HTI PRESS, BANJARMASIN – Acara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, sukses berjalan lancar, minggu (16/04).
Yang pertama, adalah membludaknya peserta Tabglih Akbar Masiroh Panji Rasulullah, di Golden Tulip Galaxy Hotel.
Bahkan Neptunus Ballroom nampak tidak sanggup menampung ribuan peserta yang berdatangan dari 13 kabupaten kota se-kalimantan selatan, pasalnya, peserta yang bersiap hadir, mencapai sekitar 10.000 orang,
Sebagian harus rela mendengarkan seluruh rangkaiana cara dari luar balik pintu ballroom. Lantai tiga hotel berbintang tersebut bahkan terisi penuh kaum muslimin yang semangat mendukung perjuangan HTI.
Kegiatan ini diisi Tausiah oleh 4 Tokoh HTI, yakni ketua DPD II HTI Kota Banjarmasin, Wahyudi Ibnu Yusuf. Kemudian Keturunan Syeikh Arsyad Al-Banjari yang juga anggota Lajnah Tsaqofiyah DPD I HTI Kalsel, H. Luthfi Hidayat. Hadir pula ketua DPD I HTI Kalsel Baihaki al-Munawwar, dan Pengurus DPP HTI Yahya Abdurrahman.
Masing-masing penceramah memberikan materi tentang pengenalan panji Rasulullah, ancaman bahayanya neoliberalisme dan neoimperialisme, kewajiban penegakan khilafah, dan seruan penerapan syariat Islam secara totalitas.
Wahyudi Ibnu Yusuf menjelaskan bahwa Panji dan Bendera Rasulullah SAW dikenalkan dalam hadits riwayat Ath-Thabrani yang disebutkan adanya dua bendera berwarna Hitam dan Putih dengan bertuliskan kalimat Tauhid Laa Ila Ha Illallah Muhammadar Rasulullah.
“Panji ini bukanlah bendera teroris, juga bukan bendera pemecah NKRI, tapi inilah panjinya Rasulullah, yang akan menjadi pertanda posisi beliau di hari akhirat , dan pemersatu Umat Islam.”
Di pertemuan ini, HTI juga menyerukan ajakan kepada Kaum Muslimin untuk bersama memperjuangkan penerapan syariat Islam secara totalitas dalam institusi Khilafah Islamiyah berdasarkan metode kenabian.
“Para ulama terdahulu telah bersepakat bahwa mengangkat seorang khalifah adalah kewajiban bagi kaum muslimin berdasarkan dalil syara bukan berdasarkan hawa nafsu maupun akal manusia. Oleh karena itu, sungguh kita tidak boleh berdiam diri, dan mesti mengerahkan segenap upaya, untuk menunaikannya, ”tegas Baihaki kepada ribuan peserta Tabligh Akbar Masiroh Panji Rasulullah.
Sementara Yahya Abdurrahman menjelaskan bahwa dengan Khilafah Islamiyah, sebuah negara akan semakin kuat dan bermartabat, karena penerapan hukum yang adil. Bahkan keterpurukan Indonesia saat ini lebih diakibatkan dijalankannya sistem kapitalisme yang malah memarakkan korupsi, perzinahan, hingga pelarian kekayaan alam keluar negeri.
“Maraknya terjadi korupsi di negeri ini, akibat tidakdi terapkannya syariah secara totalitas.Bahkan yang terbaru, telah terungkap dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang menghamburkan uang rakyat lebih dari RP 2,3Triliun,” urai Yahya Abdurrahman, di sesi taushiyah terakhir.
Di hari yang sama, usai sukses di Golden Tulip Galaxy Hotel, HTI Kalsel kembali sukses melangsungkan Indonesia Khilafah Forum di Royal Jelita Hotel Banjarmasin.
500an tokoh masyarakat, ulama, tokoh agama dari berbagai kabupaten kota diundang khusus untuk semakin memperkuat dukungan ummat terhadap perjuangan penerapan syariah Khilafah.
Indonesia Khilafah Forum adalah forum terbuka bagi para tokoh yang hadir untuk lebih mengetahui aktifitas dan perjuangan HTI selama ini di masyarakat.
Desain awal direncanakan gelaran Tabligh Akbar Masiroh Panji Rasulullah ini di Siring Taman Bekantan. Namun dikarenakan kurang kondusifnya tempat, kegiatan tersebut digabungkan ke Golden Tulip Galaxy Hotel.
Tidak hanya di Banjarmasin, acara ini juga secara marathon digelar di 35 lima kota lainnya se-Indonesia dalam rangka mengingatkan ummat Islam untuk kewajiban penerapan Khilafah dan mengenalkan lebih luas panji Rasulullah saw. []MI Banjarmasin