Catatan Kejahatan Negara yang Larang Hizbut Tahrir, Indonesia Menyusul?

ht ukraineSudah masyhur bahwa rezim-rezim diktator kawasan Asia Tengah masih mengadopsi cara-cara komunistik dalam menghadapi kebangkitan umat Islam.

Salah satu alasan yang kerap disampaikan pemerintah memperkuat rencana melarang Hizbut Tahrir Indonesia adalah di negara lain juga Hizbut Tahrir dilarang. Menurut rezim Jokowi, Hizbut Tahrir dilarang di berbagai negara karena ideologi khilafahnya.

“Ideologi khilafah ini telah dilarang di banyak negara. 20 Negara telah melarang kegiatan HTI,” kata Wiranto dalam jumpa pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (12/5).

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, di sisi lain mempertanyakan alasan ini. Menurutnya, pelarangan di negara lain tidak bisa dijadikan dasar. “Apakah ketika Perancis  dan beberapa negara lain di Eropa, melarang memakai cadar, kita juga ikut-ikutan melarang?” tanyanya.

Sementara itu, Umar Syarifuddin, pengamat politik internasional, memberikan catatan khusus negara-negara yang melarang Hizbut Tahrir. Semua itu, menurutnya, tidak lepas dari kegigihan Hizbut Tahrir, menyerukan khilafah Islam, yang dianggap mengancam kepentingan negara-negara imperialis.

Untuk membungkam itu,  negara-negara imperialis menggunakan penguasa-penguasa boneka mereka di negeri-negeri Islam.  “HT beraktivitas dakwah sejak berdiri pada tahun 1953, melakukan perjuangan intelektual dan perjuangan politik – tanpa kekerasan, selama ini dikenal sangat aktif membongkar dan menentang kebijakan pemerintah yang pro negara imperialis, mendukung kehadiran militer asing yang dipimpin AS, dan masalah eksploitasi asing terhadap kekayaan alam negeri-negeri muslim, serta berbagai masalah keumatan,” paparnya.

Tidak heran, lanjutnya hampir sebagian besar negara-negara yang melarang itu, bersikap represif. Aktivitas Hizbut Tahrir dianggap mengancam kepentingan penguasa-penguasa negeri Islam yang bekerja sama dengan Barat.

“Mengingat kebangkrutan rezim-rezim despotik yang anti Islam dan anti kritik, maka di beberapa negara rezim itu melarang HT beraktivitas, bahkan telah memperlakukan para syabab Hizbut Tahrir yang mukhlis hingga sekarang dengan cara-cara brutal, zalim serta melancarkan berbagai tuduhan palsu dan fitnah yang direkayasa dengan sangat keji,”  tegasnya.

Pengamat politik luar negeri ini mengambil contoh negara Mesir. Menurutnya, negara ini dikenal menjadi mitra penting Amerika Serikat di Timur Tengah yang sangat bernafsu memerangi bukan hanya Hizbut Tahrir, tapi juga gerakan-gerakan Islam lainnya. “Mulai dari Anwar Sadat, Husni Mubarak, hingga Jenderal as Sisi, saat ini, sangat keras terhadap gerakan Islam namun Amerika Serikat tetap mendukung mereka.”

Beberapa negara yang melarang Hizbut Tahrir memang memiliki catatan kejahatan yang keji terhadap umat Islam. Mesir memang dikenal memiliki kejahatan kemanusiaan akibat sikap kejam penguasa Mesir terhadap gerakan Islam. Banyak aktivis Islam yang ditangkap, disiksa di penjara, dan dibunuh tanpa melalui proses pengadilan. Sebagian mereka kalaupun diadili, diperlakukan secara tidak adil di pengadilan militer yang memihak penguasa.

Sisi, juga bertanggung jawab dalam pembantaian ribuan massa demonstran yang menentang upaya kudeta ilegal yang dilakukannya. Tidak hanya itu, Sisi membungkam setiap media, menutup channel-channel TV, dan melarang setiap yang menyuarakan kebenaran.  Al Sisi menyerukan Islam moderat dengan menyeret ribuan orang ke dalam jeruji besi sambil mengangkat slogan “perang melawan terorisme”.

