Oleh: Umar Syarifudin (Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)
Melalui berbagai jerat kesepakatan, Amerika Serikat berusaha mempertahankan pengaruhnya di negara-negara ASEAN dengan aktivitas mempercantik rezim yang sedang eksis berdasarkan pandangan mereka dan menjadikannya berfungsi untuk kemaslahatan mereka. Amerika Serikat, dalam hal ini menjaga kelangsungan pengaruh politik mereka di Indonesia. Sebaliknya China menjalankan rencana-rencananya untuk menjadikan pengaruh politiknya menancap di Indonesia. Menyusul Uni Eropa (UE) mengintai dari lorong gelap, siap menyantap Indonesia di saat yang tepat.
Pertarungan internasional terus berlangsung berebut hadiah bernama Indonesia untuk merealisasi kepentingan-kepentingan mereka dan menghisap darah kita selama pihak-pihak yang bertarung mendapatkan antek-antek dan para pengikut yang memberikan loyalitas kepada mereka. Pertarungan itu tidak akan berhenti karena adanya inisiatif ini dan mekanismenya yang menunjukkan keunggulan sayap Amerika Serikat dalam mempertahankan bangunan politik rezim di Indonesia tanpa terjadi perubahan kecuali hanya sekedar aktivitas dekoratif yang palsu.
Imperialis Amerika Serikat (AS) telah bermain-main dengan akal pikiran kaum Muslim dan membuat kaum Muslim di Indonesia melupakan misi mereka dan rahasia kekuatan mereka. AS terus berusaha sungguh-sungguh menguatkan cengkeraman politik dan kultural mereka atas Indonesia setelah umat Islam bangun dan mulai menggeliat mendongkel antek-antek barat satu demi satu. AS terus saja mempromosikan negara mereka, negara sipil demokrasi, liberalisme dan sekulerismenya seluruhnya yang saling bertentangan di dalam ungkapan yang asing “demokrasi dan HAM”.
Upaya memasarkan demokrasi la Amerika dilakukan sedemikian intens. Dan AS memastikan umat Islam akan terlibat di dalam permainan demokrasi dengan segenap rinciannya, pemilu dan parlemennya, untuk suatu tingkat mengadaptasi Islam, hukum-hukum dan sistem-sistemnya agar sesuai dengan demokrasi dan Neo-liberalisme. Demokrasi liberalisme kapitalisme telah dicoba dan dibuktikan kegagalannya di masyarakat-masyarakat barat. Tidak perlu diperlihatkan, apa yang dimunculkan oleh ide-ide dan syiar-syiar ini berupa komunitas gay dan lesbian, berbagai kriminalitas dan krisis-krisis ekonomi yang akhirnya menimpa seluruh dunia.
Bagaimana mungkin syiar-syiar barat yang dibawa oleh penjajah kapitalis barat pemilik berbagai musibah dan krisis, bisa diizinkan diimpor dan dibawa ke negeri kita, sedangkan syiar-syiar tegaknya Khilafah Islamiyah ‘ala minhajin nubuwah yang berlandaskan pijakan lâ ilâha illâllâh Muhammadun rasûlullâh justru dilarang dan orang yang mengusungnya dituduh radikalis yang harus dijerat berbagai tuduhan lainnya. Bukankah ini pelecehan terhadap akal pikiran kaum muslimin Indonesia. ini mengherankan.
Padahal umat Islam di dalam dirinya tertanam kokoh akidah Lâ ilâha illâlLâh Muhammad rasûlulLâh. Akidah ini adalah pandangan hidup umat. Umat memikirkan sesuatu dan peristiwa sesuai dengan pandangan hidup itu. Berdasarkan akidah itu dibangun nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan umat. Maka adalah wajar akan terpancar perundang-undangan umum dan khusus yakni konstitusi dan perundang-undangan dari akidah umat dan dibangun di atasnya. Juga adalah wajar setiap pemikiran dan nilai yang bertentangan dijauhkan, sehingga corak kehidupan umat tidak kacau, faktor-faktor kehancuran tidak bisa menyelusup ke dalam tubuh umat, dan umat tidak akan kehilangan perannya dalam memimpin dunia kepada kebaikan.
Umat telah dijebak barat sejak al-Khilafah hancur dan negeri Islam dipecah-pecah menjadi negara-negara boneka kecil. Berbagai intrik barat dirancang untuk kita jalan mencapai westernisasi dengan jalan mengambil peradaban barat yang rusak. Akan tetapi yang mengejutkan setelah 92 tahun mengekor buta kepada barat, tipuan itu terbongkar dan kita sadar dan mulai menemukan jalan kemuliaan kembali, maka pada saat itu kembali diperbarui seruan bahwa : “Demokrasi Final, Indonesia tanpa khilafah” Untuk mengelabuhi akal sehat kaum muslimin.
Setelah memahami bahwa pertarungan yang terjadi hari ini antara barat kapitalis mengambil manfaat dari keberadaan kaum muslim, di atas kondisi ini kaum muslim lemah, terpecah belah dan dikontrol barat supaya barat bisa merampok kekayaan kaum muslim dengan leluasa. Ketakutan yang ada saat ini di barat adalah ketakutan dekatnya kemunculan daulah al-Khilafah yang tidak bisa mereka hadapi secara intelektual dengan pemikiran kapitalisme yang tegak diatas asas manfaat, dan tidak bisa mereka hadapi secara militer karena kekuatan itu tersimpan dalam ideologi bukan pada kekuatan senjata.
Hari ini, betapa banyak barat menipu kita setelah menghancurkan negara kita dalam wujud multi-intervensi dan multi-dominasi, serta entitas politik yang bertahan diikuti oleh orang-orang yang terkooptasi dengan ide-ide dan kebudayaan barat di antara anak-anak umat Islam sampai kepercayaan terlepas dari dada umat bahwa Islam memiliki kemampuan menyelesaikan semua permasalahan kita dan permasalahan dunia.