Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Bekerjasama dengan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Telah Berhasil Menyelenggarakan Konferensi Perempuan Internasional yang Fenomenal di Indonesia: “Khilafah & Pendidikan: Menghidupkan Kembali Masa Keemasan”
Issue No: 1438 AH / 035 Friday, 18th Jumada II 1438 AH 17/03/2017 CE
Siaran Pers
Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Bekerjasama dengan
Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Telah Berhasil Menyelenggarakan
Konferensi Perempuan Internasional yang Fenomenal di Indonesia: “Khilafah & Pendidikan: Menghidupkan Kembali Masa Keemasan”
Pada hari Sabtu, 11 Maret 2017, Divisi Muslimah Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, bekerjasama dengan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia telah berhasil menyelenggarakan sebuah konferensi perempuan internasional yang fenomenal dsn luar biasa di Jakarta, Indonesia, dengan judul, “Khilafah & Pendidikan: Menghidupkan Kembali Masa Keemasan”. Acara penting ini – yang diselenggarakan untuk membahas penyebab ‘Krisis Pendidikan’ parah yang mempengaruhi negeri-negeri Muslim berikut solusinya –, dihadiri oleh sekitar 1700 perempuan berpengaruh dari berbagai negara serta dari seluruh Indonesia. Delegasi termasuk guru, dosen, praktisi pendidikan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sekolah, jurnalis, akademisi, ulama, mahasiswa, aktivis pemuda, dan perwakilan organisasi. Orasi-orasi disampaikan oleh para anggota Muslimah Hizbut Tahrir dari Indonesia, Palestina, Tunisia, Teluk Arab, Malaysia, Turki, Belanda, dan Inggris. Atmosfer acara terasa sangat mengesankan, serta dipenuhi dengan ekspresi hangat dan semangat dukungan dari para peserta untuk mendesak pembentukan kembali Khilafah yang berdasarkan metode kenabian, yakni sebagai sarana untuk mengakhiri masalah pendidikan yang menggunung yang melanda dunia Muslim hari ini di bawah rezim-rezim dan sistem sekuler serta jalan untuk membangun sistem pendidikan kelas pertama di wilayahnya. Para delegasi juga menyatakan tekad mereka untuk melindungi anak-anak Muslim dari upaya intensif pemerintahan non-Islam di seluruh dunia untuk mensekulerkan anak-anak Muslim melalui pendidikan dan menghancurkan identitas Islam mereka. Acara yang disiarkan secara online untuk pemirsa internasional ini juga meliputi parade para perempuan berpengaruh yang terlibat dalam pendidikan yang menyuarakan dukungan mereka terhadap gagasan-gagasan yang dibahas dalam konferensi. Sebuah konferensi pers juga digelar, yang dihadiri oleh berbagai media.
Orasi-orasi konferensi merinci bagaimana pandangan sekuler dan kapitalis terhadap pendidikan di negeri-negeri Muslim telah membentuk pendidikan menjadi sekedar mempersiapkan siswa untuk mendapatkan pekerjaan dan mengukur keberhasilan mereka dengan nilai mereka terhadap pasar tenaga kerja, bukannya membangun kepribadian Islam mereka, keterampilan hidup (life-skill), dan mengarahkan mereka memperoleh ilmu dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat mereka dan meningkatkan kehidupannya. Kondisi ini dibarengi dengan pengaturan dan pendanaan pendidikan yang buruk di bawah sistem kapitalis di dunia Muslim, serta penanaman paksa model-model pendidikan berbasis kolonial regresif secara terus menerus yang bertujuan hanya untuk memperbudak pikiran generasi Muslim masa depan kepada budaya liberal sekuler barat. Semua ini adalah akar dari krisis pendidikan. Para pembicara membahas bahwa untuk membangun sistem pendidikan kelas pertama membutuhkan pembentukan sistem politik kelas pertama juga: yakni Khilafah, yang ditegakkan murni di atas landasan Islam. Oleh karena itu, konferensi ini menyajikan kebijakan pendidikan Khilafah seperti yang dijelaskan secara komprehensif oleh Hizbut Tahrir di dalam berbagai publikasi, seperti “Dasar-Dasar Kurikulum Pendidikan Negara Khilafah”.
