingan vital umat ini seperti menjamin makanan, air, perumahan, keamanan, dan kesehatan yang cukup dan berkualitas bagi masyarakat, serta untuk menghasilkan cukup dokter, insinyur, guru, perawat, penerjemah, dan profesi-profesi lainnya untuk mengurus urusan umat.
Visi pendidikan dalam Kilafah yang unik, hebat dan tak tertandingi itulah yang ditawarkan Hizbut Tahrir untuk diterapkan, menggantikan sistem pendidikan sekuler.(*)