بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Terpuruknya Lira Turki
Soal:
Lira Turki terpuruk dalam satu hari sebesar 14% pada 10/8/2018 setelah mengalami penurunan lebih dari 21 % sejak awal tahun ini secara berturut-turut… Keterpurukan Lira Turki makin bertambah oleh cukai yang ditetapkan oleh AS atas baja dan aluminium yang diimpor dari Turki… Juga diungkitnya masalah penahanan pastur Amerika di Turki sejak tahun 2016 dan tuntutan agar dibebaskan… Lalu apa sebab semua itu? Sampai di mana krisis akan berjalan? Semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.
Jawab:
Supaya jawabannya jelas maka harus direnungkan perkara-perkara berikut:
Pertama: krisis Lira dan keterpurukannya yang terus menerus selama beberapa jangka waktu:
1- Penggunaan Lira bermula tahun 1927 dengan kurs sekitar 1 dollar. Hal itu setelah penghancuran al-Khilafah dan mata uangnya yang bersandar kepada emas dan perak… Kemudian mulailah cerita terpuruknya Lira sejak tahun 1933, satu Dollar menjadi setara dua Lira… Setelah itu rangkaian keterpurukan berjalan cepat sampai satu Dollar menjadi setara 1.650.000 Lira pada tahun 2001. Defisit dalam perekonomian Turki mencapai puncaknya seiring dengan tekanan-tekanan dari IMF. Pemerintahan Ajawed yang pro Inggris pun goyang… Berlangsunglah pemilu tahun 2002 untuk kemenangan Erdogan dan partainya dan dia membentuk pemerintahan dengan dukungan Amerika. Pemerintahannya mengambil keputusan menghapus enam angka nol (redenominasi) dan disetujui oleh Parlemen. Proses redenominasi dimulai dari 1/1/2005. Akhirnya, satu Dollar setara 1,79 Lira. Akan tetapi hal itu tidak bertahan lama. Sejak tahun 2013, Lira mulai kembali terpuruk. Sejak tahun 2013 Lira kembali mulai jatuh. Tercatat Lira terpuruk selama sembilan bulan sampai awal tahun 2014 di mana Lira kehilangan 30% nilainya. Keterpurukan Lira itu tidak berhenti hingga hari ini. Pemerintahan Erdogan telah berupaya membatasi keterpurukan itu dan menjaga kestabilan kurs Lira tetapi tidak mampu. Lira mulai terpuruk secara mencolok sejak awal tahun ini, di mana hingga pertengahan tahun 2018, Lira telah kehilangan sekira 21% dari nilainya pada awal tahun lalu, yakni dalam enam bulan…
2- Setelah itu pada 26 Juli tahun ini, krisis muncul ke permukaan secara mencolok. Hal itu ketika Trump dan wakilnya Mike Pence mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Turki jika tidak segera melepaskan pastur Brunson… Kemudian Lira makin menurun pada akhir bulan Juli lalu. Kurs Lira menjadi satu Dollar senilai 4,91 Lira, dibanding 4,76 Lira sebelum Bank Sentral Turki mengeluarkan keputusan mempertahankan tingkat suku bunga pada 17,75% tanpa kenaikan. “Bank Sentral Turki mempertahankan tingkat suku bunga tanpa perubahan pada Selasa, berbeda dengan prediksi yang memprediksi kenaikan suku bunga setelah naiknya inflasi mencapai titik tertinggi dalam 14 tahun … Bank Sentral mempertahankan harga beli kembali untuk jangka waktu satu minggu pada 17,75%… Lira yang telah kehilangan 20% nilainya sejak awal tahun ini mengalami penurunan menjadi 4,91 Lira per Dollar setelah keputusan itu dari kurs sebelumnya 4,76 Lira per Dollar… “ (Sky News Arabic, Selasa, 24 Juli 2018).
