Inilah Ancaman Nyata, Rezim Liberal Jual Asset Negara Strategis

Di tangan rezim liberal kapitalis, satu persatu aset negara jatuh ke tangan asin‎g. Dulu di era Suharto , tambang emas di Papua digadaikan, di era pemerintahan Megawati, negara kehilangan aset seperti Indosat,  kapal tanker Pertamina, kini di era Jokowi bangsa ini kembali kehilangan aset negara strategis dan vital.

“Tidak tanggung tanggung, kali ini yang diambil asing adalah aset pertahanan strategis TNI Angkatan Udara yakni bandara Halim Perdanakusuma. Perusahaan yang mengambil pun adalah perusahaan penerbangan swasta Lion Air yang diduga adalah milik negara tetangga ‎yang mau bangkrut yakni Singapura,” ujar  Ketua Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno Salamuddin Daeng kepada mediaumat.com, Kamis (12/5) melalui surat elektronik.

Proses ini terjadi setelah  Lion Air memenangkan sengketa atas Bandara Halim Perdanakusuma di‎ Mahkamah Agung (MA) melawan Koperasi TNI Angkatan Utara dan PT Angkasa Pura.

Menurut Daeng, perusahaan ini cepat atau lambat akan menjadi pukulan telak yang akan melumpuhkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ketahanan sektor penerbangan.

“Bagaimana tidak perusahaan ini mewariskan beban yang luar biasa besar bagi ekonomi Indonesia!”  ujar Daeng mengingatkan.

Ia menjelaskan perusahaan Lion Air bagaikan vacuum cleaner akan menyedot ekonomi rakyat Indonesia untuk dikirimkan ke Singapura, Amerika dan Eropa. Perusahaan yang  dibangun dengan utang segunung telah digaransi oleh pemerintah melalui skema export credit agencies (ECA).

Melalui skema tersebut, seluruh utang yang digunakan untuk pembelian pesawat Boeing dan Airbus dijamin pemerintah Indonesia.  Sebagaimana diketahui bahwa PT. Lion Mentari Airlines telah mendapatkan utang dalam bentuk 230 pesawat dari Boeing Co Amerika Serikat senilai USD 22.4 ‎miliar dan  234 Airbus jet dari Eropa senilai USD 24 miliar dolar.

“Sebuah pinjaman tanpa studi kelayakan sama sekali, apakah ini layak untuk Indonesia atau tidak,” ungkap Daeng.‎

Dengan demikian utang perusahaan Lion yang dijamin oleh pemerintah Indonesia atas segala resiko operasi dan politik mencapai Rp 603 triliun lebih pada tingkat kurs sekarang! Utang yang tidak akan sanggup dibayarkan oleh seluruh penumpang pesawat terbang di negeri ini. Utang dengan skema ECA adalah utang yang sangat beresiko sehingga negara menjaminnya.

Daeng memprediksi, suatu hari jika terjadi provokasi yang berlanjut pada sengketa antara Lion Air dengan pemerintah Indonesia, yang kemudian membawa resiko bagi operasi Lion Air, maka itu akan menjadi kesempatan emas bagi Lion untuk mengubah utang mereka menjadi utang pemerintah Indonesia sebagaimana perjanjian export credit agencies (ECA)‎ dengan alasan pemerintah tidak menjalankan prinsip investment protection.

Itulah mengapa Lion Air akan jadi pemenang dalam  sengketa dengan pemerintah Indonesia sebagaimana terjadi baru-baru ini. “Sengketa dan arbitrase selalu menjadi alat korporasi untuk memeras pemerintah negara lemah. Dan sekali lagi Jokowi menjadi korban perjanjian internasional yang tidak dikenalinya,” pungkas Daeng. (mediumat.com, 14/5/2016)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*