TEHERAN –Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Rabu menuduh AS dan negara-negara dunia lainnya, menciptakan tata ekonomi “tidak adil” yang memicu krisis keuangan global. Dalam pidato pembukaan KTT Organisasi Kerjasama Ekonomi (ECO) kawasan itu di Teheran, Ahmadinejad mengatakan “AS dan sejumlah sekutunya adalah penyebab krisis ekonomi itu.”
“Kapitalisme sebagai satu sistem telah mengalami kegagalan. Tata ekonomi itu tidak adil dan tidak punya rasa tanggungjawab. Sayang, negara-negara dunia harus membayar biaya akibat kebijakan yang tidak efisien negara-negara tertentu.”
Ahmadinejad , yang dikenal karena sikap anti ASnya , menyerukan anggota-anggota ECO mengatasi “ancaman-ancaman” akibat krisis keuangan dan menjadikannya satu “kesempatan.””Ancaman tata internasional yang tidak adil dapat diubah untuk membentuk satu situasi ekonomi yang aman bagi negara-negara kita ” dengan mengembangkan perdagangan antara negara-negara anggota ECO, kata Ahmadinejad.
Ia menyerukan pembentukan satu bank bersama para anggota ECO yang dapat membantu peningkatan perdagangan di kalangan anggota.Ahmadinejad sendiri mendapat kecaman di Iran atas kebijakan ekonominya dan inflasi yang meningkat.KTT ECO – satu organisasi kawasan yang didirikan tahun 1985 oleh Iran, Pakistan dan Turki– bertujuan untuk membicarakan krisis keuangan global dan dampaknya di kawasan itu.KTT itu dihadiri Presiden Afghanistan Hamid Karzai, sejawat Pakistannya Asif Ali Zardari dan Presiden Turki Abdullah Gul serta para pemimpin dari anggota lainnya seperti Azerbaijan, Kazakhstan , Kyrgyzstan, Tajikistan , Turkmenistan dan Uzbekistan.
Presiden Irak Jalal Talabani dan Wakil Presiden Suriah Faruq al Shara juga hadir sebagai tamu kehormatan.
Karzai dalam sambutannya di KTT itu, mendesak anggota-anggota ECO membantu Kabul memerangi penyelundupan obat bius.”Rakyat Afghanistan adalah korban dari terorisme dan ada hubungan langsung antara penyelundupan obat bius dan terorisme. Kami ingin anggota-anggota ECO membantu kami memerangi itu,” katanya dan menambahkan Iran juga telah melakukannya.
Syiah Iran, yang punya hubungan etnik dan agama yang dekat dengan Afghanistan, juga menentang Taliban, yang terdiri atas penganut Sunni dan didukung Pakistan sampai serangan di AS 11 September 2001.Karzai mengatakan usaha-usaha sedang dilakukan untuk “meningkatkan hubungan di kalangan anggota negara-negara ECO” tetapi mendesak kerjasama tambahan dengan negara-negara Asia lainnya.
Kunjungan Karzai ke Iran mempunyai arti penting di tengah-tengah laporan bahwa Iran akan mempertimbangkan untuk menghadiri konferensi internasional 31 Maret.Ia diperkirakan akan medesak Iran menghadiri konferensi yang bertujuan membantu negara-negara dunia memulihkan stabilitas di negaranya yang porak poranda akibat aksi kekerasan. Zardari juga mendesak anggota-anggota ECO membantu Afghanistan memerangi terorisme .
“ECO memiliki tanggung jawab khusus pada Afghanistan. Marilah kita melakukan usaha-usaha untuk memberikan dorongan yang kuat” menyangkut hal ini, katanya dan menambahkan Islamabad sendiri “sedang membangun hubungan kepercayaan dan pengertian yang mendalam” dengan Kabul.Sementara itu Presiden Turki Gul menyerukan “penurunan tarif bea cukai antara anggota ECO dalam usaha liberalisasi perdagangan lintas perbatasan. (Republika Online, 11/03/09)
Komentar:
Kapitalisme sebagai sebuah ideologi yang berasal dari Barat telah nyata kerusakkannya. Bahkan kerusakkan ideologi ini berakar dari asas dari ideologi ini yang berasal dari akidah sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan.
Hari ini, ideologi kapitalisme berserta termasuk perangkat ekonomi kapitalismenya telah dipaksakan di negeri-negeri kaum Muslim. Sebagian kaum Muslim tidak menginginkan ideologi kufur tersebut dan menginginkan kembali kepada Islam, tetapi para penguasa Muslim masih membuta, dan masih berharap pada tatanan ideologi yang telah rusak tersebut.
Sudah sepatutnya para pemimpin negeri Muslim kembali kepada solusi Islam yang benar. Sudah selayaknya kaum Muslim dan para penguasanya kembali kepada tatanan ekonomi yang jauh dari krisis. Hal itu hanya bisa ketika kaum Muslim bersatu di bawah payung institusi yang akuntabilitas, yakni sistem Khilafah Rasyidah. Kaum Muslim hanya membutuhkan seorang pemimpin yang tulus yang akan menerapkan Islam dan mengembannya ke seluruh alam. Dengan demikian niscaya, kaum Muslim dan dunia akan kembali sejahtera dan