Russia Today (14/05/2016): Militer AS mengatakan bahwa lebih dari separuh pesawat tempur milik Angkatan Udara AS tidak mampu take off, demikian menurut laporan surat kabar “Rossiyskaya Gazeta” yang mengutip laporan channel TV Amerika “Fox News”.
Seorang Kolonel AS Stephen Jost mengatakan kepada wartawan bahwa “hanya 42% saja dari pesawat tempur F-16 yang ada di pangkalan militer Ellsworth di negara bagian South Dakota yang mampu take off ketika ada permintaan pertama, penyebab utamanya adalah kurangnya suku cadang.
Jost menambahkan bahwa hanya 9 dari 20 pesawat pembom strategis model B-1 yang ditempatkan di pangkalan yang sama yang mampu take off. Dalam hal ini ia mengatakan: “Tidak hanya karyawannya yang payah, tetapi juga pesawat yang kami miliki.”
Jost mengatakan bahwa kurangnya validitas peralatan militer karena kurangnya pendanaan, lebih lagi menurunnya semangat para tentara AS, di mana banyak dari mereka yang malas menjalankan tugas militer.
AS telah menjadi negara yang payah, sehingga banyaknya peralatan militer AS yang telah kadaluarsa menjadi bukti nyata atas hal ini, namun itu terjadi karena kurangnya pendanaan, dan kurangnya kepercayaan tentara AS dengan tujuan militernya. Perlu diketahui bahwa sudah sejak lama AS tidak mengembangkan senjata nuklir apapun, AS hanya mempertahankan apa yang ada. Jika semua peralatan militernya sudah kadaluarsa dan membutuhkan pembaharuan, sementara untuk pembaharuan mengharuskan tersedianya banyak dana, juga mengharuskan adanya kepercayaan dengan tujuan mulia dari peralatan militer dan pertempuran. Di Amerika dana berlimpah, itu dulu, tetapi hari ini, setelah krisis moneter kapitalis, maka dana pun menjadi langka. Semua ini adalah tanda-tanda dari piramida kekuatan besar yang tengah membutuhkan perubahan baru, bersamaan dengan penantian kaum Muslim untuk berdirinya negara Khilafah ‘ala minhājin nubuwah (kantor berita HT, 18/5/2016).