Pada hari Ahad, 21 November 2021, ditandatangani kesepakatan politik antara dua instrumen kolonialisme internasional di Sudan, yaitu al-Burhan dan Hamdok. Kesepakatan itu terdiri dari empat belas poin yang mengatur ulang panggung politik yang mendukung militer. Hal itu terjadi setelah kudeta al-Burhan terhadap Hamdok, dan penempatannya di bawah tahanan rumah pada 25/10/21. Sementara Amerika, Inggris, alat-alat regional mereka, dan negara-negara lainnya dengan cepat menyambut perjanjian ini.
Kami di Hizbut Tahrir Wilayah Sudan menyatakan fakta-fakta berikut:
Pertama: Penyeberangan garis merah oleh warga sipil yang terkait dengan kolonialisme Eropa, terutama Inggris, serta tuntutan mereka untuk memimpin Dewan Berdaulat, menempatkan dinas keamanan di tangan Perdana Menteri untuk menata kembali, merestrukturisasi, dan melikuidasinya dari pengaruh Amerika, dan menempatkannya pada layanan pengaruh Inggris, sungguh semua inilah yang mempercepat kudeta al-Burhan, yang telah direncanakan untuknya, serta diawasi oleh utusan Amerika (Jeffrey Feltman) selama kunjungannya ke Sudan, yang berakhir pada malam 24/10/2021.
Kedua: Warga sipil, yang dipimpin oleh Hamdok, bertaruh di jalan dan tekanan internasional, untuk memaksa al-Burhan menarik kembali kudetanya, namun taruhannya kalah! Bagaimana mungkin seseorang yang telah meracuni rakyatnya yang hidup dalam siksaan selama dua tahun penuh, menerapkan sistem kapitalis yang menindas, dengan instruksi langsung, dan resep yang sudah disiapkan oleh dan dari para musuh, kaum kafir Barat. Jadi, bagaimana penguasa yang seperti itu bisa membayangkan bahwa kekuatan jalan akan kekuar untuk mendukungnya? Itu adalah pengkhianatan, dan respons terhadap setiap demonstrasi lebih lemah daripada yang sebelumnya. Adapun tekanan internasional tampak lemah, karena Amerika menolak untuk menggolongkan perilaku al-Burhan sebagai kudeta. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan: “Amerika Serikat menganggap apa yang terjadi di Sudan sebagai kontrol militer, dan kata “kudeta” membutuhkan evaluasi hukum” (Al-Hurra Channel, 26/10/2021), dan Feltman juga menyatakan bahwa ia menerima pemerintahan sipil dengan atau tanpa Hamdok, dengan mengatakan: “Kami menekankan perlunya massa untuk memulihkan kemitraan yang dipimpin oleh Hamdok atau tanpanya” (Al-Arabiya Net, 02/11/2021).
Ketiga: Ketika pesan tiba bahwa respons jalan menjadi lemah, dan resep Amerika telah matang, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Afrika Molly Phee kembali ke Khartoum, pada periode 14-16/11/2021. Dalam pernyataan Kedutaan Besar Amerika di Khartoum, yang dilansir Anadolu Agency mengatakan bahwa tujuan dari kunjungan tersebut adalah: “Untuk mendukung solusi atas krisis di negara ini, dan kembalinya Hamdok ke posisinya”. Dengan demikian, antara pengaturan Feltman untuk kudeta, dan kedatangan Molly, banyak air mengalir di bawah jembatan, yang mengharuskan antek-antek Inggris, terutama Hamdok, untuk menurunkan atap mereka, dan rela dengan kembalinya sebagai Perdana Menteri, untuk bekerja di bawah pengawasan Dewan Kedaulatan dan militer menurut kesepakatan politik, serta tidak lagi menuntut Kepemimpinan Dewan Kedaulatan dan restrukturisasi dinas keamanan.
Negeri kita telah menjadi arena konflik internasional antara dua kutub kolonialisme lama (Inggris), yang diwakili oleh Hamdok dan para pendukung peradaban, dan antara kolonialisme modern (Amerika), yang diwakili oleh para pemimpin kemapanan militer. Dua gagasan sipil dan militer, adalah salah satu alat konflik ini, keduanya seperti dua sisi mata uang, yaitu doktrin sekulerisme, doktrin memisahkan agama dari kehidupan, yang membawa kesengsaraan dan kesulitan hidup, mengokohkan pengaruh kaum kafir kolonial, serta menjarah kekayaan dan sumber daya alamnya. Kenyataan seperti sinar matahari di siang hari, sehingga tidak ada kemuliaan bagi yang naif dan yang tertipu oleh mereka.
Wahai orang-orang yang tulus ikhlas di antara ahlul quwah (pemilik kekuatan) dan pengaruh: Tanggung jawab Anda tidak akan dihapus di hadapan Allah SWT kecuali dengan mengambil pemerintahan dari antek-antek yang merusak kehidupan dan yang merendahkan rakyat ini, lalu dukunglah Hizbut Tahrir yang sedang berjuang di tengan umat dan bersamanya untuk mendirikan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan mencabut semua pengaruh kaum kafir kolonial, menerapkan Islam yang jernih dan murni, dan memperbaiki apa yang telah dirusak oleh peradaban kafir Barat di seluruh dunia. Semua itu untuk kebaikan Anda atau yang lain. Untuk itu, sambutlah seruan untuk kemuliaan dunia dan kemenangan di akhirat.
Wahai rakyat Sudan: Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (TQS. Ar-Ra’d [13] : 11). Bahwa langkah pertama dalam perubahan itu adalah kesadaran akan hakikat realita, dan ideologi Islam yang agung, sebagai akidah, dan sistem kehidupan yang diterapkan oleh Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah. Sambutlah proyek kebangkitan Anda berdasarkan wahyu agung yang dirumuskan oleh Hizbut Tahrir untuk tujuan mempelajarinya, menggembannya, mendukungnya, dan membawanya ke tampuk kekuasaan. Sebab di situlah terdapat kebaikan dunia dan akhirat.
Senin, 17 Rabi’ul Tsani 1443 H./ 22 November 2021 M.
Hizbut Tahrir
Wilayah Sudan