Kajian Maulid Nabi 1430 H di Surabaya “Maulid: Kelahiran Muhammad SAW dan Kepemimpinan Umat”

HTI-Press. Pada hari Senin, 9 Maret 2009, HTI Surabaya menggelar Kajian Maulid 1430 H berbentuk Talk Show di Masjid Nurul Islam Kalijudan Mulyorejo Surabaya. Talks show yang mengangkat tema “Maulid: Kelahiran Muhammad SAW dan Kepemimpinan Umat” ini menghadirkan tiga pembicara.

Ust. Yuzuar Datuk M (anggota DPRD Kota Surabaya) dalam kesempatan pertama menyatakan bahwa secara pribadi setuju dengan syariat Islam tetapi masih diperlukan sosialisasi ajaran-ajaran Islam kepada umat.

Sedangkan Ust. Saiduddin (Lajnah Tsaqofiyah DPD HTI kota Surabaya) dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa agar terwujud kepemimpinan yang baik maka diperlukan: 1). Sistem yang baik, yaitu sistem yang bersumber dari yang Maha Baik yaitu Allah SWT dan telah dicontohkan Rasul-Nya yaitu Khilafah Islamiyyah. 2). Pemimpin yang baik, yaitu pemimpin yang adil dan memiliki komitmen serta kesungguhan untuk menerapkan Syariah Islam secara kaffah.

Seruan penerapan Syariat Islam juga diserukan oleh Ust. Ahmad Mujahid (PC Muhammadiyah Mulyorejo Surabaya) sebagai pembicara ketiga menyampaikan tentang kompleksnya permasalahan umat saat ini. Penyakit sosial seperti freesex, aborsi, porstitusi, angka kriminal yang terus meningkat, dan lain-lain adalah akibat salah pilih. Negara kita telah salah dalam memilih untuk mengadopsi sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, yakni sistem sekuler. Oleh karena itu, menurut beliau diperlukan upaya yang kontinyu untuk memahamkan umat dan semua institusi yang ada tentang Islam. Semua elemen seperti kepolisian, ormas, parpol, karang taruna dan lain-lain harus mempunyai pemahaman yang satu tentang wajibnya menerapkan Islam secara totalitas.

Yang menarik dalam sesi tanya jawab peserta bertanya, kenapa HTI tidak membentuk partai politik, dan tidak ikut masuk dalam parlemen? Ust. Saiduddin dari HTI menjelaskan bahwa Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik Islam. Bahkan bukan hanya level Indonesia, tetapi sudah menjadi partai politik Islam internasional yang berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam secara kaffah dengan tegaknya Khilafah Islamiyyah di seluruh dunia. HTI tidak masuk dalam parlemen karena sistem yang ada saat ini tidak memberikan peluang bagi penerapan Islam secara kaffah. (Humas HTI Surabaya Metro).