Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulawesi Selatan Dirwan Abdul Jalil menegaskan HTI melakukan aktivitas dakwah, bukan makar. “Hizbut Tahrir melakukan aktivitas dakwah, bukan makar. Oleh karena itu tuduhan makar merupakan tuduhan keji dan tidak berdasar,” tegasnya kepada mediaumat.com, Kamis (13/4/2017).
Menurutnya, dakwah yang dilakukan Hizbut Tahrir selalu mengikuti tahapan dan metode yang dicontohkan baginda Muhammad Rasulullah SAW. Segala aktivitas Hizbut Tahrir adalah dakwah pemikiran dan tanpa kekerasan. Apa yang dilakukan Hizbut Tahrir adalah berupaya menumbuhkan kesadaran seluruh komponen umat Islam akan wajib dan pentingnya kembali kepada hukum Allah, sebaik-baiknya hukum untuk mengatur seluruh aspek kehidupan sekaligus mengajak mereka ikut berjuang mewujudkannya.
“Semua itu Hizbut Tahrir tempuh dengan melakukan pembinaan di tengah-tengah umat, menjelaskan rusak dan hancurnya kehidupan ketika tidak diatur dengan hukum Islam, termasuk mengungkap agenda pihak-pihak yang ingin menimbulkan mudharat terhadap kaum Muslim,” ujarnya.
Sekali lagi, lanjut Dirwan, semua itu dilakukan secara intelektual (pemikiran) dan tanpa kekerasan. Dengan demikian, aktivitas seperti mendirikan negara dalam negara, aktivitas bersenjata, berupaya menduduki istana negara dengan maksud memaksa presiden mengundurkan diri atau menduduki gedung MPR/DPR dengan maksud serupa bukanlah metode dan bagian dakwah Hizbut Tahrir.
“Oleh karena itu, metode yang dilakukan Hizbut Tahrir dalam mengemban dakwah tidak pernah melakukan makar karena memang tidak dicontohkan Rasulullah SAW,” simpulnya.
Ia juga menyatakan pihak tertentu yang menghalangi jalannya Masirah Panji Rasulullah SAW di beberapa tempat dengan alasan makar jelas tidak berdasar. Makanya, di Sulsel, insya Allah, Masirah Panji Rasulullah 1438 H akan tetap diselenggarakan di Kota Makassar pada Sabtu, 16 April 2017.(mediaumat.com, 13/4/2017)