Wapres (Katanya) Dukung Penegakan Syariat Islam

Penegakan syariat Islam seperti yang didengungkan oleh para aktivis Islam sepertinya mendapat sambutan positif dari pemerintah. Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, semua Muslim diberikan kebebasan untuk beribadah, sampai menjalankan usaha ekonomi sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga terlihat bahwa syariat Islam sudah mulai dilaksanakan di negeri ini.

“Pelaksaannya bahkan sudah didukung dengan UU yang ada, antara lain Haji dan zakat ada sudah ada UU-nya, “ungkapnya dalam sambutan pembukaan Silaturahim Ulama se-Nusantara, di Jakarta, Jum’at(24/8).

Lebih lanjut Kalla mengatakan, usaha pelaksanaan syariah saat ini tidak hanya dilakukan oleh partai yang berlandaskan Islam, partai berasaskan Pancasila berupaya memoles diri dengan lembaga keIslaman seperti Golkar dan PDIP yang mempunyai Baitul Muslimin.

“Jadi negeri ini apa kurangnya, semua partai sudah memiliki ulama-ulama, “ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.

Ia pun mengingatkan, agar para ulama menjaga partai-partai agar tetap berjalan di rel agama, dan sebaliknya, partai menjaga ulama dengan memberi ruang agar dakwah tetap berjalan.

Menyangkut keberadaan perda-perda seperti tentang larangan minuman keras, Wapres menegaskan, muncul bukan hanya karena pengaruh syariat Islam, namun juga ajaran moral, di mana larangan peredaran minuman beralkohol juga pernah diterapkan Amerika Serikat pada 1920-an, dan hukuman cambuk yang dikenal dalam Islam pun diberlakukan di Singapura yang sekular.

Selanjutnya, Silaturahim Ulama se-Nusantara akan digelar di Wisma DPR, Kopo, Puncak, Jawa Barat, hingga Ahad (26/8). Milad ke-9 Partai Bulan Bintang (PBB) ini diikuti oleh 183 ulama dari berbagai ormas Islam, antara lain Nahdlatul Ulama, Muhammadyah, Persis, Al-Wasliyah, Al-Irsyad, At Tahiriyah, Hizbut Tahrir, dan organisasi muslimat. Para ulama akan berdiskusi membahas penegakan syariat Islam di Indonesia.

Sayangnya, Jusuf Kalla sama sekali tidak menyinggung tentang koruptor dan korupsi yang juga marak di parpol-parpol–yang katanya banyak ulamanya. Jusuf kalla juga tidak mehinggung tentang masih saja aktivis Islam dicitrakan sebagai teroris. Apakah dengan ini berarti dia menginginkan penegakan syariat Islam dalam hal sholat dan zakat saja, tanpa jihad. Jika benar, maka Snouck Hurgronye pun puluhan tahun lalu sudah mengatakan hal yang sama. (rz/Novel)

Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/nas

4 comments

  1. Semoga Ummat Islam segera sadar akan semua kewajibannya, termasuk menegakkan syari’at Islam dan khilafah tanpa merasa malu dan takut…!
    Bagi yang akan mengikuti JAJAK PENDAPAT tentang khilafah, selain di situs ini,ikuti juga di http://www.gusmus.net

  2. yah… melihat statemen JK yg baru sebegitu, masih jauh panggang dari api.nggak asik deh.

  3. semoga Allah membuka hati pak wapres, agar tetap berbicara dan memperjuangkan syariah sesungguhnya dimanapun dia berbicara.

  4. Muh. Hariyadi. M

    Tentu q mendukung, alsannya yang paling riil adalah di negara indonisia yang masih ada indikator yang mengatakan bahwa Indonisia belum merdeka. contohnya penjajahan non fisik masih mendarah daging di negara indonisia, mengapa ini terjadi apakah dari sistemnya atau dari pemerintahnya? nah dari ini butuh nya penegakan syariat Islam sebagaimana yang menjadi sejarah dizaman Rasulullah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*