Acara ini membahas bagaimana negara Khilafah akan merangkul sebuah visi independen bagi pendidikan yang ditujukan untuk membangun kepribadian-kepribadian Islam yang mulia dan keunggulan di dalam pemahaman tentang Dien dan ilmu-ilmu empiris, sehingga menghasilkan generasi kelimpahan ulama Islam, dan para ahli di setiap bidang ilmu pengetahuan dan akademisi. Negara ini juga akan membangun hubungan yang kuat antara sistem pendidikan dengan kebutuhan dan kepentingan vital masyarakat dalam industri, pertanian, ekonomi, militer, sains dan teknologi, dan semua sektor lainnya, dengan memanfaatkan benak-benak dan keterampilan terbaik dari umat ini untuk melakukannya. Hal ini akan memastikan swasembada negara, memutus ketergantungan pada bangsa lain dalam pembangunan dan kemajuan, serta mengakhiri brain drain dari negeri-negeri Muslim. Selain itu, sebagai negara yang memandang bahwa menjamin pendidikan berkualitas bagi semua warga negara adalah kewajibannya dalam Islam, dan yang berusaha untuk memimpin dunia dengan ideologi Islam, Khilafah juga akan memprioritaskan investasi di sektor pendidikan, termasuk untuk membangun sistem pendidikan tinggi kelas dunia, berikut penelitian dan fasilitas-fasilitas terspesialisasi – semua didanai oleh sistem ekonomi Islam yang efektif.
Orasi-orasi dalam konferensi ini juga menyoroti bagaimana Khilafah akan memimpin dunia dalam keunggulan pendidikan perempuan serta merangkul metode pengajaran yang akan menginspirasi, membangun pikiran analitis kreatif, dan rasa haus akan ilmu. Konferensi ini menyoroti bahwa melalui sistem pendidikan Islam yang tak tertandingi ini, Khilafah akan sekali lagi mengambil posisinya yang sah sebagai pusat pembelajaran dunia serta menghasilkan peradaban emas kaum berilmu, inovasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan. Konferensi ini juga membahas pentingnya pendidikan pra-sekolah sebagai pilar pertama dalam membangun kepribadian Islam dan memungkinkan anak untuk menghadapi lingkungan sekitar mereka, serta membahas hubungan penting antara bahasa Arab dan pendidikan, ijtihad, juga memahami Dien dan mengembalikan kejayaan Islam. Orasi terakhir memberikan pedoman tentang bagaimana membentuk pendidikan Islam saat ini dengan ketiadaan Khilafah untuk membangun pemuda Muslim dengan identitas Islam yang kuat yang siap untuk menghadapi tantangan-tantangan terhadap Dien mereka.
Konferensi ini didahului oleh sebuah pameran yang mengagumkan sehari sebelumnya, Jumat 10 Maret, yang dihadiri oleh sekitar 2.500 remaja dan perempuan dari seluruh Indonesia, termasuk siswa dari sekolah di 5 kota di Jakarta dan sekitarnya. Pameran ini menyajikan sejumlah materi dan video yang menampilkan topik-topik dalam konferensi termasuk talk show tentang penyelenggaraan pendidikan Islam saat ini dan kegagalan model pendidikan Barat.
Konferensi dan pameran ini, berikut kampanye global yang dilaksanakan selama tiga minggu sebelumnya tentang masalah pendidikan, Islam, dan Khilafah, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perdebatan saat ini tentang bagaimana merumuskan model pendidikan yang akan berhasil bagi negeri-negeri Muslim dan juga dunia. Alhamdulillah.
Materi-materi konferensi dan pameran termasuk orasi, diskusi, video, dan gambar dapat diakses di: https://goo.gl/g9Wt2B dan www.facebook.com/WomenandShariah.
﴿الَر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ﴾
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” [QS. Ibrahim: 1]
Dr. Nazreen Nawaz
Direktur Divisi Muslimah – Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir