HTI-Press. Pada tanggal 2 Maret 2009, pada pertemuan puncak darurat Uni Eropa gagal membuat kesepakatan atas krisis ekonomi yang sedang terjadi. Malahan pertemuan puncak itu berubah menjadi ajang pertengkaran antara Eropa lama dan Eropa baru.
Selama beberapa waktu pada saat ini, negara-negara miskin di Eropa merasa bahwa Perancis, Inggris, Jerman dan Italia lebih peduli kepada ekonomi mereka sendiri dengan mengorbankan negara-negara anggota Uni Eropa yang lebih miskin.
Ferenc Gyurcsány, pemimpin Hongaria, secara terbuka mengangkat isu keruntuhan Eropa Timur dan penciptaan suatu aliansi Tirai Besi yang baru (A new Iron Curtain). “Negara-negara Eropa Tengah sedang membiayai kembali kebutuhan tahun 2009 yang dapat mencapai total € 300 milyar, 30 persen dari PDB wilayah itu,” katanya dalam sebuah makalah yang berisi permintaan dana dari awalnya sebesar € 160 miliar menjadi € 190 miliar, suatu hal yang akan diatur oleh anggota Uni Eropa yang lebih kaya.
Dia juga memperingatkan konsekuensi hebat atas tidak adanya langkah-langkah seperti itu. Dia berkata, “Signifikansi krisis di Eropa Timur akan memicu ketegangan politik dan tekanan imigrasi. Dengan penduduk Eropa Timur dan Eropa Tengah yang 350 juta, dimana 100 juta diantaranya ada di Uni Eropa, kenaikan 10 persen pengangguran akan mengakibatkan sedikitnya lima juta orang menganggur di dalam Uni Eropa.” (ra/kcom)