Firman Allah SWT:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Al Baqarah 183).
Sesungguhnya Puasa yang Hakiki adalah Puasa yang seluruh anggota badan dan panca inderanya menahan (puasa) atas segala yang diharamkan Allah ‘Azza Wa jalla.
Hatinya puasa (menahan) dari sifat buruk seperti sombong, dengki, membenci, dan suka pendendam.
Lisannya puasa (menahan) dari berdusta, bersaksi dan bersumpah palsu, ghibah, namimah (membawa dan menyebar berita palsu), menghina orang lain, bersumpah serapah, suka melaknat, menjelek-jelekkan, mengolok-olok, dan merendahkan orang lain.
Matanya puasa (menahan) dari memandang segala hal yang diharamkan Allah.
Telinganya puasa (menahan) dari memata-matai manusia dan mendengarkan hal-hal yang bathil dan tidak berguna.
Tangannya puasa (menahan) dari bertindak risywah (korupsi), membuat keburukan –non fisik– kepada manusia dan melakukan penyerangan atas mereka.
Kakinya berpuasa (menahan) atas berjalan ke tempat-tempat yang diharamkan Allah, tempat yang fasik dan tempat maksiat lainnya.
Batinnya pun berpuasa (menahan) atas makanan yang haram dan segala yang lainnya yang bisa membatalkan puasanya di hari saat ia berpuasa di bulan Ramadhan ini.[]