Sementara di Asia Tengah, sudah masyhur bahwa rezim-rezim diktator kawasan Asia Tengah masih mengadopsi cara-cara komunistik dalam menghadapi kebangkitan umat Islam. Kematian sang penjagal Karimov di Uzbekistan pada September 2016, tidak menghentikan kejahatan penguasa yang melanjutkan kebengisannya.

Tentang kejahatan Karimov ini, Human Rights Watch mengatakan: “Presiden otoriter Uzbekistan, Karimov, yang dilaporkan meninggal pada 2 September 2016, meninggalkan warisan penindasan (represif) politik dan agama. Selama pemerintahan Karimov, yang berlangsung lebih dari 26 tahun, pihak berwenang telah menangkap ribuan orang atas tuduhan yang bermotif politik, menyiksa mereka secara rutin di penjara dan kantor polisi, dan memaksa jutaan warga, termasuk anak-anak memetik kapas dalam kondisi yang kejam,”

Pasukan pemerintah Uzbekistan membunuh ratusan demonstran damai di kota Andijan pada 13 Mei 2005, dimana tidak seorang pun yang diberikan keadilan. Saat ini ada 6 ribu aktivis Hizbut Tahrir di penjara-penjara Uzbekistan, yang belum dibebaskan hingga ini. Rezim Asia Tengah lainnya, rezim Kazakhtan yang mewarisi kejahatan ala komunis, tidak kalah anti Islamnya. Mereka melarang penggunaan hijab oleh pelajar Muslimah dengan alasan mengancam sekulerisme.

Adapun Rusia, bekas negara komunis ini masih menunjukkan sikap anti Islam dan represif terhadap pengembannya, rezimnya memosisikan diri sebagai negeri totaliter dan fasis. Negara Rusia berusaha dengan keras mengaitkan tuduhan terorisme dengan Hizbut Tahrir untuk menakut-nakuti kaum Muslim Rusia agar tidak berhubungan dengan Hizbut Tahrir. Rusia juga terlibat langsung dalam pembantaian umat Islam di Suriah dengan mendukung rezim bengis Bashar Assad.

Negara yang juga disebut melarang Hizbut Tahrir dengan tuduhan teroris adalah China. Perlakuan  kejam Cina terutama di wilayah Xianjiang sering menjadi sorotan internasional. Bukan saja mendapatkan perilaku brutal seperti penangkapan, penyiksaan, dengan tuduhan teroris, umat Islam juga dipersulit menjalankan ibadah mereka. Rezim komunis Cina ini melarang pegawai negeri, anak-anak pelajar, mahasiswa untuk menunaikan ibadah berpuasa di bulan Ramadhan.

Rezim komunis Cina ini berusaha mencabut identitas Islam dari Muslim Xianjiang. Mereka melarang Muslimah yang berpakaian  sesuai syariah Islam dan pria Muslim berjenggot untuk naik bis-bis umum. Pemerintah Cina memaksa imam di Xinjiang menari di jalanan dan bersumpah tidak akan mengajarkan agama yang membahayakan jiwa anak-anak. Seluruh  imam di Xinjiang dikumpulkan di lapangan dan dipaksa menari dan bernyanyi sambil mengayunkan pamflet bertuliskan “Pendapatan kami berasal dari Partai Komunis Cina bukan dari Allah”. Pertanyaannya, apakah rezim Jokowi menyusul penguasa negeri Islam yang represif dan China Komunis, memusuhi umat Islam dengan kejam? (AF)

Terlibat dalam Penyiksaan Global
Kejahatan penguasa-penguasa itu juga dibongkar dalam Laporan Open Society Foundation (OSF) yang terbit Selasa, 5 Februari 2013. Dalam laporan yang berjudul “Globalizing Torture: CIA Extraordinary Rendition and Secret Detention” menunjukkan secara nyata keterlibatan penguasa negeri-negeri Muslim seperti Afghanistan, Aljazair, Azerbaijan, Bosnia-Herzegovina, Mesir, Libya, Malaysia, Moroko, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, Suriah, Turki, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Yaman, dan Indonesia dalam kejahatan global yang dilakukan oleh CIA. Studi ini menyoroti program rendition (pemindahan seseorang ke negara lain tanpa melalui proses hukum) dan penahanan rahasia yang dilakukan dinas rahasia Amerika Serikat, CIA, paska serangan teroris 11 September 2001 ke negara itu. (AF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*