3- Setelah itu, ada pengumuman keputusan sanksi dalam tweet Trump di akun Twitter-nya dan berikutnya Lira Turki terpuruk terhadap Dollar… Untuk menangani krisis dengan Washington, Ankara segera mengirim delegasi diketuai oleh wakil menteri luar negeri Turki pada 7 Agustus untuk bernegosiasi dengan sejawatnya menlu Amerika untuk membahas krisis pendeta Brunson. Tetapi perundingan kedua pihak tidak mencapai hasil. Begitu delegasi Turki memulai perjalanan kembali ke Turki pada 9 Agustus 2018, Trump menyiramkan minyak ke api dalam tweetnya di akun Twitternya pada Jumat 10 Agustus 2018. Trump menyatakan peningkatan cukai baja dan aluminium dari Turki. Cukai aluminium dinaikkan menjadi 20% dan baja 50%. Karenanya, Lira terpuruk lagi. Lira terpuruk mencapai rekor baru 7,24 Lira per satu Dollar dalam transaksi pagi di Asia dan Pasifik. Mata uang Turki, Lira, kehilangan sekira 40% nilainya sejak awal tahun. Selama satu minggu kedua Agustus saja, Lira kehilangan 20% nilainya terhadap Dollar. “Trump menambahkan: saya mengeluarkan perintah untuk melipatgandakan cukai baja dan aluminium” (https://arabi21.com, 10/8/2018).
4- Begitulah, krisisi finansial antara Turki dan Amerika tampak di zhahirnya selah-olah akibat masalah pendeta Brunson dan keinginan presiden Amerika untuk menyenangkan kelompok fundamentalis kristen dari basis pemilunya beberapa bulan sebelum pemilu tengah untuk Konggres. Adapun hakikatnya, masalah pendeta Brunson digunakan demi menutupi sebab-sebab hakiki keterpurukan Lira Turki yaitu krisis politik yang dinutrisi oleh Amerika Serikat untuk memukul Eropa seperti yang akan kami jelaskan… Hal itu karena tanda-tanda krisis telah ada hingga sebelum terjadi perbedaan pendapat antara orang-orang Turki dan orang-orang Amerika. Pemerintah Turki mempercepat tanggal pelaksanaan pemilu dari November 2019 menjadi Juni tahun ini. Hal itu, untuk mengantisipasi krisis yang bisa mempergaruhi hasil-hasil pemilu… Erdogan telah mengakui hal itu. Dia berkata, “berkat pemajuan tanggal pemilu kita akan bisa menyiapkan diri untuk menghadapi dampak keguncangan ekonomi menghancurkan dan jika tidak maka kita tidak mungkin keluar dari periode ini tanpa menderita kerugian besar” (Laman al-Akhbar at-Turkiyah, 20/4/2018). Artinya, terpuruknya nilai Lira sudah terjadi sebelum masalah pastur itu dan sebelum kenaikan cukai… Dan khususnya bahwa Brunson telah dipenjara sejak tahun 2016. Karena itu, tidak ada makna Amerika merujuk kepada penjatuhan sanksi-sanksi terhadap Turki pada waktu ini demi Brunson, khususnya ketika diketahui sejauh mana lemahnya perhatian Amerika Serikat terhadap agama dan HAM…
5- Adapun sebab hakiki di balik keterpurukan mutakhir mata uang Turki adalah kembali ke sejumlah sebab, yang paling menonjol:
a- Jumlah utang yang besar, terutama sektor swasta, selama sepuluh tahun terakhir… Kementerian keuangan Turki mengumumkan pada September 2017 bahwa total utang luar negeri Turki mencapai 438 miliar Dollar… Dan Kementerian Keuangan berencana membayar sekira 11 miliar untuk bunga utang yang mencapai 43 miliar selama tahun 2018. Kementerian keuangan Turki dalam keterangan yang dikeluarkan pada 31/10/2017 menyatakan bahwa “Kementerian Keuangan membayar 10,92 miliar Dollar sebagai bagian dari jumlah harus dibayar yang mendekati 43,1 miliar Dollar untuk pembayaran bunga utang pada tahun 2018”… Tingkat inflasi mutakhir mencapai lebih tinggi dari 10%… “ (Anadolu Agency, 31/10/2017). Begitulah, lonceng tanda bahaya berdering makin keras, sampai-sampai penasehat Kementerian Keuangan Turki belakangan menyatakan bahwa “total utang luar negeri Turki untuk kuartal pertama tahun ini sejak 31/3/2018 adalah 466,1 miliar Dollar” (Anadolu Agency, 29/6/2018). Di sini harus diisyaratkan bahwa bagian penting dari utang-utang ini pada dasarnya kembali ke proyek-proyek pemerintah. Tetapi sektor swasta yang menjalankan pendanaannya… Sebab pemerintahan Erdogan selama sepuluh tahun terakhir berusaha mengurangi utang pemerintah dengan jalan menawarkan proyek-proyek ini kepada sektor swasta yang berutang dari luar negeri untuk menjalankannya… Karena itu sektor swasta hari ini menanggung sebagian dari utang ini. Dan itu merupakan trik politik supaya pemerintah bisa terus berbangga dengan sedikitnya utang luar negeri pemerintah!
