Setidaknya sekitar 26 orang meninggal karena kelaparan di wilayah semi-otonom, Jubbaland, Somalia selatan hanya dalam waktu setengah hari. Laporan sebuah radio pemerintah federal di situsnya.
Somalia, seperti halnya negara-negara lain di kawasan tersebut sedang menghadapi kekeringan yang mengakibatkan tewasnya hewan ternak, kegagalan panen dan sekitar 6,2 juta orang meninggal karena kelaparan. Dari sekitar setengah penduduknya kini membutuhkan bantuan pangan.
Kelaparan parah melanda Kota Jubbaland, menyebabkan eksodus ratusan keluarga ke ibukota Mogadishu mencari bantuan.
Mohamed Hussein, Asisten Menteri Jubbaland mengatakan, kekeringan parah telah membunuh banyak penduduk di kota Jubba dan Gedo dalam rentang waktu 36 jam pada hari Senin.
“Penduduk di daerah tersebut membutuhkan bantuan darurat.” kata Hussein dalam laporannya.
Para penduduk mengatakan sebagian besar kota-kota telah dikuasai oleh militan Al Shabaab, yang telah melancarkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah federal yang didukung oleh Barat di Mogadishu.
Di antara sembilan rombongan keluarga yang tiba di ibukota Mogadisu yang berasal dari Jubbaland pada Selasa (21/3/2017) adalah Ibrahim Abdow, 62, yang mengatakan bahwa ia menunggang keledai dan naik bus untuk sampai ke sana.
“Sapi dan pertanian kami telah rusak dan binasa. Sungai-sungai telah kering dan tidak ada sumur di sana,” katanya kepada Reuters, saat berkemah di bawah pohon di pinggiran Mogadishu.
Penduduk kota menyediakan roti dan air kepada para keluarga yang mengungsi tersebut, mereka juga mengatakan bantuan makanan dari lembaga internasional sangat diperlukan.
Negara-negara kaya harus berbuat lebih banyak untuk menghentikan Somalia dari tenggelam ke dalam bencana kelaparan, kepala PBB mengatakan, jika belum ada bantuan dikhawatirkan akan terjadi meningkatnya tindak terorisme. Bantuan ini membutuhkan biaya sekitar $ 825.000.000.
Somalia sebuah negara muslim di Tanduk Afrika yang sejak lama mengalami kekacauan politik, kematian karena kelaparan juga menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh kaum muslim untuk menolong saudara mereka di Somalia. [] (Reportase oleh: Abdi Sheikh dan Feisal Omar; Terjemah dan Editing oleh: Gesang G. Raharjo, Sumber: Reuters)