Mantan Kepala Staf Tentara Pakistan Akan Mengambil Alih Komando ‘NATO Muslim’

Raheel SharifMantan panglima militer Pakistan, Raheel Sharif, akan menjadi komandan pertama dari koalisi negara-negara Islam yang sebagian besar Sunni, suatu kontra-terorisme pimpinan Saudi yang baru yang merasa frustrasi atas negara tetangganya Iran yang Syiah yang mendapat penentangan dan kritik di dalam negeri.

Sharif kemungkinan akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada awal bulan depan untuk mengambil alih apa yang disebut oleh komentator sebagai “Muslim NATO”, menurut para pejabat Pakistan dan para pembantu dekatnya.

Mereka mengatakan bahwa “menempatkan struktur militer” dari 39 negara Aliansi Militer Islam yang diusulkan untuk Memerangi Terorisme (IMAFT), yang akan berkantor pusat di Riyadh, adalah di antara tugas-tugas awal Sharif.

Sang jenderal, yang pensiun bulan November lalu, mendapat wewenang untuk melakukan tindakan militer yang keras melawan Taliban di Pakistan dan kaum militan di Pakistan selama tiga tahun menjabat sebagai kepala militer yang berkuasa.

Operasi kontraterorisme juga menyebabkan turunnya secara signifikan kekerasan kelompok militan di negara itu.

Suatu “pengaturan” antara kedua pemerintahan itu telah mengakibatkan penunjukan Sharif dan pemberian izin baginya untuk menjadi komandan aliansi tersebut, kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif saat membela keputusan tersebut. “Setelah menerima permintaan tertulis dari mereka [Arab Saudi], kami menyampaikan persetujuan kami kepada mereka secara tertulis,” kata Asif kepada stasiun lokal Geo TV.

Tetapi para pemimpin komunitas minoritas Syiah, partai politik dan para pengamat di Pakistan telah mengkritik pemerintah, maupun Sharif yang mau menerima tugas itu, karena khawatir hal itu akan memicu persaingan sektarian di dalam negeri dan merusak kredibilitas serta niat baik nasional yang didapatkannya.

Duta Besar Iran untuk Pakistan, Mehdi Hunar Dost, mengatakan pekan ini pemerintahnya telah berulang kali menyampaikan keprihatinannya kepada para pemimpin Pakistan atas keputusan mereka untuk berpartisipasi dalam koalisi militer pimpinan Saudi itu.

Dia memperingatkan langkah itu bisa menyakiti hubungan bilateral, yang sudah goyah atas tuduhan kaum militan Sunni anti-Iran militan yang menggunakan wilayah Pakistan untuk menyerang perbatasan Iran. Iran dan Pakistan berbagi perbatasan hampir sepanjang 1.000 kilometer. [Sumber: Voice of America]

 

Komentar :

Barat akhirnya berhasil mendirikan sebuah kekuatan intervensi Muslim untuk menekan kebangkitan Islam secara global dan melakukan peperangan untuk melindungi kepentingan Barat. (khilafah.com, 31/3/2017)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*