b- Defisit perdagangan antara ekspor dan impor meningkat hingga mencapai 37,5% di banding tahu lalu. Nilainya mencapai 77,06 miliar Dollar selama tahun 2017. Hal itu menurut keterangan dari Kementerian Bea Cukai dan Perdagangan Turki pada 2/1/2018. Dan ini dibayar dengan mata uang kuat. Nilai ekspor Turki mencapai 157,1 miliar Dollar sementara impornya 234,156 miliar Dollar Amerika tahun 2017 (Televisi dan Radio Turki, 3/8/2018). Dan angka itu naik untuk pertama kalinya dengan tingkat ini sejak tahun 2003 ketika partainya Erdogan meraih tampuk pemerintahan. Perlu diketahui bahwa target Bank Sentral menjadikan tingkat inflasi sebesar 5 % agar mencapai standar Eropa… Tetapi gagal, sebab tidak mampu mewujudkan angka itu dan berhenti pada tingkat 8%, namun dengan cepat naik lagi menjadi 10% tahun lalu dan hari ini mencapai angka ini yakni 16%.
c- Lembaga pemeringkat rating menurunkan rating perekonomian Turki. Hal itu menjadi tekanan terhadap Lira Turki dan melemahkan kepercayaan terhadap Lira dan perekonomian Turki… Lembaga pemeringkat Moody pada 14/4/2018 memperingatkan lemahnya mata uang Turki dan membengkaknya utang Turki. Moody mengatakan, “pelemahan kronis mata uang Turki memiliki dampak negatif terhadap rating utang negara dan menjadi masalah untuk ekonomi”. Moody menunjuk “rendahnya cadangan devisa Turki” (Reuters, 14/4/2018). Moody menurunkan rating Turki dari BA1 menjadi BA2 pada 13/3/2018”. Erdogan pun marah seraya mengatakan, “lembaga-lembaga pemeringkat kredit sibuk untuk mendorong Turki agar masuk dalam kesulitan. Pasar finansial seharusnya tidak menganggapnya serius” (Turk Press, 13/3/2018). Standard & Poors mengikuti jejak Moodys para 2/5/2018, menurunkan rating kredit Turki pada suatu langkah yang tidak diprediksi sebelumnya… Standard & Poors mengumumkan keputusannya menurunkan rating Turki dari BB menjadi BB-. Lembaga ini mengatakan, “penurunan rating merujuk kepada kekhawatiran kami terkait terpuruknya outlook inflasi, penurunan jangka panjang kurs dan volatilitas mata uang Turki” (Reuters, 2/5/2018). Lembaga pemeringkat kredit, Fitch juga mengikuti jejak itu… Dalam rilisnya Fitch mengatakan, “peringkat kredit Turki menurun dari BB+ menjadi BB disebabkan naikya inflasi dan defisit dalam neraca berjalan dan ketidakmenentuan dalam kebijakan perekonomian Turki”… (Turk Press, 14/7/2018). Sudah diketahui luas bahwa lembaga-lembaga pemeringkat kredit ini memainkan peran dalam mempengaruhi situasi perekonomian di mana lembaga-lembaga itu menutupi problem-problem ekonomi suatu negeri dan tidak menyorotinya seperti yang dilakukan terhadap Turki selama bertahun-tahun, atau mengekspos problem-problem itu dan membesarkannya seperti yang dilakukan terhadap Turki sekarang, untuk tujuan-tujuan politik. Hal itu membuat para kreditur takut memberi utang kepada Turki… Dan berikutnya para kreditur itu menuntut pembayaran kembali utang yang telah diberikan.. Satu hal yang meningkatkan permintaan terhadap semua mata uang kuat dari pasar untuk membayar utang sehingga kurs Lira makin terpuruk.
