Pemimpin Partai Ekstrimis di Belanda Larang Semua Imigran Muslim Memasuki Uni Eropa

Geert WildersPemimpin Partai Kebebasan Belanda (PVV), Geert Wilders membuat pernyataan yang menyusul serangan baru-baru ini di Jerman, di mana seorang pengungsi Suriah meledakkan dirinya di kota Ansbach atas nama organisasi negara (ISIS), akibatnya 15 orang terluka. Wilders menuduh Perdana Menteri dan Kanselir Jerman Jerman membuka pintu bagi para teroris dengan tidak menekan para imigrasi di perbatasan Uni Eropa. Untuk itu, bulan lalu, Wilders mendesak Muslim untuk meninggalkan Islam, dan meminta mereka untuk mengadopsi kebebasan. Wilders menulis bahwa “Islam adalah pemikiran otoriter sedang kaum Muslim adalah korbannya, bayangkan saja bahwa Anda adalah gay dalam sebuah keluarga Muslim, bayangkan saja bahwa Anda adalah seorang gadis Muslimah yang ingin menikah dengan seorang non-Muslim, bayangkan bahwa Anda adalah seorang Muslim dan Anda ingin beralih ke agama Kristen atau agama lain, atau ingin menjadi seorang ateis, sungguh itu adalah kepentingan peradaban barat, bahkan juga kepentingan umat Islam sendiri adalah harus mendorong umat Islam agar meninggalkan Islam dan menjadi Kristen, atheis atau lainnya yang serupa dengan itu. Sehingga akan menjadi lebih baik jika umat Islam membebaskan diri dari Islam dan dari belenggu Muhammad.”

Politisi yang akan maju dalam pemilihan nasional di Belanda tahun depan ini mendukung Donald Trump, seorang kandidat presiden Amerika dari ekstrimis sayap kanan, sebab menurutnya Trump “tengah membela kepentingan rakyatnya”, seperti yang dilaporkan dalam The Times.

Sesungguhnya eskalasi ekstrimis sayap kanan di Eropa sejalan dengan ide-ide yang sanat kental permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslim, dan pandangan-pandangan ini semakin didukung oleh masyarakat Eropa. Sehingga larangan kaum Muslim memasuki benteng Eropa dan hidup di dalamnya akan menjadi lebih mungkin dari hari ke hari (kantor berita HT, 1/8/2016).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*