Mereka tahu, dalam dakwahnya HTI tidak menyinggung masalah-masalah cabang (furuiyah), jadi mereka tidak terprovokasi atas fitnah dari selebaran tersebut.
Tangan-tangan kotor mencoba memfitnah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Maluku Utara. Fitnah itu berbentuk selebaran yang menggunakan kop surat HTI Maluku Utara yang berisi daftar aktivitas bid’ah serta mengafirkan sesama Muslim. Fitnah itu disebarluaskan melalui media sosial tiga hari sebelum Menkopolhukam mengumumkan rencana pembubaran HTI.
“Selebaran fitnah yang memalsukan kop surat HTI Maluku Utara lebih kurang beredar sudah sekitar sepuluh hari yang lalu di media sosial, selebarannya secara fisik sampai hari ini kita belum menemukan,” ujar Ketua HTI Ternate Sayyid Afandi kepada Media Umat, Senin (15/5).
Menurut Sayyid, tentu ini merupakan satu rentetan kejadian yang terjadi secara nasional, yang patut diduga kuat memang ada upaya-upaya untuk mengadu domba HTI dengan masyarakat oleh pihak-pihak yang tidak ingin adanya kekuatan persatuan dan kesatuan antara sesama Muslim.
Untung saja, lanjut Sayyid, aktivitas dakwah HTI terbuka di tengah-tengah masyarakat dan untuk masyarakat di Kota Ternate, sampai saat ini alhamdulillah mereka paham karakter dakwah HTI dan paham juga apa yang didakwahkan HTI. Mereka tahu, dalam dakwahnya HTI tidak menyinggung masalah-masalah cabang (furuiyah), jadi mereka tidak terprovokasi atas fitnah dari selebaran tersebut.
Namun tak mau ambil resiko, dua hari setelah selebaran fitnah tersebut berseliweran di media sosial, Sayyid pun menghubungi tokoh adat Jogugu Kesultanan Ternate Mahmud Zulkiram Chairuddin
“Karena kita lihat di selebaran fitnah tersebut ditujukan kepada masyarakat adat Kesultanan Ternate, sehingga kita menyampaikan klarifikasi kepada tokoh-tokoh adat Kesultanan Ternate. Saya katakan kepada Jogugu Mahmud bahwa selebaran itu adalah hoax dan tidak bisa dipertanggugjawabkan kebenarannya. Dan Jogugu pun memahami, karena mereka pun paham dakwah HTI selama ini,” beber Sayyid.
Selain itu, pada buletan Al Islam yang terbit pada Jum’at 12 Mei 2017 di Maluku Utara, HTI memasang pengumuman:
//Pengumuman// DPD I Hizbut Tahrir Indonesia Maluku Utara// Sehubungan dengan beredarnya selebaran gelap yang mengatasnamakan HTI Maluku Utara dan Kammi Malut tentang masalah furu’iyah (aspek cabang dan tradisi), dengan ini kami menyampaikan bahwa HTI Maluku Utara tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut yang bersifat memecah persatuan dan mengadu domba ummat.//
Semua pernyataan resmi HTI akan disebar secara terbuka pada kegiatan aksi damai, dialog terbuka atau website resmi TIDAK dilakukan secara SEMBUNYI.// Info lebih lanjut dapat menghubungi Humas HTI Maluku Utara di 08124403065 & 085298094886. Juga melalui medsos FB di @dakwahsyariahMU// www.hizbut-tahrir.or.id.//
Sebelumnya juga ada deklarasi 22 Ormas yang menolak keberadaan HTI di Maluku Utara. “Yang setelah kita cari fakta dan informasi, ternyata dari ormas yang hadir, sebagian besar menolak deklarasi itu,” ungkap Sayyid.
Oknum pengadu domba hanya mencatut nama Ormas dan tidak ada pernyataan resmi organisasi. KAHMI Malut misalnya, melalui Sekretaris Umumnya Ustadz Hasby Yusuf, menolak dengan keras deklarasi yang mengatasnamakan KAHMI tersebut.
“Demikian juga dengan Ustadz Harun Ginoni, ia juga merasa dijebak sebab undangan yang diberikan tidak menyebutkan agenda deklarasi penolakan HTI,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan di berbagai kota Kapolri Tito Karnavian meminta ormas lain dan juga masyarakat untuk memberikan legitimasi sosial rencana pembubaran HTI.[] joko prasetyo
Sumber: Tabloid Mediaumat edisi 197