Kedua: di sini harus dilontarkan pertanyaan: selama krisis Lira sudah berlangsung sejak lama… lalu kenapa ada tekanan terhadap Lira pada periode ini bersamaan waktu dengan masalah Pastur dan penaikan cukai? Dan kenapa ditonjolkan masalah terpuruknya Lira dengan bentuk yang cepat ini seolah ada ketegangan antara Turki dan Amerika untuk memukul Lira? Dan itu merupakan perkara yang berbahaya seperti pengumuman perang, yang minimalnya mengharuskan pemutusan hubungan atau penarikan diri dari NATO…. dan lainnya, tetapi tidak ada dari hal itu yang terjadi! Lalu apa hakikat perkara ini? Sehingga jelas hakikat tersebut kami sebutkan perkara-perkara berikut:
1- Pemerintahan Trump mengadopsi seruan Dollar yang kuat selamanya di hadapan mata uang global yang berpengaruh khususnya Euro. Pemerintahan Trump memanfaatkan penurunan suku bunga di zona Euro dan kenaikan suku bunga di Amerika untuk mendorong modal bermigrasi dari Eropa ke Amerika untuk mendapatkan bunga yang tinggi… Amerika memprediksi perpindahan dana akan menurunkan Euro terhadap Dollar. Tetapi hasilnya tidak seperti yang mereka inginkan. Sebaliknya, Euro terus menguat terhadap Dollar. Hal itu karena Bank Sentral Eropa memulai langkah-langkah efektif untuk mengetatkan kebijakan moneter dan menurunkan atau menghentikan pembelian obligasi, dalam apa yang disebut monetery easing. Hal itu menyebabkan perpindahan dana dari Amerika Serikat ke Eropa dan Asia untuk mencari imbal balik yang lebih baik atas investasi… Ketika Trump gagal dalam langkah ini, ia sengaja menurunkan impor dan meningkatkan ekspor untuk menyeimbangkan neraca perdagangan untuk pihaknya sehingga menguatkan Dollar. Maka Trump mulai menetapkan cukai atas beberapa komoditas impor. “Untuk itu menteri perdagangan Amerika Wilbur Ross pada Kamis 31 Mei 2018 mengumumkan bahwa negaranya pada hari Jumat besok akan menetapkan cukai tinggi atas baja dan aluminium yang diimpor dari Uni Eropa, China, Meksiko dan Kanada… (www.dw.com, 31/5/2018).
2- Tetapi semua kebijakan ini tidak bisa merealisasi untuk Trump penguatan Dollar terhadap Euro … Tampaknya Trump menemukan benda berharganya pada menonjolkan terpuruknya Lira Turki dengan meningkatkan tekanan terhadap Lira Turki itu. Dan berikutnya hal itu memukul pasar keuangan di Eropa dengan memicu kepanikan di pasar keuangan Eropa disebabkan intensifnya transaksi keuangan antara Eropa dan Turki karena mayoritas investasi di Turki adalah investasi Eropa. Pada tahun 2017 meningkat 32%. Total pertukaran perdagangan Turki yang terbesar adalah dengan Eropa yang mencapai 160 miliar Dollar tahun 2017 dan condong lebih unggul untuk yang terakhir. Kedua pihak (Turki dan Uni Eropa) mulai memperbarui perjanjian kesatuan cukai yang ditandatangani tahun 1995 dengan tujuan meningkatkan transaksi perdagangan menjadi 200 miliar Dollar dalam satu setengah tahun dan dalam lima tahun ditingkatkan lagi agar mencapai 500 miliar Dollar. Hal itu sesuai apa yang diumumkan oleh menteri perekonomian Turki Nihat Zeybekci (Middle East, 29/9/2017). Sementara itu, total transaksi perdagangan antara Turki dan Amerika sebesar 18,7 miliar Dollar ditambah ekspor Amerika ke Turki sebesar 7,2 miliar selama 11 bulan pada masa Trump (Anadolu Agency, 21/1/2018). Atas dasar itu, keguncangan apapun dalam perekonomian Turki dan berikutnya pada Lira Turki akan memicu kepanikan dengan kuat dalam perekonomian Eropa… Kepanikan finansial ini seperti yang diprediksi oleh Trump akan menjadi pukulan fatal bagi Euro…
3- Pasar Eropa benar-benar terpengaruh dengan penurunan Lira Turki:
a- Bank Sentral Eropa semakin khawatir tentang eksposur bank zona Euro ke Turki, terutama bank Prancis BNP Paribas, bank Spanyol BPA dan UniCredit Italia. Ketiga bank ini memiliki operasi besar di Turki, dan saham ketiga bank tersebut turun sekitar 3%. Jadi Eropa telah terpengaruh oleh apa yang terjadi di Turki dikarenakan investasi Eropa di Turki dan utang Turki kepada Eropa serta volume perdagangan antara kedua pihak.
