Pada hari senin tanggal 17 Juli 2017, sejumlah mahasiswa di Kota Samarinda menggelar aksi jalan santai yang dimulai dari Masjid Al Ma’ruf, Jl. Dr. Sutomo, Jl. Pahlawan dan Finish di Stadion Gor Sempaja samarinda, tak ada orasi atau pun yel yel yang disampaikan dalam aksi ini, para peserta hanya membawa poster dan papan yang berisi penolakan terhadap PERPPU Keormasan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Aksi ini berjalan dengan aman dan tertib tanpa mengganggu pengguna jalan raya yang melintas daerah yang dilalui oleh para mahasiswa.
Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Menolak Perppu (GMMP) ini memberikan protes keras terhadap pemerintah, pasalnya dengan dikeluarkannya PERPPU ini pemerintah cenderung ingin membungkam suara masyarakat yang mencoba untuk mengkritik pemerintah dan PERPPU ini juga menunjukan bahwa pemerintah sedang menyerang ormas islam dengan kediktatorannya.
Dan jika PERPPU ini disahkan oleh DPR, maka PERPPU ini akan menjadi senjata bagi pemerintah untuk membubarkan dan membungkam organisasi mana saja yang tidak sejalan dengan pemerintah. Dan dengan adanya Perppu ini menunjukan bahwa pemerintahan yang ada sekarang adalah pemerintah yang diktator dan kejam, karena perppu yang dikeluarkan oleh pemerintah bukan hanya pembubaran ormas melainkan juga penangkapan anggota ormas yang dibubarkan tersebut, hal ini akan membuat pemerintah menjadi semena-mena dalam bertindak.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Menolak Perppu ini berharap dan meminta agar pemerintah membatalkan dan mencabut Perppu No. 2 tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah agar dapat menjaga situasi dalam negara agar tetap kondusif dan tak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. (kaltim.news, 17/7/2017)