Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Baubau sukses menggelar Masirah Panji (Pawai Bendera) Rasulullah, kemarin. Dua bendera raksasa, yakni ar-Raya (hitam) dan al-Liwa (putih) diarak dari Benteng Keraton Buton menuju pelataran Stadion Betoambari.
Dua bendera masa kejayaan Islam itu, yakni dari masa Rasulullah, Khulafaur Rasidin hingga runtuhnya Kilafah (Negara Islam) yang berpusat di Turki itu sengaja diarak mulai dari Benteng Keraton Buton. Karena dalam sejarahnya Buton juga pada masa kesultannya merupakan bagian dari Khilafah Islam.
Sayangnya saat ini bendera Islam termasuk sejarah hubungan Kesultanan Buton dengan Khilafah Islam itu sudah kabur dari pemikiran umat Muslim. Karena itu, HTI Baubau dalam momentum Bulan Rajab ini memperkenalkan kembali bendera dan jejak Khilafa di negeri Khalifatul Khamis ini.
Ini juga berkaitan dengan perjuangan HTI yang ingin mengembalikan sitem pemerintahan Islama. Karena menurut KH Muhammad Ihsan Abdul Djalil SPd MPd, anggota DPP HTI, mengembalikan pemerintahan Islam yang bernama Khilafah itu adalah kewajiban kaum Muslim. “Jadi sangat tidak rasional kalau ada orang yang mengaku Islam tapi menolak bahkan menghalang-halangi perjuangan penegakan Khilafah,” tuturnya, saat membawahakan pidato politik.
Sementara itu, Humas DPD II HTI Kota Baubau Musran SSos mengungkapkan, kegiatan yang diselenggaran HTI Baubau, kemarin untuk mengingatkan kembali Khilafah dan Panji Rasulullah itu kepada Umat Islam. Itu sesui dengan tajuk yang diusung yakni “Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat”.
“Kami dari HTI DPD II Kota Baubau, ingin meyakinkan kepada masyarakat tentang simbol-simbol Islam terutama bendera Rasulullah yang sering disalah gunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menakut-nakuti umat Islam yang lain, dengan diberi simbol teroris atau radikal,” ujar Musran saat ditemui koran ini di tempat kegiatan.
Padahal, kata Musran, bendera warna hitam dan putih yang bertuliskan kalimat Tauhid Laa Ilaaha ilallah Muhammad Rasulullah itu adalah bendera yang dipakai Rasulullah pada saat mengawali negara Islam di Madinah. Kemudian bendera itu tetap berkibar di zaman kekhilafahan hingga runtuhnya Khilafa di Turki.
“HTI tidak punya bendera. Bendera yang biasa digunakan oleh HTI adalah bendera umat Islam warisan Rasulullah. Jadi masyarakat tidak perlu takut kepada panji-panji Islam dan simbol-simbol Islam yang lainnya,” lanjutnya.
Menurut pantuan koran ini, acara yang sempat tegang dikawal langsung oleh pihak kepolisian dan TNI, karena sejumlah masa yang mengatasnamakan Lembaga Pemerhati Bangsa melakukan aksi demonstrasi saat tablig akbar sedang berlangsung.
Hingga usai kegiatan, masa HTI membubarkan diri dengan tenang dan damai dan massa kembali ke rumah masing-masing. (butonpos.fajar.co.id)