Pusat Global untuk Memerangi Ekstremisme Diluncurkan di Riyadh

Trump dan SalmanRaja Salman dan Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu meresmikan Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis (GCCEI), yang bertujuan untuk mempromosikan sikap moderat dan melawan penyebaran faham ekstremisme.

Pusat ini adalah “buah dari kolaborasi antara negara-negara Muslim yang percaya akan pentingnya memerangi terorisme,” kata Nasir Al-Biqami, sekretaris jenderal GCCEI dalam pidato pengukuhannya.

Pusat tersebut – yang bernama “Etidal,” atau “moderasi” – mewujudkan kerja sama internasional dalam memerangi terorisme dan meningkatkan dialog konstruktif untuk melawan masalah-masalah tersebut. Pemilihan dewan direksi, yang terdiri dari 12 anggota dari berbagai negara dan organisasi, dimaksudkan untuk mencerminkan independensinya.

Di akun Twitter-nya, @etidalorg, dijelaskan bahwa misi entitas baru itu adalah “untuk mengungkap, memerangi dan menolak ideologi ekstremis.”

Dalam pidatonya, Al-Biqami mengatakan: “Hari ini dalam momen bersejarah ini kita menyaksikan kemitraan dan kerjasama lanjutan untuk melawan ideologi ekstremis. Ini merupakan bagian dari upaya yang dibiayai oleh negara-negara Muslim untuk memerangi terorisme dan untuk mengetahui bahwa memerangi terorisme adalah prioritas bagi umat Islam dan seluruh dunia. Negara-negara itu berinisiatif dengam mendirikan pusat ini untuk memerangi ideologi ekstrem dengan berbagai bentuk dan caranya.”

Teknologi canggih telah digunakan untuk mengoperasikan pusat lembaga itu, yang didasarkan pada tiga pilar – ideologis, digital dan informasi.

Kantor pusat memonitor dan menganalisa konten ekstremis karena mampu mendeteksi beberapa bahasa dan dialek yang sebagian besar umum dipakai dalam menangani ideologi ini.

Pengolahan dan analisis data dilakukan dalam waktu enam detik untuk mendeteksi konten yang mungkin mencerminkan ideologi ekstremis.

“Kantor pusat ini akan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk menentukan titik geografis yang menjadi tempat inkubasi terorisme dengan mencapai akar ideologi ekstrem, sekaligus menciptakan konten informasi yang mendorong toleransi dan moderasi di bawah pengawasan komite tinggi yang terdiri dari para cendekiawan dan ilmuwan Muslim dari berbagai negara, “kata sekretaris jenderal pusat tersebut.

Pembukaan kantor pusat dilakukan pada hari yang sama dengan pembukaan Forum Riyadh Untuk Melawan Ekstremisme & Melawan Terorisme.

Acara ini mengakhiri kunjungan dua hari ke Arab Saudi oleh presiden AS, di mana diadakan tiga pertemuan puncak penting : KTT Saudi-AS, KTT GCC-AS dan KTT Arab-Islam-Amerika. Kunjungan Trump juga bertepatan dengan Forum CEO Saudi-AS dan Tweeps 2017.

(Riza/http://www.arabnews.com/node/1103136/saudi-arabia)

 

Komentar Politik

  1. War on Terrorism terus berlanjut pasca lengsernya Obama. Hal ini mengindikasikan bahwa WoT telah menjadi Polugri AS, bersifat ajeg, pasca berakhirnya Perang Dingin.Dan yang nampak, WoT telah semakin menunjukkan wajahnya, yaitu War on Islamism.
  2. Pelibatan negara-negara di dunia Islam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pandangan antara Barat dengan para penguasa negeri muslim. Kesemuanya telah menunjukkan kesamaan arah pandangnya. Arah pandang yang dikendalikan Barat.
  3. WoT telah bergeser menjadi War on Radicalism / Extremism. Artinya cakupan semakin diperluas. Namun targetnya lebih spesifik, ideologi. Inilah Ghazwul Fikr, Perang Ide, Perang yang sebenarnya sudah berlangsung berabad lalu. Karena di sinilah letak persoalannya, keinginan ideologi Barat menjadi hegemoni peradaban dunia.

Wallahu alam.

Budi Mulyana, DPP HTI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*