b- Berdasarkan grafik terakhir dari the Bank for International Settlements (BIS), utang yang diberikan oleh bank-bank Eropa ke Turki mencapai 224 miliar Dollar (sekira 200 miliar Euro). Mayoritasnya piutang milik bank-bank Spanyol. Bank-bank itu khawatir paparannya terhadap krisis di Turki. Saham-saham sebagian bank Eropa telah menurun 10-20 persen seiring dengan terpuruknya Lira disebabkan piutang bank-bank itu di Turki (Sky News, 31/5/2018).
c- Ada aspek lain yang menggelisahkan untuk utang Turki itu, yaitu ketidakmampuan terhadap bunga utang… Para investor Turki berutang ke bank-bank Spanyol senilai 82,3 miliar Dollar, ke bank-bank Prancis senilai 38,4 miliar Dollar, sementara ke bank Italia 17 miliar Dollar dalam campuran mata uang lokal dan asing. Dari sini alarm tanda bahaya berbunyi keras di Eropa. Bank-bank Spanyol BBVA, UniCredit Italia dan korporasi Prancis BNP Paribas telah kehilangan nilai sahamnya (https://www.ft.com/content/51311230-9be7-11e8-9702-5946bae86e6d).
Begitu pula, penurunan nilai Lira juga memicu kemungkinan Turki terlambat membayar utangnya. Satu hal yang menyebabkan terdampaknya Eropa secara luas…
d- Berbagai laporan mengindikasikan bahwa korporasi-korporasi besar Turki berutang lebih dari 220 miliar Dollar. Korporasi-korporasi itu mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk perlindungan dari kreditur setelah terpuruknya Lira. Di antara korporasi itu adalah Doğuş Group yang dijalankan oleh miliarder Frit Shahenk yang meminta kepada bank-bank untuk merestrukturisasi utang dengan mata uang asing senilai miliaran Dollar. Beberapa estimasi menyebutkan, total utang yang diminta untuk direstrukturisasi mencapai 20 miliar Dollar…
5- Federasi Kamar Dagang dan Industri Jerman mengumumkan bahwa sekira 6.500 korporasi Jerman yang ada di Turki terdampak oleh kodisi ketidakmenentuan yang melanda perekonomian Turki. Federasi juga mengindikasikan bahwa korporasi-korporasi Jerman mulai memalingkan perhatian dari rencana menggelontorkan investasi baru di pasar Turki (www.lebanon24.com, 13/8/2018).
