HTI-Press. Jakarta. Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan Halaqoh Islam dan Peradaban (HIP) ke – 65, di Aula DHN Gd Joang Cikini Jakarta pada Rabu (10/8). Isu seksi menjelang pilkada diangkat, yaitu “Tolak Ahok, Tolak Pemimpin Kafir ?” .
Hadir sejumlah tokoh, jurnalis, aktivis dan ulama dalam kegiatan yang diadakan rutin oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Pembicara yang hadir Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI) dan Mayjen TNI (Purn.) Prijanto yang pernah menjabat wakil Gubernur Jakarta Periode 2007-2012, dan ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S.Labib.
Rokhmat S. Labib dari DPP HTI menegaskan pentingnya umat mengkaitkan urusan politik termasuk kepemimpinan politik dengan Islam.
“Seharusnya segala sesuatu harus dikembalikan kepada Islam. Bukan sekedar asas manfaat. Maka ketika mendidik ummat harusnya menyerukan kepada Islam. Dan di sinilah pentingnya menyerukan kepada ummat tentang keharaman memilih pemimpin kafir, ” tegas nya.
Sementara itu , menurut Sekjen MIUMI (Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia), Ustadz Bachtiar Nasir dalil menolak pemimpin kafir jelas.
“Dalil tegas menolak pemimpin kafir berasal dari Al-Quran,” paparnya.
Bachtiar Nasir menegaskan Ahok juga tidak mengerti syiar-syiar islam. Salah satunya tentang penyembelihan hewan qurban. Tentang takbiran, tambahnya, sepertinya Ahok menilai sama dengan Jakarta Festival Night.
Pembicara ketiga, Mayjen TNI (purn) Prijanto menjelaskan Ahok tidak layak untuk dipilih, karena tidak ada satu pun nilai-nilai aspek beradab yang dimiliki incumbent. Mantan wakil gubernur Jakarta ini menilai bahwa incumbent tidak jujur.
“Salah satunya bukti tentang Podomoro. Bahkan tentang Sumber Waras itu jelas. Dalam pembelian Sumber Waras itu, Sertifikat tidak menunjukkan lokasi dekat dengan kyai tapa. Tapi justru dekat dengan Tomang Utara. Sehingga harga tanah seharusnya tujuh juta rupiah, bukan seharga 20 juta rupiah,” ungkapnya. (RAP)