Maraknya pelarangan pengajian dan kriminalisasi ulama akhir-akhir ini membuat miris Umat Islam. Umat yang mayoritas di Indonesia justru menjadi bulan-bulanan di negeri sendiri.
Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI), Muhammad Hariadi Nasution, menyampaikan rasa prihatinnya dengan kondisi tersebut.
Hak Asasi Manusia (HAM) yang dielu-elukan tidak juga menjamin kebebasan seolah tak berlaku bagi umat Islam. Pria yang akrab disapa Ombat itu menyebut bahwa cara-cara licik ini bagian dari RAND Corporation, sebuah lembaga think-tank Amerika Serikat untuk menciptakan desain konspirasai peperangan melawan Islam.
“Umat Islam sebetulnya paham sudah masuk agenda global yang tertuang dalam strategi RAND Corporation. Umat Islam ini akan dibenturkan. Sebagaimana kasus Ustadz Shabri dan ulama lainnya, ingin mensinyalkan bahwa kearifan lokal itu menolak Islam radikal. Seakan-akan diciptakan seperti itu,” katanya pada Panjimas.com, Sabtu (6/5/2017).
Ombat menjelaskan bahwa RAND Corporation memiliki agenda mengenai perang melawan terorisme dengan mengubah strategi, dari kekuatan militer menjadi kebijakan dan kerja intelejen. Meski demikian, ia mengingatkan umat Islam masih memiliki Allah yang bisa membuat makar, jauh lebih baik itu.
“Agenda konflik globlal RAND Corporation ini lagi dijalankan. Kita umat Islam ini harus baca gerakan mereka, umat Islam bukan orang yang tolol. Dan kita percaya makar Allah lebih sempurna,” tandasnya.
Untuk itu, Ombat meminta umat Islam sadar bahwa kini tengah dibidik lewat strategi konspirasi RAND Corporation dalam agenda perang global. Dia berharap umat Islam tetap taat dan patuh pada arahan ulama.
“Awas umat Islam harus tahu, kita di PUSHAMI tahu akan hal itu, apalagi FPI yang ormasnya lebih besar pasti lebih tahu. Bahwa ini agenda orang kafir untuk memecah belah umat Islam,” tutupnya. (panjimas.com, 6/5/2017)