Pelaksanaan Masirah Panji Rasulullah “Khilafah Kewajiban Syar’i, Jalan Kebangkitan Umat”

Maktab I’lamiy
Hizbut Tahrir Indonesia

NO: 287              25 April 2017/28 Rajab 1438 H

PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

PELAKSANAAN MASIRAH PANJI RASULULLAH

“KHILAFAH KEWAJIBAN SYAR’I, JALAN KEBANGKITAN UMAT”

 
Alhamdulillah, acara Masirah Panji Rasulullah (Mapara) yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di 36 kota besar di seluruh Indonesia di sepanjang bulan April 2017, bertepatan dengan bulan Rajab 1438 H lalu,  secara umum dapat berjalan dengan baik, aman dan tertib. Di beberapa kota, karena kendala teknis-administratif, kegiatan Mapara ada yang terpaksa dialihkan tempatnya, ditunda atau dikurangi ragam kegiatannya. Tapi itu semua tidak mengurangi kesuksesan pelaksanaan Mapara, baik dari sisi acaranya, pesan yang hendak disampaikan kepada masyarakat maupun respon masyarakat itu sendiri.

Mapara diselenggarakan oleh HTI sebagai medium untuk lebih mengenalkan simbol-simbol Islam, dalam hal ini al Liwa dan ar-Raya atau Panji Rasulullah, bersama dengan ide besar syariah dan khilafah, karena antara al Liwa dan ar Raya dengan syariah dan khilafah tidaklah dapat dipisahkan. Al Liwa dan ar Raya di masa lalu menjadi simbol keberadaan atau eksistensi khilafah dan persatuan umat.   Tujuanya, agar simbol-simbol dan ide-ide utama itu semakin dikenal ecara luas oleh masyarakat, selanjutnya bisa dipahami, diterima dan diamalkan serta diperjuangkan sebagai jalan kebangkitan umat menuju terwujudnya Islam rahmatan lilalamin.

Masirah Panji Rasulullah, selain dilakukan dalam bentuk masirah (long march atau pawai) dan tabligh akbar, juga dilakukan dalam bentuk dialog melalui sebuah acara yang diberi nama International/Indonesia Khilafah Forum. Forum ini merupakan sarana pertemuan antara keluarga besar HTI dengan Tokoh masyarakat dari berbagai kalangan untuk membangun kesamaan persepsi tentang pentingnya membangkitkan umat  dan  melakukan upaya bersama bagi perubahan menuju kehidupan Islami dan persatuan umat yang disimbolisasikan oleh tegak berkibarnya kembali Panji Rasulullah, Panji Islam.

Berkenaan dengan telah terlenggaranya acara tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

  1. Menyampaikan terima kasih kepada para tokoh, para ulama dan ustadz, cendekiawan, para pengusaha, para pekerja, para ibu dan remaja, pemuda dan mahasiswa serta para wartawan dan masyarakat umum yang telah turut serta hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Mapara dengan penuh semangat dan antusiasme. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh jajaran aparat keamanan yang telah dengan penuh kesungguhan menjaga kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan aman dan tertib. Semoga partisipasinya dalam kegiatan yang penting guna mengenalkan al Liwa dan arRaya dengan segala substansinya itu dicatat sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT.
  2. Menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, bila dalam pelaksanaan kegiatan Mapara ini terdapat kesalahan, kelemahan dan kekurangan dan menimbulkan sedikit gangguan.
  3. Semangat dan antusiasme peserta Mapara di berbagai daerah, diiringi dengan berkibarnya al Liwa dan ar Raya, menunjukkan kuatnya keinginan umat menuju terwujudnya kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah yang akan menerapkan syariah secara kaffah. Sekaligus menepis propaganda buruk yang mengatakan bahwa al Liwa dan ar Raya seperti itu adalah simbol dari kelompok teroris.
  4. Menyerukan kepada semua pihak, khususnya pemerintah dan aparat keamanan, untuk memandang acara ini, dan acara serupa di masa mendatang, sebagaimana terhadap ratusan bahkan ribuan kegiatan yang telah pernah diselenggarakan oleh HTI sebelumnya, sebagai bagian dari ekspresi dan aspirasi umat Islam dalam dakwahnya yang dijamin oleh undang-undang. Sekaligus harus dipandang sebagai bentuk kontribusi HTI dalam perbaikan bangsa dan negara ini  melalui penanaman spirit tauhid pada masyarakat dan dorongan ketaatan pada hukum-hukum Allah SWT, Sang Pencipta Kita Semua. HTI memandang, berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara ini, seperti korupsi yang makin menjadi-jadi, kerusakan moral, kriminalitas yang merajalela dimana-mana, berkembangnya ketidakadilan hukum dan ekonomi, kedzaliman dan sebagainya, sesungguhnya berpangkalpada rapuhnya tauhid dan lemahnya ketaatan pada ketentuan-ketentuan Allah SWT tersebut. Oleh karena itu tidak pada tempatnya acara yang demikian mulia ini dihalangi, diganggu apalagi dilarang, atau dituding dengan berbagai macam tuduhan, seperti tuduhan makar dan tuduhan lain,  yang tidak berdasar sama sekali. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkan dan memperjuangkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap muslim sebagai realisasi dari ibadah kita kepada Allah SWT.

 

 

Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir

 

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

 

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*