Ketiga: begitulah, pemusatan sorotan terhadap krisis Lira dengan penurunan yang dipercepat akibat langkah-langkah Amerika itu adalah untuk menciptakan keguncangan besar di dalam perekonomian Eropa dan berikutnya memukul Euro dan menurunkan nilainya di hadapan Dollar… Meski langkah-langkah Amerika dengan melakukan tekanan-tekanan terhadap Lira akan berdampak pada kehidupan masyarakat di Turki, tetapi Trump tidak peduli dengan hal itu… Meski orang memahami arogansi Trump untuk memukul mata uang apapun yang menyaingi Dollar sesuai mentalitas cowboy yang mengalir di dalam darahnya, tetapi yang aneh adalah Erdogan tidak memahami hal itu sehingga dia terkejut dengan apa yang diperbuat oleh Trump dan merasa aneh bagaimana Trum berbuat hal itu terhadap sekutunya demi seorang pastur?! Erdogan di depan kumpulan massa di kota Unye di pesisir laut Hitam, dia mengatakan, “merupakan kesalahan, bersikap lancang dan berusaha menundukkan Turki dengan melancarkan ancaman-ancaman demi seorang Pastur”. Dia menambahkan, “saya kembali menyeru mereka yang ada di Amerika: “memalukan. Kalian mengganti partner strategis kalian di NATO dengan seorang pastur” (website al-Anba, Ahad, 12/8/2018). Kemudian dia menyeru Trump dengan sungguh-sungguh dan sedih bahwa Turki telah memberikan banyak pelayanan untuk Amerika dan berperang di jalan hal itu! Hal itu terungkap dalam sebuah artikel dengan judul “Erdogan: Bagaimana Turki Memandang Krisis dengan Amerika Serikat –Erdogan: How Turkey Sees the Crisis With the U.S-” yang dilansir di surat kabar New York Times Amerika pada 11/8/2018, di dalamnya Erdogan mengatakan: ““…For the past six decades, Turkey and the United States have been strategic partners and NATO allies… Our two countries stood shoulder to shoulder against common challenges during the Cold War and in its aftermath… Over the years, Turkey rushed to America’s help whenever necessary. Our military servicemen and servicewomen shed blood together in Korea. In 1962, the Kennedy administration was able to get the Soviets to remove missiles from Cuba by removing Jupiter missiles from Italy and Turkey. In the wake of the Sept. 11 terror attacks, when Washington counted on its friends and allies to strike back against evil, we sent our troops to Afghanistan to help accomplish the NATO mission there.”… -Turki dan Amerika merupakan dua partner strategis dan sekutu di dalam NATO selama enam dekade terakhir dan bahwa keduanya menghadapi berbagai kesulitan bersama pada jangka waktu perang dingin dan sesudahnya… Selama bertahun-tahun itu, Turki bergegas membantu Amerika Serikat kapan pun dibutuhkan… Pasukan kami berperang bersama mereka di Korea… Pada tahun 1962, pemerintahan Kennedy bisa membawa Soviet untuk memindahkan rudal dari Kuba dengan jalan Amerika memindahkan rudal Jupiter dari Italia dan Turki. Dalam kebangkitan dari serangan 11 September, ketika Washington menunggu teman dan sekutu untuk menyerang balik setan, kami mengirim tentara ke Afganistan untuk membantu pencapaian misi NATO di sana.”… Begitulah, Erdogan menampakkan loyalitasnya kepada Amerika musuh Islam dan kaum Muslim, dan dia dibalas dengan tidak diapresiasi!
Keempat: adapun masa depan krisis antara Amerika dan Turki dan masalah Lira Turki ini, maka yang kami prediksi adalah sebagai berikut:
1- Sesungguhnya tujuan dari tekanan Amerika terhadap Lira Turki yang menyebabkan akselerasi penurunan Lira… tujuan ini adalah menciptakan kepanikan di dalam Eropa untuk mengguncang perekonomian Eropa dan berikutnya menurunkan Euro. Hal itu karena masifnya transaksi keuangan dan ekonomi antara Eropa dan Turki. Hal itu telah secara riil menurunkan nilai Euro di hadapan Dollar: “… Euro banyak mendapat pukulan pada Jumat setelah surat kabar the Financial Times mengutip dari dua sumber bahwa bank sentral Eropa gelisah tentang perkara bank-bank Spanyol, Italia dan Prancis dan eksposurnya terhadap Turki. Dan hari ini Euro menyentuh level 1,13655 Dollar, level terendah terhadap mata uang Amerika sejak Juli 2017, yakni lebih dari satu tahun… “ (Reuters, Senin, 13/8/2018). Oleh karena itu, Trump jika tercapai untuknya tujuan memukul Euro dalam bentuk yang menyenangkan arogansinya maka dia akan kembali mendukung Lira dengan membalik neraca lembaga-lembaga pemeringkat seperti yang dilakukan ketika naiknya Erdogan pada tahun 2003 pada saat Lira menurun dan perekonomian terguncang pada masa Ajawed dan berikutnya menciptakan gelembung kenaikan ekonomi melalui utang berturut-turut dengan pengaruh dari Amerika dan para pendukungnya dan menaikkan rating Turki… Dan berikutnya, promosi untuk perekonomian yang tumbuh di Turki padahal hal itu tegak di atas utang ribawi!
