HTI Press, Jakarta. Tidak seperti akhir pekan biasanya, Kantor Wali Kota Jakarta Timur pada Ahad pagi (31/07) tampak dipadati oleh para ulama dan tokoh umat. Ratusan kaum muslimin terlihat memadati kantor pusat pemerintahan di Jakarta Timur tersebut untuk mengikuti Halal Bihalal Liqo Syawal 1437 H. Acara tersebut diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jakarta dengan mengusung tema “Bersama Ulama & Tokoh Ummat Tegakkan Syariah & Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’Alamin”.
Sambutan hangat disampaikan oleh Ikhsan Salam selaku Ketua HTI DPD 2 Jakarta kepada para hadirin. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan bahwa umat Islam itu saudara dan acara ini adalah wasilah untuk memperkuat tali silaturahmi/ukhuwah islamiyah. “Umat Islam adalah umat yang satu maka seharusnya umat Islam hidup dalam aturan hidup yang satu yakni syariah Islam dan dalam naungan institusi yang satu yaitu Khilafah Islamiyah”, tambah beliau.
Selanjutnya Wahyudi Al-Maroki mewakili HTI DPD Jakarta Raya menjelaskan bahwa secara faktual sebenarnya Indonesia masih terjajah. Beliau mengingatkan bahwa walau penjajah sudah angkat kaki sejak lama tetapi sistem negara yang ditinggalkannya masih bercokol dan lestari di negeri mayoritas muslim ini. Hal inilah permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam saat ini. “Persoalan utama yang dihadapi oleh umat Islam adalah tidak diterapkannya sistem Islam secara total”, terang beliau. Aturan Islam membebaskan manusia dari segala macam bentuk penjajahan dan juga menjamin keselamatan hidup manusia secara umum dan umat Islam secara khusus.
Pemaparan akhir disampaikan oleh Jubir HTI Ismail Yusanto. Beliau menerangkan tentang ciri-ciri orang yg bertaqwa, yang salah satunya adalah kesediaan dan kesetiaan untuk mengamalkan semua aturan Allah. “Maka untuk menjadi orang yang bertaqwa, kita harus menyandarkan setiap langkah kita kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, baik dalam aspek individu, kelompok maupun negara”, jelas beliau. Oleh karena itu untuk mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin maka aturan Islam harus diterapkan secara utuh dan menyeluruh.
Di punghujung acara, dengan khusyu’ Ustadz Asrori Muzakki memanjatkan doa dan acara berakhir setengah jam sebelum adzan dzuhur berkumandang. [] MI Jakarta/Reza