Mubalighah DIY Prihatin atas Kriminalisasi Ulama dan Ormas Islam

HTI Press. Bantul. Beberapa waktu belakangan ini, upaya adu domba antar elemen umat Islam begitu kentara. Oleh karenanya, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) memandang penting menjalin komunikasi dan mempererat ukhuwah antar elemen umat, utamanya para ustadzah dan mubalighah yang merupakan simpul umat. Untuk tujuan tersebut, Ahad (4/6/2017) Lajnah Khusus Ustadzah dan Muballighah (LKUM) MHTI DPD I DIY mengunjungi beberapa pondok pesantren di Bantul, DIY.

MHTI diy

Kunjungan pertama dilakukan ke Pondok Pesantren Rahmatul Umam, Kretek, Bantul. Delegasi LKUM yang terdiri atas Hj. Eulis Siti, Lies Arifah, Nur Barozah dan Parmi diterima dengan baik oleh Bu Nyai Arifah. Dalam kesempatan tersebut, delegasi LKUM menyampaikan maksud dan tujuan kunjungannya untuk mempererat ukhuwah dan menyamakan pandangan mengenai kewajiban penegakan syari’at Islam.

Bu Nyai Arifah menanggapi bahwa hambatan utama persatuan umat adalah kecenderungan masing-masing elemen untuk menonjolkan kelompoknya daripada pemikiran Islamnya. Inilah yang dimanfaatkan kaum kuffar untuk memecah belah umat.

MHTI diy

Pondok pesantren yang dikunjungi berikutnya adalah Pondok Pesantren Asyifa Bantul. Kunjungan ini disambut baik oleh pengasuh pondok yaitu Bu Ipit yang langsung menyampaikan keprihatinannya atas kriminalisasi ulama dan ormas Islam yang sangat massif belakangan ini.

MHTI diy

Selanjutnya, delegasi LKUM mengunjungi Pondok Pesantren Ar Rahmah, Srandakan Bantul. Delegasi LKUM disambut baik oleh Bu Euis Nutrisnawati selaku pengasuh pondok. Beliau sangat prihatin atas kondisi umat yang terus menerus dizhalimi dengan kriminalisasi pada para tokoh umat dan kelompok dakwah.

Kunjungan keempat dilakukan ke Pondok Pesantren Nurul Anwar, Palbapang Bantul. Delegasi LKUM ditemui oleh Bu Nyai Uswatun Hasanah selaku pengasuh ponpes. Meski ini bukan kunjungan pertama ke Ponpes Nurul Anwar, tetapi ini adalah pertemuan pertama delegasi LKUM dengan Bu Nyai Uswatun Hasanah karena pada kunjungan sebelumnya ditemui oleh pengasuh yang lain. Oleh karenanya, pertemuan kali ini lebih banyak diisi dengan perbincangan taaruf mengenai apa dan bagaimana HTI. Bu Nyai mengapresiasi kiprah HTI dan berbagi beberapa tantangan yang beliau hadapai dalam mendidik anak di pondok pesantren.

Semoga dengan komunikasi yang intens, umat dapat lebih saling memahami sehingga tak lagi bisa diadu domba dengan fitnah murahan.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*