Surat kabar al-Diyār melaporkan di situsnya pada Selasa (7/6) bahwa operasi militer yang dilancarkan oleh pasukan Suriah dan kekuatan demokrasi Suriah, di wilayah utara Suriah mendapat dukungan udara secara luas dari berbagai pesawat tempur Rusia, atau kekuatan dari koalisi internasional. Serangan itu terjadi bersamaan koordinasi internasional antara Rusia dan Amerika Serikat.
Sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Suriah mengatakan bahwa “tidak mungkin bagi kedua pihak untuk memulai serangan udara dalam dua pertempuran di Ar-Raqqah tanpa koordinasi di antara keduanya.”
Dia menjelaskan bahwa “sejumlah serangan besar yang dikontrol oleh ruang operasi militer bersama Suriah Irak ada sejak bulan lalu di Baghdad, yang didukung oleh Rusia dan Amerika Serikat.”
Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) segera membantah informasi ini. Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan: “Tidak ada koordinasi langsung terkait kegiatan militer di wilayah Suriah antara Moskow dan Washington.”
**** **** ****
Dengan ini menjadi jelas bahwa Amerika yang mengatur konflik di Suriah, dan yang mengontrol baik langsung maupun tidak. Sementara pasukan rezim, pasukan koalisi, pasukan Rusia, Angkatan Udara Rusia, sejumlah organisasi yang disebut teroris, dan sejumlah organisasi yang disebut pro-aliansi, semuanya itu hanyalah pion pada papan catur. Sedangkan penggerak utamanya adalah Amerika dan negara-negara Eropa, di mana tujuan di balik konflik ini adalah menghancurkan Suriah dan membiatkannya tetap terpecah belah, sehingga ini menjadi contoh bagi setiap negeri yang berpikir untuk merdeka, juga untuk membenarkan rezim-rezim antek bertindak represif terhadap rakyatnya sendiri, membunuh, menangkap dan mengadilinya. Amerika dan pihak-pihak di belakangnya, Barat dan Rusia telah membolehkan organisasi dari berbagai warna untuk membantai manusia, pohon-pohon dan batu-batu, untuk mencegah pembebasan kawasan manapun di dunia Islam dari penindasan kolonialisme. Ya, inilah Amerika, di mana beberapa pihak mengharapkan pembebasan darinya, seolah-olah apa yang terjadi saat ini di negeri-negeri Muslim luput dari penglihatannya, tidak lagi melihat sejarah Amerika khususnya dan Barat umumnya yang terkenal dengan aksi-aksi terorismenya, penghancuran, pembunuhan, pengusiran rakyat, penjahan negeri, danperbudakan umat manusia.
Itulah akibat buruk sekularisme yang kami rasakan karena lebih mendahulukan sekularisme daripada sistem Islam yang agung. Mereka kaum sekuler dengan citra yang lebih cerah dan terang merupakan vampir pembantai yang tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap orang-orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka bisa berpaling dari laknat-Nya. [Ahmad Abu Qudum]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 10/6/2016.