Digunakannya polisi sebagai ‘alat politik’ untuk membungkam umat Islam, kembali mengemuka. Hal ini, terkait dengan dibubarkannya acara kajian agama Islam yang akan diisi oleh Ustaz Felix Siauw di salah satu Hotel di Malang, Jawa Timur, pada Ahad (30/4).
Kenyataan itu pun sangat disayangkan oleh Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf. Menurut dia, sikap polisi yang sudah menjadi alat politik ini, hanya akan menciderai rasa keadilan umat Islam di Indonesia.
Dan harusnya, menurut dia, polisi menyadari hal itu sebelum citra penegak hukum menjadi buruk di mata umat Islam. “Itulah yang harus dicegah polisi, dari dulu yang paling rawan polisi yang juga alat negara sebagai alat politik pemerintah,” ujar Maswadi Rauf kepada Republika.co.id, Selasa (2/5).
Guru Besar Ilmu Politik UI ini menilai, apa yang terjadi sekarang, baik pada kriminalisasi ulama hingga kasus pembubaran acara kajian Islam adalah peristiwa buruk. Apalagi, itu dilakukan ketika rasa ketidakadilan ini semakin minim dirasakan umat Islam Tanah Air.
“Ini harus disadari dan dicegah baik dari pemerintah sendiri atau oleh polisi,” tegasnya. Sebab, kalau ini sudah dirasakan sebagian besar umat Islam, maka tentu citra polisi di mata publik khususnya umat Islam akan semakin buruk. Dan dalam posisi tertentu akan sangat susah mengembalikan kembali kepercayaan umat Islam tersebut.
Walaupun itu dilakukan oleh Kapolri atau pimpinan Polri dengan para tokoh agama Islam. Menurutnya, hal itu tidak akan bisa mengembalikan kepercayaan umat Islam terhadap polisi, selama di daerah dan di lapangan aparat masih saja berlaku diskriminatif terhadap umat Islam. (republika.co.id, 2/5/2017)