2- Adapun pengaruh cukai maka itu tidak punya pengaruh besar. Ekspor baja Turki satu miliar Dollar lebih sedikit (al-Yawm as-Sabi’, 2/8/2018). Dan itu tidak berpengaruh dalam negara yang ekspornya pada tahun 2017 mencapai lebih dari 157 miliar Dollar (portal asy-Syarqu, 2/1/2018). Seolah-olah yang dimaksudkan adalah menciptakan atmosfer keguncangan di dalam perekonomian Turki dan berikutnya situasi hitam terhadap Lira Turki yang berikutnya menjadi alarm bahaya dalam perekonomian Eropa dan berikutnya Euro. Hal itu dikarenakan masifnya transaksi ekonomi dan keuangan antara Turki dan Eropa, dan begitulah yang terjadi…
3- Pastur Brunson telah ditangkap sekitar dua tahun dan masalah itu dahulu tenang antara Turki dan Amerika. Dan sekarang Trump menonjolkannya untuk tujuan pemilu. Dan juga unuk menciptakan atmosfer ketegangan antara Turki dan Amerika yang membantu menimbulkan dampak terhadap pasar keuangan. Dan itu merupakan unsur yang membantu dalam keributan ini dan bukan yang pokok. Oleh karena itu, ketika Trump cukup dengan apa yang terjadi pada Euro, dan yang diprediksi hal itu tidak berlagsung lama… maka akan dilakukan penyerahan pastur itu ke Amerika disertai penjagaan atas muka Erdogan ataupun tidak!
4- Adapun penderitaan rakyat Turki akibat runtuhnya Lira dan berikutnya naiknya harga-harga dan kesulitan hidup… Ini tidak berarti bagi Trump dan tidak berarti bagi mereka yang berjalan di orbit Trump dan tidak pula berarti bagi antek-antek… Boleh jadi para pengikut dan komplotan itu paham atau berpikir bahwa mereka tidak punya nilai dan bobot bagi tuan-tuan mereka. Jika kemaslahatan tuan-tuan itu mengharuskan bahwa mereka melakukan apa saja yang mereka mau hingga seandainya di dalam hal itu ada penghinaan atas para pengikut atau menghitami wajah mereka… Siapa yang hina maka memudahkan penghinaan terhadapnya…
Ringkasnya:
– Krisis yang direkayasa oleh Trump berupa cukai, masalah pastur, penurunan rating Turki oleh lembaga-lembaga pemeringkat, masifnya utang terhadap Turki… dan sebagainya, dan berikutnya apa yang terjadi untuk Lira berupa penurunan mencolok… Krisis ini, yang dimaksudkan darinya adalah kepanikan di Eropa untuk mengguncang perekonomian Eropa dan berikutnya menurunkan Euro. Dan hal itu karena masifnya hubungan keuangan dan ekonomi antara Eropa dan Turki. Ini secara riil menyebabkan penurunan nilau Euro di hadapan Dollar…
– Dan karena Erdogan beredar di orbit Amerika maka tidak diprediksi bahwa krisis itu akan berkepanjangan. Tetapi, jika Trump merasa cukup dengan penurunan yang terjadi pada Euro, hingga meskipun belum dalam bentuk pukulan fatal seperti yang diharapkan, dan seolah-olah ini tidak jauh lagi… Maka dalam hal itu, seperti halnya Trump memulai krisis, maka dia juga yang akan menghentikannya dengan sedikit menjaga raut muka Erdogan atau tidak … dan kemudian Pastur itu dilepaskan, cukai dihapus atau diturunkan, dan lembaga-lembaga pemeringkat kembali dan rating Turki diubah setelah dilakukan penundaan utang dengan utang baru, dan berikutnya kurs Lira membaik hingga meski tidak kembali seperti sebelum krisis. Trump dan Erdogan pun akan kembali berbincang-bincang hangat seolah-olah tidak ada sesuatu pun yang terjadi!! Begitulah apa yang terjadi… Jika kepentingan Tuan-Tuan mereka mengharuskan penghinaan terhadap mereka, maka mereka lakukan, bahkan jika mengharuskan penghilangan mereka maka terjadi. Semisal itu telah terjadi pada kelompok mereka sebelumnya, tidakkah mereka mengingat?
﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya” (TQS Qaf [50]: 37).
Kamis, 12 Dzulhijjah 1439 H/23 Agustus 2018 M
http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/54514.html