Bagaimana Mewujudkan Persatuan Umat Kembali?
HTI Press. Sampang. Lajnah Khusus Muballighah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Sampang menyelenggarakan acara Forum Silah Ukhuwah Muballighah, Ustadzah, dan Ketua Majelis Taklim pada Jumat (5/5/2017) atau bertepatan tanggal 8 Sya’ban 1438 H di Rumah Makan Menara Fried Chikend (MFC) di Jalan Jamaluddin pukul 13.30 WIB dengan dihadiri puluhan peserta dari kalangan ustadzah dan muballighah.
Dalam materinya yang bertajuk Jalan Menuju Kebangkitan Umat, Ustadzah Dwi Kusumawati memaparkan bahwa dahulu umat Muslim bersatu menjadi kekuatan besar yang ditakuti dan disegani musuh-musuh Islam. Dengan kekuatan dan kemuliaannya kaum muslimin mampu menguasai 2/3 wilayah dunia. Peradaban gemilang, kemakmuran, kesejahteraan, dan kemuliaan dirasakan oleh seluruh umat manusia bukan hanya umat Islam saja.
“Ini terwujud ketika kaum muslimin berada dalam sistem Khilafah Islamiyah yang dinaungi panji Rasulullah saw (Al-Liwa’ dan Ar-rayah) perlambang akidah islamiyah dan pemersatu umat Islam,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, setelah Khilafah Islamiyah dihapus oleh Mustafa Kemal Attaturk tahun 1924, wilayah Islam menjadi terpecah-pecah. Menjadi nation state dengan panji/bendera yang berbeda.
“Umat kehilangan persatuan sejak Islam dihinakan hingga adanya kriminalisasi terhadap panji Rasulullah,” terangnya.
Bagaimana mewujudkan persatuan umat kembali? Ustadzah Dwi menjelaskan bahwa kaidah dan landasan penting untuk persatuan yang benar adalah persatuan di atas kalimat yang haq, yakni kalimat Laa Ilahaillallah Muhammadur Rasulullah dan berserah diri terhadap perintah Allah.
“Terapkan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah. Itulah jalan satu-satunya bagi umat ini untuk bangkit dari semua keterpurukan dan kemorosotan,” tegasnya.
Oleh karenanya menurut beliau, muballighah adalah pewaris para Nabi memiliki andil yang besar dalam membangun persatuan umat sehingga umat dapat hidup dalam peradaban yang mulia dan diberkahi. Untuk itu butuh pemikiran yang sama dikalangan kaum muslimin, perasaan yang sama, dan diatur oleh aturan yang satu yakni Islam yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Acara ini ditutup dengan doa oleh Ummi Hj. Jamaluddin.[]