Ba’asyir: Jika Tidak Tegas, Tidak Usah Jadi Partai Islam

Eramuslim.com. Amir Majelis Mujahidin Indonesia Ustad Abu Bakar Baasyir meminta agar partai-partai Islam Indonesia yang ada di parlemen, dapat bersikap oposisi terhadap segala kebijakan yang tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Tidak boleh pakai sistem demokrasi, tetapi Allahkrasi, karena tidak ada musyawarah lagi untuk perintah Allah, kalau partai Islam gak tegas gak usah jadi partai Islam, ” tukasnya dalam Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan yang diselenggarakan Forum Umat Islam bersama Hizbut Tahrir, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Senin (27/8).

Menurutnya, perjuangan penegakan syariat Islam melalui partai politik dapat dilakukan asalkan partai politik tersebut paham dengan watak dan kewajiban dalam syariat Islam, yaitu Sami’naa Waato’naa.

Lebih lanjut Baasyir menegaskan, pelaksanaan musyawarah sesuai dengan ajaran Islam dapat saja dilakukan untuk hal-hal yang bersifat duniawi, yang belum ada ketetapannya dari Allah, namun itupun tidak bertentangan dengan Islam.

“Orang Islam kalau sudah persoalan syariat tidak boleh moderat, harga mati, ” cetusnya.

Ia menambahkan, hingga saat ini pemerintah masih terlihat anti dengan ajaran Islam, dan selalu berupaya menentangnya, padahal itu sudah jelas dalam Al-Quran.

Baasyir menyatakan, selama 62 tahun merdeka, bangsa Indonesia telah dijejali oleh ajaran sesat tentang nasionalisme, sehingga ketika syariat Islam dikenalkan dianggap satu hal yang aneh.

Sementara itu, Juru Bicara HTI M. Ismail Yusanto menegaskan, sebagai salah satu ormas yang konsen dengan dakwah dalam penegakan syariat Islam dan khilafah, HTI berupaya memberikan penyadaran kepada umat bahwa sistem khilafah atau kepemimpinan Islam lah yang secara ideal dapat mengatur kehidupan masyarakat.

Ia menganggap, indikator peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya penegakan syariat Islam itu terlihat dengan animo umat Islam mengikuti konferensi khilafah internasional yang dihadiri oleh 100 ribu orang, yang digelar 12 Agustus lalu.

“Dakwah di Indonesia mudah untuk membangkitkan tauhid, ini negara muslim sekuler, maka umat Islam harus membangun ukhuwah dan syriat Islam, di sinilah substansi khilafah, ” imbuhnya. (rz/novel)

Sumber: http://www.eramuslim.com

27/08/2007 14:38 WIB
Ba’asyir: Pemerintah RI Bodoh Tidak Terapkan Syariat Islam
Anwar Khumaini – detikcom

Jakarta – Kecaman kembali datang dari Amir Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba’asyir. Pemerintah Indonesia disebut bodoh karena tidak menerapkan syariat Islam.

“Entah menyadari atau tidak, pemerintah kita masih bodoh dan belum mengerti tentang Islam. Pemerintah masih anti terhadap Islam,” cetus Ba’asyir saat memberi ceramah dalam acara Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Hotel Sahid Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (27/8/2007).

Menurut pemimpin Ponpes Ngruki, Solo itu, selama Indonesia belum menerapkan syariat Islam, negara ini akan selalu diongrong oleh kepentingan-kepentingan asing. “Selama di Idonesia tidak diterapkan hukum Alquran, Indonesia akan terus diobok-obok,” tegas Ba’asyir berapi-api.

Ditambahkan dia, selama 62 tahun merdeka, rakyat Indonesia telah dijejali ajaran-ajaran sesat tentang nasionalisme. Sehingga, ketika syariat Islam dikenalkan dianggap satu hal yang aneh.

Sementara juru bicara HTI Ismail Yusanto mengaku optimistis pada tahun 2014 nanti Indonesia akan menerapkan sistem khilafah.

“Tahun 2007 kita bikin konferensi khilafah yang dihadiri 100 ribu orang. Tahun 2014 mungkin yang hadir 20 kali lipatnya yakni 20 juta orang. Dan saat itu tidak perlu lagi ada konferensi khilafah, karena khilafah telah berdiri,” tandas Ismail. (bal/sss)

Sumber: http://www.detiknews.com